Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MENYIAPKAN TATA KELOLA PEMILU SERENTAK 2019 Sri Nuryanti
Jurnal Penelitian Politik Vol 12, No 1 (2015): Demokrasi, PEMILU Serentak, dan Pelembagaan Partai Politik
Publisher : Pusat Riset Politik BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jpp.v12i1.522

Abstract

Keputusan Mahkamah Konstitusi pada tanggal 23 Januari 2014 telah mengakibatkan perubahan polapenyelenggaraan pemilu menjadi Pemilu Serentak yang akan diselenggarakan mulai tahun 2019. Meskipundemikian, keputusan tersebut sebenarnya agak janggal karena hanya mengumumkan penyelenggaraan pemilusecara serentak, tetapi tidak mempertimbangkan penerapan coattail effect (efek ekor jas) untuk tujuan mendasaryaitu memperkuat sistem presidensial di Indonesia. Tulisan ini akan mempelajari tata kelola Pemilu Serentak yangharus dipertimbangkan sebelum pelaksanaan keputusan khusus Mahkamah Konstitusi di tahun 2014 tersebut.Kata Kunci: Pemilu Serentak, tata kelola kepemiluan.
EVALUASI FORMAT PEMILUKADA MENUJU TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN EFEKTIF DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA Sri Nuryanti
Jurnal Penelitian Politik Vol 10, No 1 (2013): Partai Politik dalam Timbangan
Publisher : Pusat Penelitian Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jpp.v10i1.220

Abstract

emilukada langsung di tingkat Kabupaten/Kota tetap dipertahankan keberlangsungannya dengan beberapacatatan: adanya keperluan untuk mempertimbangkan keberagaman dinamika lokal, kebutuhan untuk melihat beberapaperbaikan dalam hal pengelolaan kepemiluan, penyelenggara pemilu, dan penerapan keputusan pengadilan. Meskipun belum ditemui adanya hubungan langsung antara pemilukada langsung dan kualitas kepemimpinan pemimpindaerah terpilih, pemilukada langsung diasumsikan memberikan bobot yang lebih baik atas pelaksanaan demokrasi.Kata kunci: format Pemilukada, pemerintahan efektif, kabupaten/kota
Dinamika Agribisnis Tembakau Dunia dan Implikasinya bagi Indonesia Muchjidin Rachmat; Sri Nuryanti
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v27n2.2009.73-91

Abstract

EnglishTobacco is one of the world’s important commodities in trading. The main products of tobacco are tobacco leaf and cigarette. Since 2000’s world agribusiness of tobacco tended to decrease after experiencing a high growth in few decades. This was indicated by the decreasing growth of harvested area, production and consumption of tobacco leaves and cigarettes. This situation was primarily affected by the increasing public pressure against tobacco, mainly in developed countries, due to health and environmental aspects. Developed countries responded the dynamics by the application of a policy to restrict tobacco in their land and move the production to developing countries. Production of tobacco decreased faster than its consumption causing larger gaps between supply and demand of tobacco leaf. On the other hand, the market of tobacco supply and demand grow along with the growth of population triggering the increase of tobacco leaf world price. The potential market would be available in developing countries such as Indonesia, in short and intermediate terms. Indonesia is a potential market for cigarette. This fact is in line with the number of population and its smoking culture. Large cigarette companies and multi national corporations take huge advantages from such promising market in Indonesia. The existence of both could raise investment instead of disadvantaged public and government of Indonesia by causing unexpected negative impacts and social costs. Indonesia should redirect industrial products of tobacco from domestic to export markets. The export potential could be empowered by: (a) strengthening priority on the existing marketable products (b) prioritize the competitiveness of  the Na Oogst (cigars), and (c) shift production of cigarettes from the unfiltered and filtered to the light and ultra light cigarettes and promote the export markets. In a long term, it is necessary to anticipate the decrease of tobacco/cigarettes’ demand by introducing alternative high value crops to substitute tobacco. The substitution effort must be supported by all stakeholders at whom the decision makers could guarantee the substitute crops market and price.IndonesianTembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan yang penting di dunia. Produk utamanya adalah daun tembakau dan rokok. Sejak tahun 2000-an agribisnis tembakau di dunia cenderung menurun setelah mengalami pertumbuhan yang tinggi dalam beberapa dekade. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan menurun dari luas panen, produksi serta konsumsi tembakau dan rokok. Keadaan ini dipengaruhi oleh peningkatan tekanan kelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan dan lingkungan terutama di negara-negara maju. Negara-negara maju menanggapi dinamika tersebut dengan kebijakan pembatasan tembakau yang mengakibatkan  pergeseran produksi ke negara-negara berkembang. Sementara itu, produksi tembakau menurun lebih cepat daripada tingkat konsumsinya sehingga menimbulkan kesenjangan antara penawaran dan permintaan daun tembakau. Di lain pihak, penawaran dan permintaan pasar tembakau tumbuh sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan menyebabkan harga daun tembakau di dunia meningkat. Potensi pasar ini merupakan peluang bagi negara berkembang seperti Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka menengah. Seiring dengan jumlah penduduk dan budaya merokok yang semakin meluas, Indonesia menjadi pasar rokok yang potensial di dunia. Perusahaan rokok besar dan muti-national corporations (MNCs) memanfaatkan peluang pasar yang menjanjikan di Indonesia. Keberadaan perusahaan besar dan MNCs selain meningkatkan investasi juga merugikan masyarakat dan pemerintah Indonesia dengan dampak negatif yang ditimbulkan serta biaya sosial yang tinggi. Oleh karena itu, Indonesia harus memprioritaskan produk industri tembakau untuk pasar ekspor. Potensi ekspor dapat ditingkatkan dengan (a) memperkuat produk yang telah mempunyai pasar yang baik, (b)  memprioritaskan tembakau bahan baku cerutu (Na Oogst) yang lebih berdaya saing, dan (c) mengalihkan produksi rokok dari rokok kretek ke rokok putih yang berorientasi ekspor. Dalam jangka panjang, perlu diantisipasi penurunan permintaan tembakau/rokok dengan memperkenalkan tanaman alternatif untuk mensubstitusi tembakau yang berdampak positif bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Pelaksanaan kegiatan substitusi tanaman ini harus didukung oleh semua pihak yang berkepentingan dengan ketersediaan jaminan pasarnya.
Peran Kelompok Tani dalam Penerapan Teknologi Pertanian Sri Nuryanti; Dewa Ketut Sadra Swastika
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v29n2.2011.115-128

Abstract

EnglishThis paper describes roles of farmers’ groups in agricultural technology application. A farmers’ group is defined as a group of farmers informally consolidate themselves based on their common goals in farming activities. Initial spirit of establishing a farmers’ group is to strengthen farmers’ bargaining position, especially in terms of collective purchasing of farm inputs and selling their agricultural products efficiently. Indonesia has a long experience in formation of farmers’ groups since Mass Intensification (BIMAS) and Special Intensification (INSUS) were launched in 1970s-1980s. Currently, most of farmers groups in Indonesia are not formed by farmers themselves, but they are mostly formed as a response to the government program that requires farmers to become members of a farmers’ group. Most of government support for farmers, such as distribution of subsidized fertilizer, agricultural extension, subsidized farm credits and other programs are distributed to farmers’ group or farmers’ groups association. Introduction and promotion of a new technology is also delivered through farmers’ groups. Thus, the roles of a farmers’ group are not only as the means of distributing government assistance and extension services, but also as the agent for new technology adoption.  IndonesianMakalah ini merupakan tinjauan (review) dari berbagai literatur dan hasil penelitian terdahulu, ditujukan untuk mendeskripsikan peran kelompok tani dalam penerapan teknologi pertanian. Kelompok tani didefinisikan sebagai sekelompok petani yang secara informal mengkonsolidasi diri berdasarkan kepentingan bersama dalam berusahatani. Semangat awal pembentukan kelompok tani adalah untuk memperkuat posisi tawar, terutama dalam pengadaan sarana produksi dan pemasaran hasil secara kolektif. Indonesia mempunyai pengalaman panjang pembentukan kelompok tani, sejak diluncurkannya program BIMAS, INSUS dan Supra Insus di era 1970-an dan 1980-an. Saat ini kebanyakan kelompok tani di Indonesia tidak lagi dibentuk atas inisiatif petani dalam memperkuat diri, melainkan kebanyakan merupakan respon dari program-program pemerintah yang mengharuskan petani berkelompok. Umumnya program-program bantuan pemerintah seperti: penyaluran pupuk bersudsidi, penyuluhan teknologi pertanian, kredit usahatani bersubsidi, dan program-program lain disalurkan melalui kelompok tani atau gabungan kelompok tani (Gapoktan). Petani yang ingin mendapat teknologi baru dan berbagai program bantuan pemerintah harus menjadi anggota kelompok atau anggota Gapoktan. Dengan demikian, peran kelompok tani tidak hanya sebagai media untuk menyalurkan bantuan-bantuan pemerintah, tetapi juga sebagai agen penerapan teknologi baru.
Intervensi Penyelenggaraan Pemilukada: Regulasi, Sumberdaya dan Eksekusi Sri Nuryanti
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 19, No 2 (2015): NOVEMBER
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2398.888 KB) | DOI: 10.22146/jsp.10849

Abstract

Keputusan untuk menyelenggarakan pilkada serentak yang diadakan pada tanggal 9 Desember2015 merupakan bagian dari diskursus besar untuk memperbaharui sistem pemilu sehingga sistem itu paling sesuai dengan Indonesia dan khususnya mampu menjawab berbagai isu khususnya terkait dengan efisiensi dari segi pembiayaan pilkada dan efektifi tas penyelenggaraan pilkada. Diskursus pilkada yang muncul di akhir 2014 penting untuk melihat bagaimana diskursus itu telah didiskusikan menyeluruh khususnya berdasarkan fakta bahwa ada banyak pemimpin lokal yang mempunyai kualitas rendah yang dihasilkan oleh pilkada yang diselenggarakan secara langsung. Kajian ini akan mengupas intervensi penyelenggaraan pilkada langsung, dengan memperhatikan kemampuan sumberdaya daerah, kemampuan keuangan dan pelaksanaan pilkada di lapangan. Tulisan ini mengisyaratkan perlunya intervensi baik regulatif maupun teknis agar pilkada yang diselenggarakan di daerah dengan beragam kondisi tersebut dapat menghasilkan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang lebih berkualitas.
PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE BANGKA RUPIAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH DAN OPERASI PEMBAGIAN BILANGAN PADA ANAK TUNANETRA DI SKH SAMANTHA Mila Vindiyani; Tita Sundari; Retsa Agustina; Sri Nuryanti; Sistriadini Alamsyah Sidik
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.99 KB) | DOI: 10.30870/unik.v4i1.5587

Abstract

Penggunaan media puzzle bangka rupiah di jadikan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah dan operasi pembagian bilangan untuk anak tunanetra. Dalam penelitian ini, media telah di setting dengan disediakannya tulisan awas maupun tulisan braille untuk mempermudah anak tunanetra low vision maupun totally bland ketika menggunakan media ini dalam pelaksanaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah dan operasi pembagian bilangan bagi anak tunanetra di SKh Samantha. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara. Target behavior dalam penelitian ini yaitu 1) menunjukkan huruf hijaiyah secara acak 2) menyebutkan huruf hijaiyah yang ditunjukkan 3) mengoperasikan konsep pembagian bilangan. Data yang diperoleh melalui asesmen dan ditampilkan melalui deskripsi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa media puzzle bangka rupiah dapat meningkatkan kemampuan menganl huruf hijaiyah dan memahami serta mengoperasikan pembagian bilangan pada anak tunanetra low vision di SKh Samantha. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji coba pertama yaitu anak dapat memahami konsep pembagian serta pada uji coba kedua anak bisa menunjukkan dan menyebutkan huruf hijaiyah secara acak.
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DEFO MEDROXY PROGESTERON ACETATE (DMPA) DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DI BPS TUTIK PRASETYO JOYO GRAND MALANG Sri Nuryanti; Rita Yulifah; Susmini Susmini
Nursing News : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.052 KB) | DOI: 10.33366/nn.v2i1.141

Abstract

Keluarga berencana merupakan salah satu upaya untuk merencanakan jumlah kelahiran dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi. Defo Medroxyprogesteron Acetae (DMPA) adalah kontrasepsi hormonal yang hanya berisi progestin dalam bentuk michrocristal. KB suntik DMPA-ini-bisa meningkakan berat badan karena DMPA meransang pusat pengendalian nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan akseftorm akan lebih dari biasanya. Tujuan studi ini untuk menganalisis hubungan lama pemakaian KB 3 bulan (DMPA) dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di BPS wilayah Joyo Grand Malang. Studi ini menggunakan penelitian deskriptif desain korelasi dengan metode penampang. Total penduduk 30 orang, menggunakan teknik sampel sebanyak 30 orang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan skala guttman, data analisis menggunakan uji spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 14 orang (40%) menggunakan KB suntik 3 bulan, sebagian terkecil responden sebanyak 9 orang (25,7%) menggunakan KB suntik lain, dan sebagian besar responden sebanyak 20 orang (57,1%) termasuk kategori normal, sebagian kecil responden sebanyak 1 orang (2,9%) termasuk kategori obesitas. Kata Kunci : DMPA, Indeks Massa Tubuh, KB 3 bulan