Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Xylitol Production from Oil Palm Empty Fruit Bunches (OPEFB) Via Simultaneous Enzymatic Hydrolysis and Fermentation Process Efri Mardawati; Nadya Maharani; Dwi Wahyudha Wira; Budi Mandra Harahap; Tri Yuliana; Een Sukarminah
Journal of Industrial and Information Technology in Agriculture Vol 2, No 1 (2018): Agroindustry in Small Enterprises
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jiita.v2i1.25064

Abstract

Oil palm empty fruit bunches (OPEFB) are the waste of palm oil processing and lignocellulosic biomass that can be used as raw material for xylitol production. In this research, bioconversion of xylitol using the Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSF) process in one reactor with a short time and could save the cost. Pretreatment requires to degrade the lignin compound with thermal pretreatment. Hydrolysis of OPEFB performs enzymatically by commercial xylanase enzyme that is Cellic Htec2 and continued with fermentation by yeast Debaryomyces hansenii. The research used experimental and descriptive analysis that covers of variation of OPEFB substrate concentration (7.5%, 10%, 15%, 20%) on specific growth rate (µ), the yield of xylitol and substrate utilization. The results showed that an increase of OPEFB substrate concentration affected by the increase of specific growth rates  (μ) are 0.091/h, 0.094/h, 0.095/h and 0.126/h. It also affected to the decreasing of xylitol yield on 42 hours fermentation are 0.201 g/g; 0.189 g/g; 0.170 g/g; and 0.104 g/g.
Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Polar Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) serta Potensi Aplikasinya Pada Produk Daging dan Ikan Alnadia Yusriya Hibatullah; Tri Yuliana
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Vol 7, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jptp.v7i2.18354

Abstract

Bunga kecombrang diekstrasi dan difraksinasi untuk diperoleh fraksi polarnya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan konsentrasi terbaik dari fraksi polar bunga kecombrang untuk menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan S.aureus serta potensinya sebagai alternatif bahan pengawet alami pada produk daging dan ikan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan empat perlakuan konsentrasi (0%, 10%, 20% dan 30%) dan dilakukan secara triplo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi polar memberikan aktivitas antibakteri terbaik pada konsentrasi 30% terhadap bakteri S. aureus dan E.coli dengan diameter daya hambat masing - masing 18,50 dan 14,96 mm. Fraksi polar bunga kecombrang dengan konsentrasi 30% memiliki potensi untuk menjadi pengawet alami bagi produk daging dan ikan untuk memperpanjang umur simpan produk daging dan ikan serta menjaga kualitasnya.
KARAKTERISTIK FISIK, KANDUNGAN MINERAL DAN CEMARAN LOGAM TEPUNG KOMPOSIT (TEPUNG BONGGOL PISANG, UBI JALAR, DAN KECAMBAH KEDELAI HITAM) Dewi Anggi Priyani; Sumanti Debby Moody; Tri Yuliana
JURNAL TRITON Vol 10 No 2 (2019): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin meningkatnya tingkat konsumsi tepung terigu menjadikan pemerintah melakukan impor gandum sebagai bahan baku tepung terigu dikarenakan masih kurangnya tingkat penyediaan terigu. Hal ini dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Tepung komposit merupakan salah satu alternatif jalan keluar yang diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental yang dianalisis secara deskriptif terhadap karakteristik fisik, kandungan mineral, dan cemaran logam dari tepung bonggol pisang, tepung ubi jalar, tepung kecambah kedelai hitam, dan tepung komposit yang terdiri dari tiga perlakuan perbandingan tepung komposit (tepung bonggol pisang batu, tepung ubi jalar, dan tepung kedelai hitam) ini yaitu 54:29:17 (A), 46:37:17 (B), dan 37:46:17 (C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung komposit dan tepung penyusunnya memiliki karakteristik yang mendekati standar SNI tepung terigu dari segi karakteristik fisik dan cemaran logam. Kandungan mineral besi (Fe) berkisar antara 7,41 – 27,33 mg/kg dan seng (Zn) 2,95 – 40,54 mg/kg. Cemaran logam timbal (Pb) berkisar antara 0 – 0,42 mg/kg, merkuri (Hg) 0 mg/kg, kadmium (Cd) 0,05 – 0,13 mg/kg, dan cemaran arsen (As) berkisar antara 0 – 1,50 mg/kg.
PENGARUH JENIS PELARUT EKSTRAK DAUN PINUS TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN APLIKASINYA PADA SABUN PADAT Rifda Rihhadatu Aisy; Selly Harnesa Putri; Tri Yuliana
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 10 No. 1: January 2022
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2022.010.01.6

Abstract

Daun pinus berpotensi sebagai antibakteri alami. Aktivitas antibakteri dipengaruhi oleh variasi fitokimia yang dihasilkan setiap ekstrak dengan berbagai jenis pelarut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut ekstrak terhadap aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus. Daun pinus dimaserasi menggunakan pelarut air, etanol 96%, dan n-heksana. Uji antibakteri ekstrak dilakukan dengan metode difusi sumuran. Ekstrak beraktivitas antibakteri tertinggi diaplikasikan menjadi sabun padat dengan konsentrasi ekstrak 1 gram, 1.5 gram; dan 3 gram, selanjutnya dilakukan evaluasi karakteristik (organoleptik, pH, stabilitas busa), uji hedonik dan iritasi. Ekstrak air memiliki zona hambat tertinggi (19.39 mm) dibandingkan dengan ekstrak etanol (11.44 mm) dan ekstrak n-heksana (tidak ada). Formulasi sabun berbagai variasi konsentrasi ekstrak daun pinus sebagai bahan aktif beraktivitas antibakteri menghasilkan sabun padat yang berwarna kuning kehijauan hingga berwarna coklat tua, memiliki aroma khas sabun dengan pH berkisar 10-11, stabilitas busa sekitar 57.33 – 66%, tidak menimbulkan iritasi serta panelis lebih menyukai sabun padat dengan penambahan 1 gram ekstrak daun pinus.