Kisno Hadi
Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Kristen Palangka Raya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LEGITIMASI KEKUASAAN DAN HUBUNGAN PENGUASA-RAKYAT DALAM PEMIKIRAN POLITIK SUKU DAYAK MA’ANYAN Kisno Hadi
Jurnal Kawistara Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.003 KB) | DOI: 10.22146/kawistara.28082

Abstract

This article is a result of research on power legitimation and relation of rulers and people in political thought of Dayak Ma’anyan context. This Political thought was practiced by Nan Sarunai at the past centuries and inherited by some of people but the rest is disappeared. By the time of decentralization and the beginning of democration era at 1998, some of the concept was adopted like as on legitimating of power and relation between ruler and people in power. The implementation of the concept is seen in many ways e.g. in development of East Barito Regency which is believed as a continuation of Nan Sarunai Kingdom, the bestowal of past adat leader titles for regents or governors (dudus) and this ceremonial creating dependency relation between ruler and people which is people as the object. The aims of this research are to find out the thought and practice of power legitimation in the past and the implementation of power legitimation at present. Research use explanatory descriptive method and the data will analyze by interpretative descriptive. Research was held from April, 2014 to March, 2017 in community Dayak Ma’anyan in East Barito Regency, especially in Paju Epat District i.e  Balawa, Murutuwu, Siong, and Telang. These villages believed still pratice and preserve adat of  Nan Sarunai completely. Writer conduct deep interview with local adat leader i.e. Mantir, Damang, Pangulu Adat, and Pamakal. Use oral data likes Taliwakas (stories on leader), Hiyang Wadian (sacred song of priest which is sing in adat ritual), Sorosilah (histories of leader), and customary law of Dayak Ma’anyan. Data interpretation use Legitimacy Theory or religious legitimating of Franz Magnis Susesno and theory of relation between rulers – people from Soemarsaid Moertono.
Politik Etnik dan Kekeluargaan Sebagai Sumber Perilaku Politik Masyarakat Pedesaan di Barito Selatan Kisno Hadi
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.73956

Abstract

Tulisan ini mendeskripsi tentang perilaku politik yang berwujud sikap politik masyarakat pedesaan di pedalaman Kalimantan Tengah. Tulisan ini diangkat dari hasil penelitian saat Pemilu legislatif 2019 dan Pilkada Kalteng 2020. Penelitian menggunakan metode kualitatif interpretatif, dengan pengumpulan data lapangan melalui pengamatan langsung di mana penulis berada di lapangan saat pelaksanaan Pemilu 2019 dan PILKADA Gubernur Kalteng 2020, wawancara dengan Mantir Adat (tokoh adat), dan analisis data pustaka berupa buku, jurnal dan data KPU Barito Selatan. Penelitian ini mendeskripsi dua hal, Pertama, fenomena afiliasi politik masyarakat pedesaan di Kabupaten Barito Selatan sebagai pengaruh budaya politik masyarakat suku Dayak yang hidup dan berkembang dalam suasana masyarakat pedesaan-pedalaman; Kedua, fakta perilaku politik masyarakat pedesaan di Kabupaten Barito Selatan dalam politik elektoral Pemilu 2019 dan Pilkada 2020. Temuan penelitian ialah Pertama, tidak terjadi pergeseran afiliasi politik sejak tahun 1950an sampai saat ini, di mana afiliasi politik masyarakat pedesaan tidak beranjak dari afiliasi etnis; Kedua, afiliasi etnis diperankan sebagai penyeimbang kekuatan politik lain dari luar seperti dominasi etnis lain dan sebagai upaya perlindungan sosial mereka kepada kekayaan sumber daya alam di desa; dan Ketiga, sikap politik dipraktikkan dengan cara mereka sendiri yang khas, yakni personal approach (pengenalan personal),ethnicity (etnisitas dan kekeluargaan), dan opennes and honesty (keterbukaan dan kejujuran).
LEGITIMASI KEKUASAAN DAN HUBUNGAN PENGUASA-RAKYAT DALAM PEMIKIRAN POLITIK SUKU DAYAK MA’ANYAN Kisno Hadi
Jurnal Kawistara Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.28082

Abstract

This article is a result of research on power legitimation and relation of rulers and people in political thought of Dayak Ma’anyan context. This Political thought was practiced by Nan Sarunai at the past centuries and inherited by some of people but the rest is disappeared. By the time of decentralization and the beginning of democration era at 1998, some of the concept was adopted like as on legitimating of power and relation between ruler and people in power. The implementation of the concept is seen in many ways e.g. in development of East Barito Regency which is believed as a continuation of Nan Sarunai Kingdom, the bestowal of past adat leader titles for regents or governors (dudus) and this ceremonial creating dependency relation between ruler and people which is people as the object. The aims of this research are to find out the thought and practice of power legitimation in the past and the implementation of power legitimation at present. Research use explanatory descriptive method and the data will analyze by interpretative descriptive. Research was held from April, 2014 to March, 2017 in community Dayak Ma’anyan in East Barito Regency, especially in Paju Epat District i.e  Balawa, Murutuwu, Siong, and Telang. These villages believed still pratice and preserve adat of  Nan Sarunai completely. Writer conduct deep interview with local adat leader i.e. Mantir, Damang, Pangulu Adat, and Pamakal. Use oral data likes Taliwakas (stories on leader), Hiyang Wadian (sacred song of priest which is sing in adat ritual), Sorosilah (histories of leader), and customary law of Dayak Ma’anyan. Data interpretation use Legitimacy Theory or religious legitimating of Franz Magnis Susesno and theory of relation between rulers – people from Soemarsaid Moertono.
Politik Etnik dan Kekeluargaan Sebagai Sumber Perilaku Politik Masyarakat Pedesaan di Barito Selatan Kisno Hadi
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.73956

Abstract

Tulisan ini mendeskripsi tentang perilaku politik yang berwujud sikap politik masyarakat pedesaan di pedalaman Kalimantan Tengah. Tulisan ini diangkat dari hasil penelitian saat Pemilu legislatif 2019 dan Pilkada Kalteng 2020. Penelitian menggunakan metode kualitatif interpretatif, dengan pengumpulan data lapangan melalui pengamatan langsung di mana penulis berada di lapangan saat pelaksanaan Pemilu 2019 dan PILKADA Gubernur Kalteng 2020, wawancara dengan Mantir Adat (tokoh adat), dan analisis data pustaka berupa buku, jurnal dan data KPU Barito Selatan. Penelitian ini mendeskripsi dua hal, Pertama, fenomena afiliasi politik masyarakat pedesaan di Kabupaten Barito Selatan sebagai pengaruh budaya politik masyarakat suku Dayak yang hidup dan berkembang dalam suasana masyarakat pedesaan-pedalaman; Kedua, fakta perilaku politik masyarakat pedesaan di Kabupaten Barito Selatan dalam politik elektoral Pemilu 2019 dan Pilkada 2020. Temuan penelitian ialah Pertama, tidak terjadi pergeseran afiliasi politik sejak tahun 1950an sampai saat ini, di mana afiliasi politik masyarakat pedesaan tidak beranjak dari afiliasi etnis; Kedua, afiliasi etnis diperankan sebagai penyeimbang kekuatan politik lain dari luar seperti dominasi etnis lain dan sebagai upaya perlindungan sosial mereka kepada kekayaan sumber daya alam di desa; dan Ketiga, sikap politik dipraktikkan dengan cara mereka sendiri yang khas, yakni personal approach (pengenalan personal),ethnicity (etnisitas dan kekeluargaan), dan opennes and honesty (keterbukaan dan kejujuran).