Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PROBLEMATIKA, POLA, DAN STRATEGI PETANI DALAM MEMPERSIAPKAN REGENERASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ratih Ineke Wati; Subejo Subejo; Yuhan Farah Maulida
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 27, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.65568

Abstract

Pada banyak negara berkembang termasuk Indonesia, secara umum sektor pertanian kurang populer karena generasi muda menilai sektor ini memiliki skala usaha sangat kecil, dijalankan secara konvensional, sulit memperoleh akses pembiayaan, lemah terhadap akses perlindungan, dan terbatas dalam layanan penyuluhan dan pendampingan. Namun demikian, usaha pertanian pada berbagai sub-sektor memiliki karakteristik yang berbeda yang nampaknya juga menjadi isu penting dalam proses regenerasi petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui problematika, pola, dan strategi petani mempersiapkan regenerasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengkajian fenomena regenerasi petani dilakukan di tiga komoditas yang berbeda, yaitu komoditas tanaman pangan di Kabupaten Sleman, komoditas hortikultura di Kabupaten Kulon Progo, dan komoditas perkebunan di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui FGD, wawancara mendalam, dan observasi. Informan adalah petani senior dan petani muda di ketiga lokasi penelitian. Hasil penelitianmenujukkan bahwa (1) problematika dalam proses regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalahperubahan kondisi iklim dan cuaca, sulitnya permodalan di bidang pertanian, rendahnya dorongan dari orang tua, citra buruk petani, alih fungsi lahan, petani sebagai pekerjaan sampingan, serta pertumbuhan sektor industri dan pariwisata yang lebihmenjanjikan bagi generasi muda; (2) pola regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalahdenganmelibatkan anak petani dalam proses budidaya sehingga mereka memiliki bekal dalam bertani serta mewariskan lahan sawah atau lahan kering kepada anak dengan pembagian sama rata; (3) strategi dalam mendukung regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah dengan menanam berbagai komoditas dan mengusahakan ternak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, mengembangkan pasar yang menguntungkan dan berkelanjutansecara berkelompok, meningkatkan kemampuan petani muda melalui pendidikan dan pelatihan, serta mendukung figur petani muda berprestasi sebagai role model yang dapat memotivasi petani muda lainnya.
Efektivitas Komunikasi Penyuluh Pertanian dalam Program Jaringan Irigasi Air Dangkal di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora Yuhan Farah Maulida; Tsaniya Yuris Aulia
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2021.005.04.3

Abstract

Pengelolaan air untuk pertanian melalui pengembangan irigasi permukaan maupun air tanah merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat agraris untuk memproduksi pangan. Kesalahan pengelolaan sumberdaya air dapat menyebabkan rusaknya sistem ekologis dan berujung pada ketidakmampuan alam menopang kehidupan manusia. Pada tahun 2019, Kecamatan Cepu akan mendapatkan bantuan program Jaringan Irigasi Air Dangkal dan program ini akan didampingi oleh penyuluh. Sejauh mana keefektifan komunikasi penyuluh untuk mensuskeskan program ini dan mendukung pengelolaan air untuk pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan menjadi isu yang menarik untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas komunikasi Penyuluh Pertanian dalam Program Jaringan Irigasi Air Dangkal di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora serta merekomendasikan strategi untuk memperbaiki efektivitas komunikasi antara Penyuluh Pertanian dan Petani penerima program. Secara teknis, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluh yang mendampingi program jaringan irigasi air dangkal ini juga memiliki efektivitas komunikasi yang tinggi (74,01%) dilihat dari kemampuannya meningkatkan jaringan dan konektifitas petani, menyediakan akses yang lebih mudah dan murah bagi petani untuk mengakses penyuluhan; melaksanakan pertemuan rutin; menyampaikan program atau subsidi yang memotivasi petani; pelaksanaan mobilisasi petani untuk mendukung kegiatan pertanian; serta mengupayakan kegiatan partisipatif.