Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KOMPETENSI NAKHODA KAPAL RAWAI TUNA DI PALABUHANRATU DITINJAU DARI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) (Competency of Tuna Longliner Captain at Palabuhanratu, Viewed From Indonesian National Working Competency Standards (SKKNI)) Tri Wiji Nurani; Yasinta Anugerah; Muhammad Fedi A. Sondita
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 1 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.916 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.1.13-23

Abstract

ABSTRACTIndonesian government has prepared a standard for assessing the competencies of human resources in the field of fisheries, through the formulation of Indonesian National Occupational Competency Standards (INOCS). Captain of fishing vessels has an important role to the success of fishing operations, which must be supported by adequate competencies. This research aimed to describe INOCS in the field of fishing; and to assess the competence of the Captain of longline fishing vessels according to the INOCS. Data analysis was carried out by descriptive and gap analysis method. The result of the study showed that the competency of the Captain had been formulated, included five units of competencies with twenty elements of competencies. Among them, ten elements of competencies had been achieved, while the other ten competencies still had gaps. Elements of competency that has been achieved are mostly in accordance with the level V, while the level VI had not been achieved yet.Keywords: captain, competency, gap analysis, SKKNI, tuna longlineABSTRAKPemerintah Indonesia telah mempersiapkan perangkat untuk menilai kompetensi sumberdaya manusia di bidang perikanan, melalui perumusan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Nakhoda kapal penangkap ikan tuna memiliki peran penting untuk keberhasilan operasi penangkapan ikan, yang harus didukung oleh kompetensi yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari SKKNI di bidang penangkapan ikan; dan menilai kompetensi Nakhoda sesuai SKKNI. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan analisis kesenjangan (gap).  Hasil penelitian menyatakan bahwa unit kompetensi nakhoda telah dirumuskan dengan baik. Terdapat lima unit kompetensi dengan dua puluh elemen kompetensi.  Sepuluh elemen kompetensi telah tercapai, sementara itu sepuluh elemen kompetensi lainnya masih terdapat gap. Elemen kompetensi yang sudah tercapai sebagian besar adalah sesuai dengan jenjang V, sementara itu yang belum tercapai pada jenjang VI.Kata kunci: nakhoda, kompetensi, analisis kesenjangan, SKKNI, tuna longline
KOMPETENSI NELAYAN RAWAI TUNA DITINJAU DARI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) DI PPN PALABUHANRATU Yasinta Anugerah; Tri Wiji Nurani; Muhammad Fedi A Sondita
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11, No 2 (2016): DESEMBER (2016)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.417 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v11i2.3693

Abstract

Nelayan dalam kegiatan operasi penangkapan harus memiliki kualitas yang baik. Kualitas nelayan yang baik dapat dilihat dari kompetensi kerja yang dimilikinya. Tersedianya Standar  Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) untuk nelayan rawai tuna diharapkan dapat menjadi suatu pendekatan untuk mengetahui kompetensi nelayan tanpa adanya jenjang pendidikan formal. Tujuan dari peneilitian ini adalah menganalisis kompetensi nelayan rawai tuna di PPN Palabuhanratu dalam kegiatan operasi penangkapan tuna sesuai dengan SKKNI. Pengambilan data lapang dilakukan pada bulan Desember 2014 -Februari 2015. Tempat penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Provinsi Jawa Barat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan survei kepada responden. Nelayan rawai tuna yang menjadi responden dalam penelitian ini mayoritas telah melakukan penangkapan ikan di laut selama 5 – 10 tahun. Nahkoda dan ABK masing-masing memiliki lima unit kompetensi, unit tersebut menjelaskan kemampuan yang perlu dimiliki oleh nelayan rawai tuna. Unit Melakukan Penangkapan Ikan di Laut dengan Menggunakan Rawai Tuna pada kompetensi nahkoda memiliki nilai persentase tertinggi. Pada kompetensi ABK unit kompetensi dengan nilai persentase tertinggi adalah Melakukan Perawatan Alat Penangkap Ikan Berbahan Utama Tali dan Pancing di Laut. Unit kompetensi nahkoda dan ABK telah memenuhi 50% standar kompetensi yang seharusnya.Title: Competence of Tuna Longline Fishermen Viewed From Indonesian National Occupational Competency Standards (SKKNI) IN PPN PalabuhanratuFishermen in fishing operations must have good quality. That are can be seen from  their  job competencies. Availability of the Indonesian National Occupational Competency Standards (SKKNI) for tuna longline was expected to be an approach to determine the competency of the fishermen without formal education. The aim of this research was to analyze the competency  of tuna longline fishermen in PPN Palabuhanratu within tuna fishing operations accordance with SKKNI. Data retrieval of this study was conducted on December 2014-February 2015. The study was conducted in PPN Palabuhanratu, West Java Province. The instrument was used in this study were questionnaires and surveys to respondents. Tuna longline fishermen who were respondents in this study the majority has done fishing at sea for 5-10 years. Captain and crew each composed of five unit competence, that unit to explain the capabilities needed by tuna longline fisherman. The competency of captain had the highest percentage was Fishing at Sea by Using Tuna Longline unit. The competency of the crew had the highest percentage unit was Hook and Line Fishing Gear Maintenance and Protection at Sea unit. Captain and crew competency unit had fullfiled 50% of standards of competency that shoud be.