Gek Diah Desi Sentana
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Seksologi Hindu Dalam Lontar Rukmini Tattwa I Gede Surya Marta Dinata; Ni Komang Sutriyanti; Gek Diah Desi Sentana
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.793 KB)

Abstract

Health of human reproduction is one of the important things that must be considered as a repair tool for women, the development of the age is increasing, the development of reproductive health disease is very worrying as much we hear now. Health tools must be considered by caring for medical devices themselves. There are many kinds of treatments offered for modern health care. In the religion of sexuality there is a lot of it in the ancient manuscripts which know less, one of them is Lontar Rukmini TattwaThe results of the study: (1) Sexology in Lontar Rukmini Tattwa contains various kinds of health ingredients for self-care and also intimate organs in both men and women. Judging from the contents of the palm leaf, the sexology in Lontar Rukmini Tattwa is a sexology about the health of intimate organs and treatments for the health and beauty of the body. In Lontar Rukmini Tattwa there are approximately 157 types of herbs used to treat self and intimate organs. From approximately 157 types of herbs, the authors group them into 6 types of potions related to their activities, including (1) male and female, 2 ) Potions for beauty care, (3) Potions for bodily ailments, (4) Potions during intercourse, (5) Passion concoctions, (6) Potions to get help. The ingredients in Lontar Rukmini Tattwa use most of the medicinal plants, among others, laos, pepper, manjakane, turmeric, ginger, meeting comedy, temu ireng, sugar cane, grass puzzles, agave, lotus plants, lace. The values ​​contained in Lontar Rukmini Tattwa are Theological Values, Ethical Values, and Social Values.
PENANAMAN KONSEP TRI KAYA PARISUDHA DALAM TRADISI MARERAOSAN Gek Diah Desi Sentana
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v4i2.1056

Abstract

Tradisi di Bali baik itu lisan dan tertulis selalu diusahakan terjaga kelestariannya, bukan hanya oleh masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu, tetapi juga oleh pemerintah. Hal itu dilakukan karena tradisi itu sendiri sebagian besar berkaitan dengan upacara yang dilakukan oleh umat Hindu Bali, dan sudah menjadi ikon masyarakat Bali. Sebuah tradisi akan selalu dapat berkembang dan eksis apabila didukung oleh pendukungnya itu sendiri, artinya selalu ada orang yang mau melestarikan tradisi tersebut, setidaknya dapat memperkenalkannya pada kalangan anak-anak sampai pada yang dewasa. Salah satu tradisi lisan yang menjadi bagian dari kearifan lokal daerah dan terdapat hampir di seluruh wilayah Bali yaitu tradisi yang berkaitan dengan ritual perkawinan yaitu tradisi mareraosan. Keterjalinan hubungan perkawinan antara mempelai dan keluarga didasari dengan perkawinan yang sah, legal dan telah mengikuti berbagai kegitan ritual perkawinan. Hampir seluruh warga di Bali merupakan bagian dari pola hubungan keluarga dan perkawinan seperti ini. Sehingga proses sosialisasi untuk keluarga seperti ini dapat berjalan dengan lancar dan baik. Keluarga dengan tipe seperti inipun bisa dikatakan keluarga yang baik sebab dengan sah dan legalnya sebuah keluarga, maka proses sosialasasi dan penerapan fungsi serta peran mempelai dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik. Untuk memahami pentingnya perkawinan bagi keluarga dan masyarakat maka calon mempelai perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya konsep Tri Kaya Parisudha dalam ajaran Agama Hindu melalui Tradisi Mareraosan.Kata Kunci: Tri Kaya Parisudha, Tradisi Mareraosan
PENANAMAN KONSEP TRI KAYA PARISUDHA DALAM TRADISI MARERAOSAN Gek Diah Desi Sentana
Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu Vol 4 No 2 (2017): Volume 4, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.109 KB) | DOI: 10.25078/gw.v4i2.1556

Abstract

Tradisi di Bali baik itu lisan dan tertulis selalu diusahakan terjaga kelestariannya, bukan hanya oleh masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu, tetapi juga oleh pemerintah. Hal itu dilakukan karena tradisi itu sendiri sebagian besar berkaitan dengan upacara yang dilakukan oleh umat Hindu Bali, dan sudah menjadi ikon masyarakat Bali. Sebuah tradisi akan selalu dapat berkembang dan eksis apabila didukung oleh pendukungnya itu sendiri, artinya selalu ada orang yang mau melestarikan tradisi tersebut, setidaknya dapat memperkenalkannya pada kalangan anak-anak sampai pada yang dewasa. Salah satu tradisi lisan yang menjadi bagian dari kearifan lokal daerah dan terdapat hampir di seluruh wilayah Bali yaitu tradisi yang berkaitan dengan ritual perkawinan yaitu tradisi mareraosan. Keterjalinan hubungan perkawinan antara mempelai dan keluarga didasari dengan perkawinan yang sah, legal dan telah mengikuti berbagai kegitan ritual perkawinan. Hampir seluruh warga di Bali merupakan bagian dari pola hubungan keluarga dan perkawinan seperti ini. Sehingga proses sosialisasi untuk keluarga seperti ini dapat berjalan dengan lancar dan baik. Keluarga dengan tipe seperti inipun bisa dikatakan keluarga yang baik sebab dengan sah dan legalnya sebuah keluarga, maka proses sosialasasi dan penerapan fungsi serta peran mempelai dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik. Untuk memahami pentingnya perkawinan bagi keluarga dan masyarakat maka calon mempelai perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya konsep Tri Kaya Parisudha dalam ajaran Agama Hindu melalui Tradisi Mareraosan.