Tri Astuti Yeniretnowati
Sekolah Tinggi Teologi Ekumene, Jakarta

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

IMPLIKASI PEMURIDAN PASUTRI DALAM PENDIDIKAN KELUARGA KRISTEN GUNA KETAHANAN PERNIKAHAN Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Lindin Anderson
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 3, No 1 (2022): MEI- 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55097/sabda.v3i1.39

Abstract

Pemuridan pernikahan dalam hal ini melalui Kelompok Tumbuh Bersama Pasangan suami istri merupakan ide dan gagasan yang sebenarnya sudah lama ada, karena merupakan bentuk dan metode lainnya dari sekian banyak pelayanan pemuridan. Pelayanan bagi pasangan suami istri adalah sangat penting dan diperlukan terlebih dalam kehidupan pernikahan dan gereja dewasa ini yang begitu banyak mengalami tantangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode riset pustaka. Hasil penelitian ini menyatakan ada empat implikasi dari pasutri yang dimuridkan bagi pendidikan keluarga Kristen guna ketahanan pernikahan, yaitu: Pertama, Pernikahan Yang Menyaksikan Yesus Sang Juru Selamat. Kedua, Pasutri Yang Konsisten Menjalankan Amanat Agung. Ketiga, Pasutri yang Saling Belajar Terus Menerus.  Keempat, Pasutri yang Semakin Memperkaya, Memperindah, dan Memberdayakan Pasangan.
Implikasi Strategi Pemuridan Yesus dalam Gereja Meregenerasi Pemimpin Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Lindin Anderson
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.317 KB) | DOI: 10.55097/sabda.v2i1.20

Abstract

There is a statement, "Christianity without discipleship is Christianity without Christ. And the fact is that until now there are still quite a lot of churches that practice Christianity without discipleship, so that the existence of the church today is still ineffective in carrying out its calling role in this world. Even the most dangerous effects of an exemplary and Jesus-like Christianity have created leaders addicted to recognition and success simply without. So the Christian problem is unchanging faith. This research was conducted using the literature method. The result of this research is that the method that Jesus taught and inherited to His church in regenerating leaders is still the most effective method. And a church that wants to do a pattern like Jesus did at least must consider important factors: Prayer, Authority and power from God, Awareness (awareness) is blessed to be a blessing, Carry out the process of evangelism and discipleship, multiplication (multiplication - training of trainer) , Starting from serving the family and the church, committed and consistent for a continuous change in spiritual life, and becoming a great commission church.  Abstrak:Ada pernyataan ”Kekristenan tanpa pemuridan adalah kekristenan tanpa Kristus. Dan faktanya sampai saat ini masih cukup banyak gereja yang menerapkan kekristenan tanpa pemuridan, sehingga keberadaan gereja saat ini masih ada yang tidak efektif dalam melakukan peran panggilannya di dunia ini. Bahkan dampak paling membahayakan dari kekristenan tanpa kehidupan yang meneladani dan serupa Yesus telah menciptakan para pemimpin yang kecanduan akan pengakuan dan kesuksesan semata tanpa. Jadi masalah umat Kristen adalah iman yang tidak mengubahkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah metode yang Yesus ajarkan dan wariskan kepada gereja-Nya dalam meregenerasi pemimpin masih merupakan metode yang paling efektif. Dan Gereja yang mau melakukan pola seperti yang Yesus lakukan paling tidak harus mempertimbangkan faktor-faktor pentingnya: Doa, Otoritas dan kuasa dari Allah, Awareness (kesadaran) diberkati untuk menjadi berkat, Melakukan proses penginjilan dan pemuridan, Pelipatgandaan (multiplikasi - training of trainer), Bermula dari melayani keluarga dan gereja, Komitmen dan konsisten untuk perubahan hidup rohani yang berkesinambungan, dan Menjadi gereja amanat agung. 
Konsep-Konsep Dasar Dalam Pemuridan Bagi Orang Kristen Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 1 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.107 KB) | DOI: 10.56191/shalom.v1i2.10

Abstract

Abstract: Discipleship is the essence of Christian life, because discipleship invites every believer who becomes a follower of Christ to be educated, taught, and discipled as early as possible in his life following the example of Jesus and having the desire to do God's will as best as possible. The research method used in this study is a qualitative method with a literature study approach. First, it examines the concept of discipleship from various Christian discipleship theories and experts. Second, analyze the meaning and implications of discipleship as the core of Christian life. The results of this study conclude that being a Christian is being a disciple of Jesus who is called not only to be like Jesus in a similar sense but the real meaning is how to live to be a model of the Lord Jesus who wears the person of Jesus.   Abstrak: Pemuridan merupakan inti kehidupan Kristen, karena pemuridan mengajak setiap orang percaya yang menjadi pengikut Kristus agar dididik, diajar, dan dimuridkan sedini mungkin hidupnya mengikuti teladan Yesus dan memiliki kerinduan melakukan kehendak Allah dengan sebaik mungkin. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Pertama, mengupas konsep pemuridan dari berbagai teori dan para ahli pemuridan Kristen. Kedua, menganalisis tentang makna dan implikasi pemuridan sebagai inti kehidupan orang Kristen. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa menjadi seorang Kristen adalah menjadi murid Yesus yang dipanggil bukan hanya menjadi seperti Yesus dalam artian mirip, tetapi makna yang sesungguhnya adalah bagaimana hidup menjadi peraga Tuhan Yesus yang mengenakan pribadi Yesus.
Memaknai Pernikahan dalam Membangun Kurikulum Pendidikan Kristiani bagi Pelaksanaan Kursus Pranikah dan Pernikahan Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Yonatan Alex Arifianto
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 10 No. 2: Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.179 KB)

Abstract

Hari-hari dari hidup pernikahan tidaklah otomatis selalu gemerlapan seperti yang digambarkan oleh sinetron, drama, dan film, bahkan banyak pernikahan jatuh dalam perpisahan dan tidak sedikit pernikahan Kristen yang diberkati oleh pendeta di geraja pun mengalami kesulitan, perselingkuhan, dan beberapa berakhir dengan perceraian. Hal ini menunjukkan betapa gentingnya pernikahan dan bagaimana diperlukan pemahaman akan makna yang tepat tentang pernikahan sehingga dapat menjalani pernikahan dengan bertumbuh secara sehat. Penelitian ini menggunakan metodologi riset pustaka dari berbagai ahli yang bergerak dalam pelayanan pembinaan pranikah, pernikahan dan keluarga Kristen sehingga pengalaman dan kebenaran-kebenaran Alkitab yang dipraktikkan puluhan tahun dapat memberikan gambaran bagi Pendidikan Agama Kristen bidang pernikahan dalam merumuskan kurikulum pembinaan pranikah dan pernikahan yang tepat sesuai kebutuhan dan tantangan zaman. Hasil penelitian dihasilkan   
Implikasi Total Quality Marriage bagi Pendidikan Kristiani dalam Keluarga Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Yonatan Alex Arifianto
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan Vol 2, No 2: Desember 2019
Publisher : STIPAK Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.29 KB) | DOI: 10.32490/didaktik.v2i2.101

Abstract

Pernikahan yang berkualitas total haruslah disengaja dan diusahakan oleh suami istri Kristen secara terus menerus sejak awal pernikahan. Dalam kehidupan pribadi dan pernikahan yang berkualitas total atau holistik sebenarnya juga diperlukan manajemen diri dan manajemen pernikahan yang benar. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan, pengecekan dan perbaikan sangat relevan diterapkan guna mencapai pernikahan yang berkualitas holistik.Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, dengan mengumpulkan fenomena pernikahan yang terjadi sampai saat ini kualitasnya dan pendapat para pakar pernikahan dan keluarga serta konsep pernikahan yang Alkitabiah menjadi muatan isi kajian penelitian ini. Hasil penelitian merekomendasikan empat hal yang perlu diterapkan agar pernikahan mencapai kualitas total, yaitu: Pertama, Menjadikan Kristus Sebagai Kehidupan Suami Istri Kristen. Kedua, Menjalani Kehidupan Suami Istri Yang Konsisten Beriman Kepada Kristus. Ketiga, Kehidupan Suami Istri Yang Terus Dibangun di Atas Kristus. Keempat, Kehidupan Suami Istri Yang Terus Bertambah Teguh dalam Iman.
Implikasi Legasi Pendidikan dalam Matius 28:18-20 bagi Gereja Masa Kini Yakub Hendrawan Perangin Angin; Yonatan Alex Arifianto; Tri Astuti Yeniretnowati
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan Vol 4, No 2: Desember 2021
Publisher : STIPAK Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.837 KB) | DOI: 10.32490/didaktik.v4i2.90

Abstract

Discipleship can be said to have been known for a very long time in the Christian community, but in practice today not many people have professed to believe in Jesus Christ as Savior and His Lord is involved in the discipleship process even to have the desire to make disciples of other believers. This is the problem facing the church as a believer in Christ today. The writing of this journal is intended to direct the perspective of believers who are called Christians because they believe in what has been taught and imitated by Jesus Christ by reviewing the Great Commission which was bequeathed by the Lord Jesus to His disciples. The method in writing this journal is a qualitative method with a library approach. The conclusion of this writing is the importance of remembering the legacy of the Great Commission that Christ has taught and modeled and how all Christians are called to pass it down continuously to the next generations of believers. AbstrakPemuridan dapat dikatakan sudah sangat lama dikenal dalam komunitas Kristen, namun pada praktiknya saat ini tidak banyak orang yang sudah mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai juruselamat dan Tuhan-nya terlibat dalam proses pemuridan bahkan untuk memiliki kerinduan memuridkan orang percaya lainnya pun tidak. Inilah persoalan yang dihadapi gereja sebagai orang percaya kepada Kristus saat ini. Penulisan jurnal ini ditujukan untuk mengarahkan perspektif orang percaya yang disebut orang Kristen karena percaya kepada apa yang sudah diajarkan dan diteladankan oleh Yesus Kristus dengan mengupas kembali Amanat Agung yang diwariskan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya. Metode dalam penulisan jurnal ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Kesimpulan dari hasil penulisan ini adalah pentingnya mengingat kembali warisan Amanat Agung yang sudah Kristus ajaarkan dan teladankan dan bagaimana semua orang Kristen terpanggil untuk mewariskannya kembali terus menerus ke generasi-generasi orang percaya selanjutnya. 
Pendidikan Kristiani tentang Pengampunan sebagai Salah Satu Keterampilan dalam Membangun Pernikahan yang Sehat Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Ria Pagalung
MANTHANO: Jurnal Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 1 (2022): Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.281 KB) | DOI: 10.55967/manthano.v1i1.7

Abstract

Abstract: Nowadays, many Christian marriages are not prosperous and some of them end in separation. One of the causes of prolonged separation and contention in Christian marriages is a lack of forgiving skills. Apologies and forgiveness which are core elements in a healthy relationship are rarely practiced and possessed by married couples. This study uses a literature review method, namely by analyzing the concept of forgiveness according to Christianity in the life of a husband and wife. The results of this study indicate several important efforts that must be developed by Christian husbands and wives so that their marriages are characterized by forgiveness skills, namely: First, Teaching the Meaning of Forgiveness. Second, Apologize to Your Partner. Third, Continue Deliberately Towards Reconciliation. Fourth, Cultivate the Spirit of Forgiveness. Fifth, Cultivate the Art of Apologizing as a Lifestyle. Sixth, Other Practical Actions in Marriage.Abstrak: Dewasa ini banyak pernikahan Kristen yang berjalan dengan kurang sejahtera bahkan beberapa diantaranya berakhir dengan perpisahan. Salah satu penyebab perpisahan dan pertengkaran yang berkepanjangan di dalam pernikahan Kristen adalah karena kurangnya memiliki keterampilan mengampuni. Permintaan maaf dan pengampunan yang merupakan elemen inti dalam hubungan yang sehat sudah jarang sekali dipraktikkan dan dimiliki oleh pasangan suami istri. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka, yaitu dengan cara menganalisis tentang konsep mengampuni menurut Kristen dalam kehidupan suami istri seharusnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan beberapa upaya penting yang harus dikembangkan suami istri Kristen agar pernikahannya diwarnai keterampilan mengampuni, yaitu: Pertama, Mengajarkan makna mengampuni. Kedua, Meminta maaf pada pasangan. Ketiga, Menumbuhkan semangat rekonsiliasi. Keempat, Menumbuhkan semangat memaafkan. Kelima, Membudayakan seni meminta maaf sebagai gaya hidup. Keenam, Tindakan praktis lainnya dalam pernikahan.
Penyelenggaraan Manajemen Sekolah Dan Pendidikan Perguruan Tinggi Kristen Berbasis Standar Iso 21001 Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati
Discreet: Journal Didache of Christian Education Vol. 2 No. 1 (2022): June
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/jd.v2i1.111

Abstract

Many Christian education school organizations and Christian religious colleges act in a less Christian way than some public education schools and public colleges, this is because most Christian education organizations lack clear benchmarks of success and Christian organizations usually emphasize on mutual allegiance to a higher purpose. Along with these problems, especially in the governance of the organization of Christian religious education schools and colleges, the ISO 21001:2018 standard has been present for the first time in the world which provides guidance to assist education service providers in providing better services. implementing ISO 21001:2018 is an educational organization that has implemented its education governance with TQM. This study uses a literature study that specifically looks at the eleven quality management principles that are the foundation of the management system of educational organizations in the world and the benefits that can be obtained by schools and colleges and how the strategies are applied, so that the governance of Christian education schools and Christian religious colleges can more quality. The eleven principles of quality management in the management system of educational organizations are: First, Focus on students and other beneficiaries. Second, visionary leadership. Third, HR Engagement. Fourth, the process approach. Fifth, continuous or continuous improvement. Sixth, evidence-based decisions. Seventh, Relationship management. Eighth, social responsibility. Ninth, Accessibility and equity. Tenth, ethical behavior. Eleventh, data protection and security.