Arsy Felisita Dausawati
Rumah Sakit Sungai Dareh Kab. Dharmasraya, Jl. Lintas Sumatra Km. 2 Pulau punjung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penatalaksanaan Anestesi Pasien Tetralogy of Fallot pada Operasi Mouth Preparation Dausawati, Arsy Felisita; Fuadi, Iwan
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.503 KB)

Abstract

Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan kelainan jantung bawaan yang terdiri atas ventricular septal defect, overriding aorta, stenosis pulmonal, dan hipertrofi ventrikel kanan. Tetralogy of Fallot termasuk kelainan jantung bawaan tipe sianotik. Seorang anak laki-laki 9 tahun datang untuk perawatan dan pencabutan gigi sebagai persiapan untuk operasi koreksi TOF di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung pada Februari 2012. Anamnesis didapatkan riwayat kebiruan sejak bayi dan pada pemeriksaan fisis didapatkan anak yang tampak sianosis, SpO2 70–75%, murmur sistol, dan jari tabuh. Pada pemeriksaan ekokardiografi didapatkan kelainan TOF. Manajemen anestesi pada pasien ini dilakukan dengan menggunakan ketamin dan vekuronium untuk induksi serta pemeliharaan dengan O2, N2O, dan halotan. Serangan sianotik dapat terjadi preoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif yang diatasi dengan meningkatkan systemic vascular resistance (SVR) dibandingkan dengan pulmonary vascular resistance (PVR). Simpulan, prinsip pengelolaan perioperatif pembedahan nonkardiak pada pasien tetralogy of Fallot (TOF) adalah mencegah terjadi peningkatan shunt dari kanan ke kiri dengan menjaga agar tidak terjadi penurunan SVR, peningkatan PVR, dan menurunkan spasme infundibular.Kata kunci: Kelainan jantung kongenital sianotik, pulmonary vascular resistance (PVR), systemic vascular resistance (SVR), tetralogy of Fallot (TOF)Management of Anesthesia in Patients Tetralogy of Fallot which Undergo Mouth PreparationTetralogy of Fallot (TOF) is a congenital heart disease consisting of a ventricular septal defect, overridingaorta, pulmonary stenosis and right ventricular hypertrophy. Tetralogy of Fallot, including the type of cyanotic congenital heart defects. A boy of 9 years came for treatment and tooth extraction as preparation for the surgical correction of TOF at the Dr. Hasan Sadikin Hospital-Bandung whitin February 2012. Patients with a history of blue as a baby, and on physical examination found the child looking cyanosis, SpO2 70–75%, systolic murmur and finger clubbing. Abnormalities on echocardiography obtained TOF. Anesthetic management of these patients was performed using ketamine and vecuronium for induction and maintenance with O2, N2O and halothane. Cyanotic attacks can occur preoperative, intraoperative and postoperative, who treated by increasing systemic vascular resistance (SVR) compared to pulmonary vascular resistance (PVR). In conclusions, perioperatif mangement principal for non cardiac surgery on tetralogy of fallot (TOF) is to prevent shunting from right to left by keep the SVR from decline, increase on PVR, and reduce infundibular spasme.Key words: Cyanotic congenital heart defects, pulmonary vascular resistance (PVR), systemic vascular resistance (SVR), tetralogy of Fallot (TOF) DOI: 10.15851/jap.v1n2.123
Hubungan antara Lama Puasa Preanestesi dan Kadar Gula Darah Saat Induksi pada Pasien Pediatrik yang Menjalani Operasi Elektif Dausawati, Arsy Felisita; Tavianto, Doddy; Kadarsah, Rudi K.
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.248 KB)

Abstract

Puasa preoperatif adalah untuk mengurangi volume, tingkat keasaman lambung, dan mengurangi risiko aspirasi paru. Puasa preoperatif sering kali lebih lama daripada yang direkomendasikan karena berbagai alasan di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi antara lama puasa preanestesi dan kadar gula darah saat induksi pada pasien pediatrik di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian analitik observasional cros sectional dilakukan pada pasien pediatrik pada bulan Januari–Februari 2015 di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Uji distribusi data menurut Kolmogorov-Smirnov kemudian dilakukan Uji kolerasi Spearman. Lama puasa minimum, maksimum, dan rata-rata (SD) puasa dari makanan  4, 15, dan 8,7500 (3,48597) jam. Lama puasa minimum, maksimum, dan rata-rata (SD) dari minuman adalah 2, 15, dan 12,56 (3,26) jam. Tidak ditemukan kejadian hipoglikemia pada penelitian ini dengan gula darah sewaktu induksi terendah 59 mg/dL. Terdapat hubungan yang bermakna antara lama puasa preanestesi dengan GDS induksi (p<0,05). Simpulan, lama puasa preanestesi pada pasien pediatrik yang akan menjalani operasi elektif melebihi dari apa yang dianjurkan oleh ASA. Terdapat hubungan antara lama puasa preanestesi dan kadar gula darah saat induksi. Kata kunci: Kadar gula darah, lama puasa preanestesi, operasi elektif, pediatrik Correlation between Preanesthetic Fasting Duration and Blood Glucose Level During Induction in Pediatric Elective Surgery PatientsPreoperative fasting is to reduce the volume and acidity of gastric and further reduce the risk of pulmonary aspiration. Preoperative fasting period often longer than the recommended time for various reasons in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung. The purpose of this study was to determine the correlation between preanesthetic fasting duration and blood sugar level induction in pediatric patients in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung. An analytical observational cross-sectional study was conducted on pediatric patients during period of January–Februari 2015 at the Central Surgical Installation of Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung. The minimum, maximum, and mean (SD) fasting from food duration were 4, 15, and 8.7500 (3.48597) hours. The minimum, maximum, and mean (SD) fasting from drinks durations were 2, 15 and 12.56 (3.26) hours. The incidence of hypoglycemia was not found in this study. Based on the result of Spearman correlation test showed a statistically significant relationship between preanesthetic fasting duration and with blood glucose level during induction (p<0.05). In conclusion, preanesthetic fasting duration in pediatric patients who are undergoing an alective surgerybin this hospital is longer than the duration recommended by ASA. There is a correlation between the preanesthetic fasting period and blood sugar level during induction. Key words: Blood glucose levels, duration of preanesthetic fasting, elective surgery, pediatric DOI: 10.15851/jap.v3n3.614