Fajar Dwi Putra
Universitas Ahmad Dahlan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERSEPSI MASYARAKAT JAWA TERHADAP TEMBANG LINGSIR WENGI SEBAGAI SEBUAH KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA SYIAR AGAMA ISLAM (Studi Fenomenologi Kualitatif Tentang Pesan Dibalik Tembang Lingsir Wengi Karya Sunan Kalijaga) Fajar Dwi Putra
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.767 KB) | DOI: 10.12928/channel.v4i2.6223

Abstract

AbstrakCara berpikir seseorang akan menentukan apa yang akan dilihatnya. Hasil yang demikianmerupakan sebuah pelajaran berharga dari setiap peristiwa yang sedang, sudah atau bahkanakan terjadi. Tembang Lingsir Wengi yang merupakan sebuah ungkapan doa dan dakwah darisang pembawa ajaran suci agama Islam dianggap sebagai sebuah metode atau ritual khususuntuk memanggil dan mengumpulkan roh halus. Pandangan ini tidak didasari dengan pemahamandan telaah mendalam, hanya bersifat apriori semata, sehingga yang tidak berdasar pengalamanitu memunculkan persepi atau pandangan yang berbeda jauh dengan aslinya, terlebih ketikatembang ini dijadikan salah satu alunan musik dalam sebuah film horor.Penelitian ini bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat umum khususnya Jawaagar membuka pola pikir tentang tembang Lingsir Wengi. Bahwa dalam mengambil sebuahkeputusan harus didasarkan pada pengalaman mencoba atau melihat, melakukan dan memahamilebih jauh.Kata kunci: Persepsi, Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Jawa.
PSIKOLOGI CYBER MEDIA SENI KOMUNIKASI PROPAGANDA MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL DALAM KAITANNYA DENGAN ISU SARA DI INDONESIA Fajar Dwi Putra
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.47 KB) | DOI: 10.12928/channel.v5i2.7978

Abstract

ABSTRAKPembentukan karakter dan kepribadian seseorang ditentukan ketika seseorang tersebutbersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Baik itu lingkungan fisik yang diperoleh denganpergaulan secara langsung, melalui buku atau media cetak maupun melalui media-media elektronikseperti televisi, radio bahkan internet. Kehadiran media sosial, seperti Facebook, Twitter, Blog,Path, BBM, dan sebagainya, membawa perubahan yang sangat radikal dalam berkomunikasi.Apalagi media sosial tersebut dapat dilihat melalui telepon genggam atau telepon seluler (ponsel)yang semua orang bisa mengaksesnya kapan saja. Melalui media sosial pula kita dapat melakukaninteraksi sosial dalam berbagai macam bentuk pertukaran, kolaborasi dan saling mengenal satusama lain dalam jenis gambar/foto dan audio visual.Kata kunci : Komunikasi Persepsi
Konspirasi Bencana Membongkar Komunikasi Tanda dan Rekayasa Bencana Fajar Dwi Putra
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.867 KB) | DOI: 10.12928/channel.v7i1.13020

Abstract

ABSTRAKBencana yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia diduga merupakan hasil rekaan manusia, seperti Banjir, Gunung Meletus, Longsor dan Gempa Bumi serta beberapa bencana sosial lainnya seperti perampokan, prostitusi, konflik horizontal. Sehingga hal ini memicu permasalahan pertahanan negara. Pertahanan yang rapuh tentang kebencanaan merupakan ilfitrasi maupun subversi yang nantinya bisa membuat kesatuan negara tersebut lumpuh total akibat konspirasi kebencanaan.Penelitian analisis ini lebih menekankan kepada bagaimana menganalisis kebencanaan yang merupakan hasil konspirasi komunikasi sejumlah pemangku kepentingan untuk meruntuhkan sistem dan kekuatan suatu negara melalui sebuah tanda dan simbol.Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan ring of fire atau negara cincin api yang dikelilingi oleh Gunung Berapi sehingga potensi akibat erupsi Gunung masih tinggi. Tidak hanya kegunungapian, Indonesia juga berdiri diatas patahan yang sewaktu-waktu bisa bergeser dan mengakibatkan goncangan besar atau gempa bumi. Selain itu juga, Indonesia mempunyai tekstur tanah yang rawan longsor, kawasan rawan banjir, potensi curah hujan yang tinggi dan beberapa potensi bencana yang lainnya.Minimnya pengetahuan tentang membaca tanda akan sangat mengkhawatirkan untuk keutuhan sebuah masyarakat yang berada di kawasan rawan kebencanaan. Untuk menelaah penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif sebagai sebuah basis kekuatan mendeskripsikan segala sesuatu tentang tanda dalam hasil penelitian ini.Dari hasil penelitian ini muncullah satu sebab akibat yang semestinya kita bisa pahami antar sesama manusia. Mengenai bencana dan simbolisasi di dalamnya. Artinya banyak masyarakat yang tidak bisa membaca tanda, kalaupun bisa membaca tanda, maka kebiasaaan hanya menyimpan sendiri dan tidak berani mengatakannya keluar atau menyampaikannya kepada orang lain.
Memes As a Symbol Of Political Communication Fajar Dwi Putra; Hafied Cangara; Hasrullah Hasrullah
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/channel.v10i1.22326

Abstract

Memes as a culture of political consumerism restructure the position of communication in society, shrink traditional forms of political communication and cause ideological loyalty to erode deeper. The study used a qualitative design to explain forms of political propaganda communication as a means of communicating. The method used is a critical analysis of the contents of Grant Kien's book entitled Communicating with Memes Consequences in Post-truth Civilization. The results generally explain that Grant Kien's book Communicating with Memes Consequences in Post-truth Civilizationprovides a balanced analysis of the purpose of memes, identity politics, and reconstruction of Political communication in the post-truth era. In the early chapters, Grant Kien gave assumptions about the chaos of communication posted on social media called Digital Steamworks. In his writing, Kien said that memes on social media are a tool of political propaganda and a means to corner the position of the media and society. The political styles highlighted on social media are increasingly operating as a focus for post-truth lifestyle choices rooted in identity politics. Political deconstruction became one of the conservative options, supporting a more eclectic, fluid, and specific form of political recognition. Meanwhile, memes tend to be a means of reproducing political messages and propaganda in a narrower spectrum. The study concludes that memes, which were initially a form of the general message of communication, shifted into a tool of political propaganda.