Livia Devina
Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model Integrasi Metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigma untuk Meningkatkan Kualitas Layanan Online Shop Devina, Livia; Aritonang, Kinley
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Rekayasa Sistem Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan membangun model terintegrasi untuk meningkatkan kualitas layanan pada bisnis online shop. Tingginya pertumbuhan jumlah pengguna internet serta pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan munculnya alternatif bisnis perdagangan melalui media internet (online), yang biasa dikenal dengan istilah online shopping. Transaksi perdagangan secara online dinilai lebih efisien dan praktis namun di sisi lain dapat memperketat persaingan dagang antar perusahaan, khususnya persaingan dari sisi kualitas layanan yang diberikan. Hal ini menuntut setiap online shop untuk senantiasa menjaga serta meningkatkan kualitas layanan. Suatu metode terintegrasi peningkatan kualitas layanan akan dikembangkan dalam rangka mengatasi keterbatasan masing-masing metode jika digunakan secara terpisah. Studi literatur dan wawancara terstruktur dengan melibatkan teknik critical incidents dilakukan pada konsumen online shop untuk mengidentifikasi dimensi serta atribut yang menjadi indikator penilaian kualitas layanan online shop secara global. Atribut-atribut tersebut kemudian dijadikan sebagai input pengukuran kualitas layanan dengan metode Zone of Tolerance. Metode Kano turut dilibatkan dalam pengukuran kualitas layanan untuk membantu mengklasifikasikan atribut-atribut layanan sebagai acuan penentuan prioritas tindakan perbaikan yang akan dilakukan. Perbaikan kualitas layanan dapat dilakukan dengan menggunakan tahapan metode Six Sigma DMAIC, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, Control. Selain itu, dilakukan pula penggabungan konsep Lean dengan Six Sigma untuk membantu mengeliminasi pemborosan (waste) pada proses sehingga dapat mempercepat proses pelayanan yang diberikan. Hasil penelitian adalah sebuah model terintegrasi peningkatan kualitas layanan online shop yang menggunakan metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigma dengan 67 atribut pengukuran kualitas layanan.
Model Integrasi Metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigma untuk Meningkatkan Kualitas Layanan Online Shop Devina, Livia; Aritonang, Y.M. Kinley
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.214 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v2i1.332.12-21

Abstract

Penelitian ini bertujuan membangun model terintegrasi untuk meningkatkan kualitas layananpada bisnis online shop. Tingginya pertumbuhan jumlah pengguna internet serta pesatnyaperkembangan teknologi menyebabkan munculnya alternatif bisnis perdagangan melalui mediainternet (online), yang biasa dikenal dengan istilah online shopping. Transaksi perdagangansecara online dinilai lebih efisien dan praktis namun di sisi lain dapat memperketat persaingandagang antar perusahaan, khususnya persaingan dari sisi kualitas layanan yang diberikan. Hal inimenuntut setiap online shop untuk senantiasa menjaga serta meningkatkan kualitas layanan. Suatumetode terintegrasi peningkatan kualitas layanan akan dikembangkan dalam rangka mengatasiketerbatasan masing-masing metode jika digunakan secara terpisah. Studi literatur dan wawancaraterstruktur dengan melibatkan teknik critical incidents dilakukan pada konsumen online shop untukmengidentifikasi dimensi serta atribut yang menjadi indikator penilaian kualitas layanan onlineshop secara global. Atribut-atribut tersebut kemudian dijadikan sebagai input pengukuran kualitaslayanan dengan metode Zone of Tolerance. Metode Kano turut dilibatkan dalam pengukurankualitas layanan untuk membantu mengklasifikasikan atribut-atribut layanan sebagai acuanpenentuan prioritas tindakan perbaikan yang akan dilakukan. Perbaikan kualitas layanan dapatdilakukan dengan menggunakan tahapan metode Six Sigma DMAIC, yaitu Define, Measure, Analyze,Improve, Control. Selain itu, dilakukan pula penggabungan konsep Lean dengan Six Sigmauntuk membantu mengeliminasi pemborosan (waste) pada proses sehingga dapat mempercepatproses pelayanan yang diberikan. Hasil penelitian adalah sebuah model terintegrasi peningkatankualitas layanan online shop yang menggunakan metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean SixSigma dengan 67 atribut pengukuran kualitas layanan.Kata Kunci: Kano, Kualitas Layanan, Lean Six Sigma, Online Shop, Zone of Tolerance
EVALUASI HASIL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN EMPAT ELEMEN DASAR DALAM RANGKA PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT TMC TASIKMALAYA Yanuarti, Lita; Devina, Livia; Krishna, Mahesa; Veranita, Mira
JURNAL PENDIDIKAN, HUMANIORA, LINGUISTIK DAN SOSIAL (JAGADDHITA) Vol 2 No 1 (2023): JURNAL PENDIDIKAN, HUMANIORA, LINGUISTIK DAN SOSIAL (JAGADDHITA)
Publisher : ABISATYA DINAMIKA ISWARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58268/jg.v2i1.159

Abstract

Akreditasi rumah sakit merupakan penilaian terhadap suatu rumah sakit supaya rumah sakit mempunyai standar pelayanan yang sesuai sehingga dapat memberikan pelayanan yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien. Standar penilaian akreditasi yang paling penting meliputi empat elemen dasar penilaian rumah sakit yaitu Bantuan Hidup Dasar (BHD), Keselamatan dan Kesehatan Karyawan Rumah Sakit (K3RS), Sasaran Keselamatan Pasien (SKP), dan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Sehingga empat elemen dasar penilaian tersebut mampu dipahami oleh seluruh karyawan rumah sakit baik medis ataupun non medis. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi hasil pelatihan empat elemen dasar yang telah dilakukan diĀ  rumah sakit TMC Tasikmalaya dengan jumlah peserta berjumlah 50 orang. Metode yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan membandingkan nilai pre-test dan post-test serta metode wawancara. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan nilai yang signifikan dari 58,2% nilai pre-test menjadi 90,4% pada nilai post-test sehingga bisa dinilai pelatihan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta. Meskipun ada beberapa kendala yang dapat diperbaiki untuk pelatihan selanjutnya.