Abdul Hanan
Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Persepsi dan Tingkat Kepuasan Taruna Terhadap Pelayanan Perpustakaan (Studi Kasus di STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor) Abdul Hanan; Nayu Nurmalia
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v8i1.43

Abstract

Dalam pemanfaatan pelayanan Perpustakaan diperoleh data bahwa taruna berkunjung ke perpustakaan kurang dari rata-rata 2 kali dalam sebulan sebanyak 27,8%, berkunjung sebanyak 3 sampai 4 kali per bulan sebanyak 45,8% dan yang berkunjung lebih dari 5 kali sebanyak 26,4%. Hasil analisis tingkat Indek Kepuasan Taruna (IKP) terhadap 14 unsur pelayanan di unit Perpustakaan. Hasil analisis terhadap 14 unsur pelayanan perpustakaan terhadap taruna sebagai pengguna bahwa hanya satu unsur yang meperoleh indek kepuasaan dengan katagori sangat baik, 2 unsur pelayanan indek kepuasasan dengan katagori kurang baik, dan 11 unsur indek kepusan pada katagori baik. Untuk mengetahui mutu pelayanan dan kinerja unit perpustakaan maka dilakukan analisis dengan rumus Un x 0,0071 dalam hal ini Un adalah nilai rata-rata per unsur pelayanan, dan 0,071 adalah nilai bobot rata-rata tertimbang. Hasil analisis memperlihatkan bahwa nilai kepuasan tertinggi diperoleh pada unsur 5 (U5) yaitu tanggung jawab petugas pelayanan, sedangkan nilai kepuasan pelayanan yang paling rendah pada unsur 10 (U10) yaitu kelengkapan buku yang dibutuhkan.
Difusi Adopsi Teknologi Pendederan Ikan Patin pada Kelompok Pembudidaya Ikan di Kabupaten Purwakarta Abdul Hanan
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 11, No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v11i1.81

Abstract

Tujuan penelitian adalah menganalisis kecepatan penerapkan probiotik (Bakteri Lactobacillus) sebagai suatu inovasi pada pendeder ikan patin ditinjau dari aspek atribut inovasi dan atribut adopster. Difusi inovasi terkait dengan factor sugesti (pengaruh/kepercayaan), identifikasi (penelaahan) serta faktor imitasi (peniruan), dan ciri-ciri dari inovasi yang disampaikan, serta gencarnya promosi dari inovasi tersebut. Hasil kaji terap sebagai atribut inovasi pH 7,84 dan DO 5,61, panjang ikan 7,81 cm, dengan berat 3,90, dengan SR 99,8%, sedangkan tanpa probiotik panjang 5,17 cm dengan berat 1,16 gr, dengan SR 75%. Sedangkan atribut pengadopsi ingkat peniruan oleh sasaran pada minggu ke 9 sejak diperkenalkan inovasi terdapat 10 orang, pada tarap kepercayaan 0,05 berkorelasi dengan pengalaman usaha (0,399*) dan keinovatifan sasaran (0,395*) pada tarap nyata 0,05. Faktor pendifusi berkotrelasi dengan kredibiltas (0,367*) serta daya tarik (0,389*)
Analisis Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi Budidaya Ikan Lele Sangkuriang pada Kelompok Ranca Kembang di Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Abdul Hanan; Walson H Sinaga; Nayu Nurmalia; Ani Leilani
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v7i1.34

Abstract

Pengalaman usaha bidang perikanan pada responden berhubungan erat sapai pada pada tahap mencoba inovasi, sedangkan tingkat keinovatifan responden berhubungan erat sampai pada tingkat menerapkan inovasi yang dianjurkan. Umur responden. Lama pendidikan, dan tingkat kekosmopolitan tidak berhubungan erat dengan tingkat adopsi inovasi ikan lele sangkuriang.Peranan penyuluh perikanan sangat berhubungan erat sampai tahap mencoba dan berhubungan erat pada tahap menerapkan para responden terkait inovasi yang dianjurkan yaitu budidaya ikan lele sangkuriang pada kolam terpal. Sedangkan peranan ketua kelompok sangat berhubungnha erat sampai tahap menilai inovasi yang dianjurkan bagi para responden. Peranan dinas perikanan dan peranan media massa kurang berhubungan erat dengan tingkat adopsi budidaya ikan lele sangkuriang pada kolam terpal. Karakteristik inovasi berupa keuntungan relatif budidaya ikan lele sangkuriang dibandingkan inovasi lainnya (budidaya pertanian), keselarasan dengan kondisi lingkungan responden berhubungan sangat erat sampai pada tahap minat responden pada inovasi tersebut. Budidaya ikan lele sangkuriang dianggap tidak rumit diterapkan/dipraktekan oleh responden sangat berhubungan erat bagi responden untuk berminat dan sampai menghitung untung rugi dari inovasi tersebut (tahap minat). Budidaya ikan lele sangkuriang dengan karakteristik yang mudah diamati hasilnya oleh responden berhubungan erat pada tahap minat pada responden dan berhubungan sangat erat pada tahap mencoba. Namun demikian berdasarkan hasil analisis ciri inovasi teknologi budidaya ikan lele sangkuriang pada kolam terpal dengan ciri yang mudah dan cepat diamati yang berhubungan sangat erat kecepatan adopsi sampai tahap mencoba, sedangkan ciri inovasi lainnya baru sampai rata-rata pada tahap mminat.
Persepsi dan Tingkat Kepuasan Taruna terhadap Pelayanan pada Proses Pendidikan Abdul Hanan; Walson H Sinaga
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 11, No 3 (2017)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v11i3.95

Abstract

Hasil penelitian memperlihatkan berdasarkan 14 unsur pelayanan pendidikan kelompok dosen labo teknologi kepada taruna IKP optimal 3,000 namun range indek kepuasan taruna pada pendidikan yang diberikan dosen labo teknologi terendah 2,12 dan tertinggi 2,700. Sedangkan bagi responden taruni range IKPi yang diberikan terendah 2,200 dan tertinggi 3,00. Pada Kelompok dosen labo ekonomi pelayanan unsur terendah oleh taruna 2,15 dan tertinggi 2,700, sedangkan persepsi yang diberikan oleh taruni unsur terendah dengan nilai 2,15 dan tertinggi 3,00. Pada Kelompok Dosen labo penyuluhan persepsi taruna unsur terendah dengan nilai 2,200 dan tetinggi 3,00, sedangkan yang diberikan oleh taruni unsur terendah dengan nilai 2,300 dan unsur tertinggi dengan nilai 3,00. Nilai Indek Kepuasan Taruna (IKTa) bagi kelompok dosen labo teknologi diperoleh nilai sebesar 62,214, dengan kriteria kinerja Baik, sedangkan untuk Nilai Indek Kepuasan Tarunai (IKTi) sebesar 69,58, dengan kriteria kinerja Sangat Baik. Nilai Indek Kepuasan Taruna (IKTa) bagi kelompok dosen labo ekonomi sebesar 61,53, dengan kriteria kinerja Baik, sedangkan untuk Nilai Indek Kepuasan Taruni (IKTi) sebesar 68,865, dengan kriteria kinerja Sangat Baik. Nilai Indek Kepuasan Taruna (IKTa) bagi kelompok dosen labo penyuluhan sebesar 64,60, dengan kriteria kinerja sangat Baik,sedangkan untuk Nilai Indek Kepuasan Tarunai (IKTi) sebesar 70,025, dengan kriteria kinerja Sangat Baik.
Hubungan Karakteristik Pelaku Utama Perikanan dengan Kebutuhan Materi Penyuluhan Perikanan (Studi Kasus di Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah Abdul Hanan; Walson H Sinaga; Nayu Nurmalia
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v6i1.29

Abstract

Beberapa faktor internal pembudidaya ikan di Kabupaten Purbalingga seperti tingkat kekosmpolitan dan tingkat keinovatifan merupakan karakteristik yang sangat berkorelasi dengan tingkat kebutuhan para pembudidaya terhadap kebutuhan informasi penyuluhan perikanan. Karateristik tersebut yang sangat membantu kreatifitas penyuluh perikanan dalam menyiapkan materi penyuluhan perikanan.  Totok Mardikantoro (1991) membedakan ada tiga macam materi penyuluhan berdasarkan sifatnya yaitu: 1) Yang berisikan pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi, materi yang berisikan pemecahan masalah merupakan kebutuhan utama yang diperlukan oleh pelaku utama perikanan sebagai sasaran penyuluhan. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan penyuluhan, materi ini harus diutamakan terlebih dahulu sebelum materi-materi yang lainnya; 2) Yang berisikan petunjuk atau rekomendasi, yang harus dilaksanakan materi penyuluhan yang berupa petunjuk/rekomendasi yang harus dilaksanakan, sering kali sangat diharapkan oleh masyarakat sasaran, meskipun kurang memperoleh prioritas dibandingkan materi yang berisi pemecahan masalah. Karena itu materi ini hanya dibatasi pada petunjuk/rekomendasi yang harus segera dilaksanakan; 3) Materi yang bersifat instrumental.  Materi penyuluhan seperti ini tidak harus dikonsumsi dalam waktu cepat, tetapi merupakan materi yang perlu diperhatikan dan mempunyai manfaat jangka panjang.  Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus selalu mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat sasarannya. Keragaman sasaran yang dihadapi menjadi kendala bagi penyuluh dalam menentukan materi penyuluhan.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengakuan Terhadap Keberadaan dan Fungsi Pemimpin Opini (Kasus Pada Pembudidaya Ikan Kolam Jaring Apung (KJA) di Blok Coklat Waduk Cirata Cianjur Jawa Barat) Abdul Hanan
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v5i1.24

Abstract

Kredibiltas, daya tarik dan kemampuan seseorang merupakan karakteristik yang berhubungan dengan diakuinya seseorang sebagai sumber pendapat disuatu masyarakat. Seringnya seseorang dijadikan sumber pendapat baik pada satu aspek atau beberapa aspek inilah yang memunculkan adanya pemuka pendapat (Pemimpin Opini) pada suatu komunitas masyarakat. Diakuinya seseorang sebagai Pemimpin Opini pada bidang perikanan karena fungsi yang dijalankannya antara lain: (1) membantu pelaku utama perikanan dalam mencapai tujuan usahanya; (2) memperlancar komunikasi antar pelaku utama perikanan; (3) meningkatkan motivasi dalam berusaha; (4) membantu memperlancar fasilitas usaha; (5) membantu memecahkan masalah yang dihadapi pelaku utama. Hasil penelitian yang dilakukan di Blok Coklat Waduk Cirata terhadap komunitas pembudidaya ikan di Kolam Jaring Apung (KJA) dengan metode Sosiometri dari 8 (delapan) orang yang merupakan sumber pendapat usaha buddaya ikan KJA, ada 2 (dua) yang merupakan paling banyak dan paling sering dimintai pendapat oleh para pembudidaya ikan KJA untuk menjalankan usahanya. Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearmant bahwa terdapat hubungan yang erat dan sangat erat diakuinya seseorang sebagai pemimpin Opini dengan fungsi Pemimpin Opini.
Pengaruh Kedinamisan Suatu Kelompok Terhadap Fungsi Kelompok (Studi Kasus Pada Kelompok Perikanan di Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat) Abdul Hanan
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v9i1.56

Abstract

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa usia kelompok 63,3% pada rata-rata 3,7 tahun, kelas kelompok menunjukkan 43,3% berada pada kelas yang tinggi (utama), namun yang berada di kelas pemula juga persentasenya mencapai 36,6%. Jika dirata-ratakan maka kelas kelompok di Kabupaten bekasi pada kelas madya. Sebanyak 80% dari kelompok perikanan, jumlah anggota dengan rata-rata 25 orang. Unsur dinamika kelompok pada interval 53,4 % - 93,3%. Namun demikian pada unsur “Suasana Kelompok” tidak ada kelompok yang katagorinya baik, dan pada unsur dinamika kelompok “Keberhasilan kelompok tidak ada kelompok dengan katgori rendah. Nilai Korelasi Faktor Internal kelompok dan tiga fiungsi kelompok memperlihatkan unsur “tekanan pada kelompok” berhubungan erat dengan fungsi kelompok sebagai unir produksi (0,378), Sedangkan unsur Keberhasilan kelompok ternyata berhubungan erat dengan berfungsi baiknya kelompok sebagai kelas belajar (0,400) dan berhungan sangat erat pada unit kerjasama (0,771). Nilai Korelasi delapan unsur dinamika kelompok hanya unsur” pengembangan dan pemeliharaan kelompok yang berhubungan erat dengan usia kelompok (0,393). Sedangkan usur dinamika kelompok lainnya tidak begitu erat hubunganya dengan berfungsi atau belum berfungsinya suatu kelompok perikanan.Nilai Korelasi Antar Unsur Dinamika Kelompok memperlihatkan bahwa tujuan kelompok berhubungan sangat erat dengan struktur kelompok (0,378) dan unsur pengembangan dan pemeliharaan kelompok (0,503). Sedangkan unsur pengembangan kelompok berhubungan erat dengan terbentuknya suasana kelompok yang kondusif (0,422) Nilai Korelasi Antar Fungsi Kelompok menunjukkan bahwa bila kelompok sebagai unit usaha bersama berfungsi dengan baik, maka fungsi sebagai kelas belajarpun akan berfungsi dengan baik, dan demikian sebaliknya. Sedangkan fungsi kelompok yang lain tetap masih ada hubungan yang timbal balik namum pada kasusu kelompok perikanan di Kabupoaten bekasi belum memperlihatkan keeratan yang kuat antar fungsi kelompok sebagai kelas belajar dengan sebagai unit produksi.