Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Ribet!: Persepsi Menikah pada Emerging Adulthood Muhammad Zein Permana; Alnida Destiana Nishfathul Medynna
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 10, No 3 (2021): Volume 10, Issue 3, November 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v10i3.5509

Abstract

Persepsi tentang pernikahan merupakan pondasi awal yang dipersiapkan dalam membangun kehidupan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami persepsi menikah pada emerging adulthood (18-25 tahun) Universitas X di Cimahi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis tematik. Partisipan penelitian adalah mahasiswa (19-20 tahun) berjumlah 64 orang. Pengambilan data dilakukan dengan mengajukan tiga pertanyaan terbuka melalui google form. Data diolah menggunakan aplikasi MAXQDA 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menikah adalah menyatukan laki-laki dan perempuan dalam hubungan serius untuk saling berkomitmen, menjalankan ibadah, takut, dan ribet. Menurut partisipan, hal yang akan dilakukan dan penting dilakukan dalam pernikahan adalah komitmen, menjalankan peran suami/istri, interaksi, memiliki keturunan, tanggung jawab, dan menjaga aib. Dengan demikian, penelitian ini memberikan data empiris terkait persepsi menikah pada emerging adulthood.The perception of marriage is the initial foundation prepared family life. This study aims to explore the perception of marriage in emerging adulthood (18-25 years) University X in Cimahi. This research uses qualitative methods with thematic analysis. The participants are 64 students (19-20 years). Data was collected by asking three open questions via google form. The data is processed using the MAXQDA 2020. The results show that marriage is to unite men and women in serious relationships to commit to each other, worship, fear, and complicated. According to participants, things that will be do and important to do in marriage are commitment, carrying out the role of husband / wife, interaction, having children, responsibility, and maintaining disgrace. Thus, this study provides empirical data regarding the perception of marriage in emerging adulthood.
GAMBARAN KESEPIAN PADA EMERGING ADULTHOOD Muhammad Zein Permana; Meilina Fuji Astuti
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 16, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.16.2.133-142

Abstract

Emerging adulthood merupakan saat seseorang berada pada masa eksplorasi jalan karir, identitas, dan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran penghayatan pengalaman kesepian menurut emerging adulthood. Adapun penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis tematik. Partisipan yang terlibat adalah 46 orang mahasiswa aktif Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani yang tengah menempuh mata kuliah antropologi budaya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode self-administered survey menggunakan google form dengan dua pertanyaan terbuka. Teknik analisis data menggunakan metode thematic analysis yang diolah dengan aplikasi MAXQDA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menghayati kesepian dalam cara yang berbeda tergantung bagaimana mereka memaknai kesepian tersebut.
Eksplorasi Alasan Seseorang Berpacaran Pada Emerging Adulthood Risma Santika; M Zein Permana
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v6i2.6042

Abstract

Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran alasan berpacaran pada individu 18-25 tahun (emerging adulthood). Desain penelitian kualitatif dengan menggunakan analisa data tematik. Pada studi ini, partisipan dipilih menggunakan metode purposive sampling yang melibatkan 50 orang partisipan yang merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani yang tengah menempuh mata kuliah Antropologi Budaya dengan usia 18-25 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka, yang kemudian respon dari partisipan dianalisa secara tematik. Proses analisis penelitian menggunakan strategi (Strauss, 2014) dimana strategi ini dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa teknik koding. Terdapat 7 tema utama yang menunjukkan upaya individu untuk menjadikan pacaran sebuah media untuk dapat diterima secara sosial, dan untuk menjadi wajar secara sosial. Ketujuh tema utama ini dapat dijelaskan sebagai sebuah upaya rasionalisasi dan pembenaran perilaku individu dalam rentang usia 18-25 tahun sebagai bentuk untuk pencarian identitas diri dan sosial agar diterima dalam kelompok teman sebaya sebagai kelompok yang menjadi referensi norma sosial 
“Mengapa Hidup yang Abstrak Membuat Cita-Cita Lebih Abstrak” (Gambaran Cita-Cita Mahasiswa di Fakultas Psikologi UNJANI) Muhammad Zein Permana; Fellia Lesthari
PSIKOLOGI KONSELING Vol 13, No 1 (2022): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v20i1.24803

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendalami bagaimana penghayatan gambaran cita-cita serta tujuan hidup pada emerging adulthood. Metode penelitian yang ditetapkan, yakni pada metode kualitatif bersifat induktif. Teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis tematik melalui tiga tahap, yakni initial code, axial code, dan selective code dengan prinsip keabsahan kredibilitas dan peneliti juga melakukan intercoder analysis. Hasil penelitian ditemukan para partisipan dengan goals yang diinginkan, kondisi saat ini, dan proses yang dilakukan. Lalu ditemukan tema terkait keinginan yang berkaitan dalam hal berkeluarga, meningkatkan finansial, dalam hal pendidikan, dalam hal perubahan sikap, dalam hal perasaan, serta cita-cita yang tidak berhubungan dengan bidang psikologi.
Puas Sesuai Syari’at: Kepuasan Pernikahan pada Pasangan yang Menikah dengan Cara Ta’aruf Muhammad Zein Permana; Asfahani Kurnia
Jurnal Psikologi Islam dan Budaya Vol 4, No 2 (2021): JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya
Publisher : Faculty of Psychology, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpib.v4i2.11791

Abstract

This study aims to explore marital satisfaction in couples who are married through ta'aruf. The method used is qualitative approach with phenomenological analysis. Data collection was carried out through in-depth interviews on 5 participants. This study describes that couples who marry through ta'aruf, have relatively the same object of satisfaction, namely religiosity with the aim of getting the rida and blessing of Allah Swt. This finding shows that research related to marital satisfaction, especially in couples who are married in a ta'aruf way, is no longer a subjective study, but has an alternative to begin to be objectively explained, predicted, and even controlled through religiosity factors. Also, marriage through ta'aruf is not only explained in the relational area between husband and wife, but also becomes part of the spiritual area and even religion, getting married as part of worship.
PERAN KONFLIK KERJA-KELUARGA DALAM MEMEDIASI KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT PEREMPUAN Alparisi Sirajuddin; M. Zein Permana
JURNAL PSIKOLOGI INSIGHT Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/insight.v2i1.11775

Abstract

This study to examine the role of work-family conflict in mediating relationships of social support and job satisfaction in female nurses. The approach used hierarchical regression analysis with social support as independent variable, job satisfaction as dependent variable, and work-family conflict (WFC) as mediator. Each variable was measured using a questionnaire given to participants consisting of 80 female nurses. The study found that social support had a significant positive contribution to nurse job satisfaction, and the contribution was mediated by work-family conflict.
Toxic Relationship in Emerging Adulthood Zein Permana; Koentjoro Koentjoro; Muhammad Najib Azca
Jurnal Wanita dan Keluarga Vol 4 No 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Pusat Studi Wanita dan Keluarga UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jwk.8765

Abstract

This study aims to explore the primary concerns of emerging adulthood in Bandung, Indonesia, and the psychological dynamics that occur in their lives during this stage. Using a three-phase approach, a survey was conducted among 1034 participants (mean age = 20.4) to identify their current concerns. A grounded approach was employed in the second phase to determine the recurring themes of concern. The findings indicate that the primary concern of emerging adults is related to potentially toxic romantic relationships. To gain a deeper understanding of the psychological dynamics associated with these relationships, in-depth interviews were conducted with 11 emerging adults who had experienced toxic relationships. The results revealed five critical areas within toxic relationships, including: 1) reasons for initiating the relationship; 2) the "something is wrong" phase; 3) adverse outcomes of the relationship; 4) strategies for ending the relationship; and 5) expectations that emerge and develop as the relationship ends. In conclusion, this study provides insights into the primary concerns of emerging adulthood regarding toxic romantic relationships. The findings have important implications for the development of interventions and more effective approaches to help emerging adults manage their romantic relationships.
Trengginas: Sebuah Konsep Psikologi Zein Permana; Aghniya Fatwa
Psycho Idea Vol 21, No 2 (2023): Psycho Idea
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/psychoidea.v21i2.18456

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis konsep "trengginas" secara mendalam dari perspektif psikologis. Konsep trengginas merujuk pada karakteristik individu yang aktif, terampil, kreatif, tangkas, dan mampu bekerja keras dalam menyelesaikan tugas. Meskipun ada beberapa padanan kata seperti agile atau grit, kedalaman dan cakupan konsep trengginas membuatnya sulit dijelaskan dengan konsep yang sudah ada. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep trengginas mencakup kemampuan untuk merespon secara kognitif dan konsisten berdasarkan kondisi diri dalam gerakan tertentu baik itu secara multitasking dan fleksibel. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep trengginas dan kontribusi untuk membangun serta mengembangkan teori baru terkait trengginas dari perspektif psikologis.
PENGALAMAN KEPUASAN PERNIKAHAN WANITA YANG MENIKAH DENGAN CARA TAARUF Asfahani Kurnia; Muhammad Zein Permana; Rachmat Taufiq
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 4, No 2: Juli 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v4i2.22825

Abstract

Pernikahan merupakan suatu perjanjian yang sakral antara dua orang untuk hidupbersama secara sah, maka diperlukan kepuasan dalam pernikahan agar pernikahandapat bertahan lama. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambarankepuasan pernikahan wanita yang menikah melalui taaruf. Metode yang digunakandalam penelitian adalah kualitatif, dengan teknik analisa fenomenologi. Partisipandipilih dengan snowballing sampling. Penelitian dilakukan dengan wawancaramendalam terhadap dua orang wanita yang menikah dengan cara taaruf, berdomisiliJawa Barat, dan usia pernikahan antara 1 hingga 5 tahun. Data penelitian berupatranskrip yang dianalisis menggunakan interpretative phenomenological analysisuntuk mendapatkan penghayatan terkait kepuasan pernikahannya. Hasilnyaditemukan tiga tema dalam pengungkapan pengalaman kepuasan pernikahan wanitayang menikah melalui taaruf, yaitu kepuasan pernikahan, afeksi dan konflik. Terlihatbahwa wanita yang menikah melalui taaruf telah mencapai kepuasan pernikahannya,banyak sumber dan bentuk kepuasan yang dirasakan, juga masalah yang timbul,namun semua dilalui dengan sabar, syukur, dan menyerahkan semuanya pada AllahSWT. Maka dalam hal ini dapat diketahui pula yang paling menonjol dalam kepuasanpernikahan adalah aspek religiusitas, karena wanita yang menikah dengan carataaruf lebih fokus pada pengalaman pernikahan yang disyukuri, semuanyamengutamakan sabar, syukur, serta rida Allah dalam perjalanan pernikahannya.
Eksplorasi Alasan Pengambilan Keputusan Pinjaman Online pada Emerging Adulthood Muhammad Zein Permana; Erma Ermawati
JURNAL SOCIAL LIBRARY Vol 4, No 2 (2024): JURNAL SOCIAL LIBRARY JULY
Publisher : Granada El-Fath

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/sl.v4i2.264

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena Pengambilan Keputusan Menggunakan Pinjaman Online pada Emerging Adulthood (18-29 tahun) dari perspektif psikologis. Menggunakan pendekatan Grounded Theory, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 107 partisipan yang memiliki pengalaman menggunakan layanan pinjaman online. Hasil penelitian mengidentifikasi sepuluh tema utama yang mempengaruhi keputusan individu untuk menggunakan pinjaman online: kebutuhan finansial mendesak, kemudahan dan kecepatan akses, gaya hidup konsumtif, kurangnya literasi keuangan, pengaruh teman dan lingkungan sosial, kurangnya alternatif keuangan, desakan emosional dan psikologis, pengalaman positif sebelumnya, kurangnya transparansi informasi, dan tekanan untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan preventif berbasis nilai-nilai Islam dalam menangani masalah ini serta peran akademisi Muslim dan pergerakan Islam dalam menyediakan pendidikan, dukungan, dan intervensi yang sensitif terhadap budaya.