Isnaeni Anggun Sari
Universitas Diponegoro

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ikatan Relasi Suami-Istri: Dinamika Keputusan Menikah saat Pandemi COVID-19 Isnaeni Anggun Sari; Muhammad Zulfa Alfaruqy
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 10, No 3 (2021): Volume 10, Issue 3, November 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v10i3.5309

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi respon psikologis dan dinamika pengambilan keputusan menikah saat pandemi COVID-19. Penelitian yang didesain dengan metode kualitatif eksploratif ini melibatkan 266 subjek yang menikah saat masa pandemi. Data digali dengan kuesioner open-ended dan dianalisis dengan analisis konten. Hasil menunjukkan bahwa respon psikologisketikadihadapkan pada pandemi meliputi respon afektif (58,7%), kognitif (19,9%), psikomotorik (8,6%), dan netral (8,6%). Keputusan menikah saat masa pandemi didasari pertimbangan faktor teknis (alokasi sumber daya, kesiapan acara), faktor sosial-psikologis (kesiapan personal, dukungan keluarga, agama), dan faktor situasional (ketidakpastian kapan pandemi berakhir). Tantangan terbesar yang dialami ialah perihal teknis penyelenggaraan resepsi, diikuti ketidakhadiran keluarga besar, pengurusan administrasi, dan pembatasan sosial. Penelitian ini berimplikasi pada kebijakan publik yang mendorong kesiapan materi maupun psikologis calon suami-istri apabila menikah saat pandemi.This study aimed to explore the psychological response and the dynamics of marriage decisions during the COVID-19 pandemic. This is an exploratory qualitative method that involved 266 subjects who were married during the pandemic. The data were collected with an open-ended questionnaire and analyzed with content analysis. The results showed that the psychological responses toward marriage during the pandemic included affective (58.7%), cognitive (19.9%), psychomotor (8.6%), and neutral (8.6%) responses. The decision to marry during a pandemic is based on technical factors(allocation of resources, event readiness), social-psychological factors (personal readiness, family support, religion) and situational factor (uncertainty about when the pandemic will end). The biggest challenges are about organizing a reception, following the presence of a large family, administrative management, and social management. This research has implications for public policies that encourage psychological and material readiness of married couples during the pandemic.
Dinamika psikologis dan harapan mahasiswa sebagai generasi digital Muhammad Zulfa Alfaruqy; Isnaeni Anggun Sari
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 9, No 2 (2023): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020232084

Abstract

Pandemi COVID-19 mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, termasuk sektor pendidikan. Mahasiswa menjalani perubahan dari pembelajaran luring menjadi pembelajaran daring selama dua tahun terakhir. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dinamika psikologis, adaptasi, dan harapan pemuda generasi digital yang telah mengikuti pembelajaran daring (dalam jaringan) selama dua tahun. Penelitian didesain dengan pendekatan kualitatif eksploratif. Penelitian melibatkan 1114 orang generasi digital yang berstatus sebagai mahasiswa dan telah mengikuti pembelajaran daring selama dua tahun. Penggalian data memakai kuesioner open-ended. Analisis data menggunakan analisis konten dengan tiga tahap koding yaitu open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa generasi digital telah merasa nyaman, senang, dan mampu beradaptasi dengan pembelajaran daring, meskipun kadang diliputi rasa bosan, lelah, demotivasi, dan sulit memahami materi. Mayoritas mahasiswa (73,3%) merasa bahwa kondisi psikologis saat ini lebih baik daripada kondisi saat awal pandemi. Hal tersebut terjadi karena kemampuan adaptasi generasi digital yang didukung oleh fasilitas yang memadai, dukungan sosial, regulasi diri, sistem pembelajaran, dan lingkungan yang kondusif. Mahasiswa dominan (61,94%) berharap penyelenggaraan pembelajaran tatap muka dibandingkan pembelajaran daring. Optimalisasi proses belajar, kebutuhan interaksi sosial dan akses fasilitas kampus, serta kejenuhan atas pembelajaran daring menjadi alasannya. Penelitian berimplikasi pada urgensi keterampilan adaptasi generasi digital dalam situasi perubahan yang begitu cepat dan tidak pasti. Kebijakan publik yang mendukung pembelajaran tatap muka perlu diperhatikan dengan baik ketika pandemi COVID-19 telah terkendali.