Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kajian Tentang Penyebaran Mangrove Dalam Penetapan Jalur Hujau (Green belt) Di Wilayah Pesisir Desa Nangahale Kecamatan Talibura dan Desa Reroroja Kecamatan Magepanda Kabupaten Sikka Privinsi Nusa Tenggara Timur Maria Yohanista; Maryany Dewi Mantari
AQUANIPA - Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Aquanipa
Publisher : Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan penting di wilayah pesisir dimana berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi biota perairan, tempat pemijahan, daerah asuhan (nursey ground) berbagai macam biota, penahan abrasi pantai, amukan angina taufan dan tsunami. Wilayah pesisir Kabupaten Sikka dengan panjang pantai 444,5 km adalah wilayah rawan bencana seperti abrasi dan gempa sehingga memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaan wilayah tersebut. Salah satu bentuk upaya/kebijakan adalah menetapkan lebar jalur hijau di pesisir guna menjaga kelestarian dan pengelolaan ekosistem mangrove di wilayah pesisir dimana akan melindungi kawasan pantai dari abrasi, gelombang pasang dan tsunami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak negatif dari kerusakan hutan mangrove dan untuk mengetahui strategi yang di gunakan untuk pengembangan partisipasi masyarakat pesisir dalam pengolahan ekosistem hutan Mangrove yang ada di dua desa. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode uji statistik, deskriptif  kulitatif, dan analisis SWOT dengan mengunakan data primer dan data sekunder. Data primer di kumpulkan melalui kusioner (Quesioner), wawancara ( Interviuw) dan pengamatan (Observasi). Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari buku – buku, kantor desa dan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan judul penelitian. Hasil penelitian diperoleh bahwa berdasarkan analisis SWOT (1) kekuatannya adalah potensi pantai yang cocok menjadi habitat mangorove, terdapat keanekaragaman jenis  mangrove yang tumbu di Desa Nangahale dan Desa Reroroja, adanya progam khusus dari lembaga atau instasi tertentu dalm pengolahan hutan mangrove; (2) kelemahannya adalah masi adanya lahan kosong, adanya organisasi atau kelompok yang menyediakan bibit, adanya upaya untuk reboisasi pantai; (3) kelemahannya adalah sikap dan perilaku masyarakat yang acu taka cu terhadap matigasi bencana, rendanya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan hutan mangrove, tidak adanya pengawasan kusus terhadap ekosistem mangrove dari masyarakat maupun lembaga atau instasi terkait; (4) ancamannya adalah penumpukan sampah di areal hutan mangrove,bencana alam seperti banjir dan tsunami, dan perubahan iklim.