Made Dharmadi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN FAKTOR RISIKO INDIVIDUAL TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2015 Kenny Darmaliputra; Made Dharmadi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.252 KB)

Abstract

Penggunaan komputer dapat mengakibatkan terjadinya computer vision syndrome (CVS). Faktor individual termasuk salah satu faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya CVS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran keluhan dan faktor individual yang berhubungan dengan kejadian CVS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 123 mahasiswa di Fakultas Teknik Jurusan Teknologi Informasi Universitas Udayana. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Data penelitian meliputi keluhan yang dialami, jenis kelamin, jarak pandang, sudut pandang, durasi bekerja di depan komputer, durasi istirahat setelah menggunakan komputer, dan penggunaan kacamata diperoleh dengan wawancara. Hasil analisis ditampilkan dalam bentuk narasi dan tabel. Dari 123 sampel, 74,0% mengalami CVS. Adapun keluhan CVS yang paling banyak dialami adalah mata lelah (91,1%). Selanjutnya didapatkan proporsi kejadian CVS lebih tinggi pada : perempuan (83,3%), jarak pandang kurang dari 50 cm (79,6%), sudut pandang lebih rendah (77%), durasi bekerja di depan komputer lebih dari 4 jam (78,2%), durasi istirahat kurang dari 15 menit (78,3%), dan yang menggunakan kacamata (82,9%). Dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki faktor risiko individual seperti : perempuan, jarak pandang kurang dari 50 cm, sudut pandang lebih rendah, durasi bekerja di depan komputer lebih dari 4 jam, durasi istirahat kurang dari 15 menit, dan yang menggunakan kacamata, memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami CVS. Kata kunci: computer vision syndrome, faktor individual, keluhan mata
GAMBARAN KETAJAMAN PENGLIHATAN BERDASARKAN INTENSITAS BERMAIN GAME SISWA LAKI-LAKI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIANYAR I BULAN MARET– APRIL 2013 Kadek Gede Bakta Giri; Made Dharmadi
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 1 (2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.717 KB)

Abstract

Mata adalah panca indera penting yang perlu pemeriksaan dan perawatan secara teratur. Dari penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Sanglah Denpasar dari 1 Januari sampai 31 Desember 2011 dilaporkan jumlah pasien dengan kelainan refraksi mencapai 777 orang dan angka kejadian tertinggi terlihat pada kelompok umur usia sekolah 11-20 tahun (21,5%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tajam pengelihatan dengan intensitas bermain game pada siswa laki-laki. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional. Sampel penelitian adalah siswa SMP laki-laki di wilayah kerja Puskesmas Gianyar I yang dipilih secara acak dengan simple random sampling. Data yang diperoleh dari sampel menunjukkan bahwa sebanyak 71 orang (78,9%) dari seluruh responden penggemar video game memiliki penurunan tajam penglihatan. Meningkatnya temuan penurunan tajam penglihatan seiring dengan peningkatan durasi bermain video game dipengaruhi oleh faktor gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh layar monitor video game. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat kecendrungan peningkatan jumlah penurunan tajam penglihatan pada siswa laki-laki yang memiliki intensitas bermain game yang lama.  
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG BEROLAHRAGA RUTIN DAN YANG BEROLAHRAGA TIDAK RUTIN DI LAPANGAN RENON, DENPASAR 2015 Alan Budiman Karamoy; Made Dharmadi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.504 KB)

Abstract

Penatalaksanaan diabetes mellitus meliputi pengetahuan, perbaikan gizi, olahraga dan obat antidiabetes. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kadar glukosa dalam darah pada orang yang mengalami diabetes mellitus tipe 2 yang berolahraga dan yang berolahraga tidak rutin.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitaif dengan pendekatan cross-sectional. Pasien diabetes mellitus tipe 2 yang hadir pada acara tenda tensi di Renon, Denpasar sebanyak 85 orang. Data dikumpulkan dengan cara wawancara dan pemeriksaan kadar glukosa dalam darah acak yang diperiksa dengan alat glukometer.Terdapat 35% responden yang berolahraga rutin dan 65% yang berolahraga tidak rutin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang melakukan olahraga secara rutin memiliki kecenderungan kadar glukosa darah acak yang lebih rendah dengan rerata 156 mg/dL daripada yang berolahraga tidak rutin dengan rerata 218 mg/dL.Sebagai simpulan, rerata kadar glukosa dalam darah responden yang berolahraga rutin memiliki kecenderungan lebih rendah daripada responden yang berolahraga tidak rutin. Olahraga rutin memiliki potensi untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Kata kunci : Diabetes mellitus tipe 2, olahraga, kadar glukosa dalam darah
KEJADIAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEGAWAI ADMINISTRATIF DI PT. AKR CORPORINDO TBK GROUP Christophoroes Jonathan Tansil; Made Dharmadi; Luh Seri Ani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.111 KB)

Abstract

Pegawai perusahaan yang bekerja dengan posisi duduk di belakang meja merupakan kelompok risiko tinggi mengalami nyeri pinggang bawah (NPB) akibat beberapa faktor seperti posisi dan lama duduk statis. Prevalensi penderita NPB di Indonesia masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi NPB pada pegawai administratif perusahaan PT. AKR Corporindo TBK, Group. Metode penelitian adalah deskriptif cross-sectional dengan 100 responden. Tingkat keparahan NPB diukur menggunakan acute low back pain screening questioner (ALBPSQ). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan analisis data dilakukan secara deskriptif. Prevalensi NPB didapatkan sebesar 43%. Kejadian nyeri pinggang lebih banyak ditemukan pada pegawai dengan jenis kelamin lelaki (45,3%), usia > 40 tahun (48,1%), IMT overweight dan obes (47,7%), posisi bungkuk (55,9%) dan lama duduk lebih dari 4 jam (53,8%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip ergonomik diperlukan terhadap pegawai administratif untuk mencegah kejadian NPB. Kata kunci :nyeri pinggang bawah, lama kerja, posisi kerja, pegawai administratif