Wati, Dwi Nurviyandari Kusuma
Faculty Of Nursing, Universitas Indonesia, Depok 16424

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Keperawatan Indonesia

PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF DAPAT MENURUNKAN INDEKS MASSA TUBUH LANSIA DI PSTW WILAYAH DKI JAKARTA Jayanti Indah Layla; Dwi Nurviyandari Kusuma Wati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 20 No 2 (2017): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v20i2.489

Abstract

Abstrak Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Lansia dengan penurunan fungsi kognitif mengalami peningkatan metabolisme yang dapat menyebabkan malnutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi kognitif dengan indeks massa tubuh lansia di Panti Sosial Tresna Werdha wilayah DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 98 lansia yang dipilih melalui proportional dan simple random sampling. Fungsi kognitif dinilai dengan menggunakan kuesioner Mini Mental State Examination, sedangkan status gizi dinilai dengan menggunakan indeks massa tubuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif dan indeks massa tubuh (r= 0,550; p= 0,0001; α= 0,05). Pemberi pelayanan di panti perlu memiliki keterampilan khusus untuk meningkatkan status gizi pada lansia dengan penurunan kognitif. Kata kunci: fungsi kognitif, indeks massa tubuh, lingkar lengan atas, Mini Mental State Examination, Panti Sosial  Tresna Werdha Abstract Cognitive Function Decline can Reduce The Body Mass Index of Elderly in Nursing Home. Aging process affects the decline of the cognitive function. Elderly with cognitive decline may have increased metabolism that can cause of malnutrition. This study aimed to determine the relationship between cognitive function with body mass index of elderly at Panti Sosial Tresna Werdha in DKI Jakarta. The study design was cross sectional with 98 elders, as the samples, who were selected through quota and simple random sampling. Cognitive function was assessed by using the MMSE instrument, while the nutritional status was assessed by using body mass index. The results of this study indicated that there was a significant correlation between cognitive function with body mass index (r= 0.550; p= 0.0001; α= 0.05). Service providers in nursing home must have certain skills to improve the nutritional status of the elderly with cognitive decline. Keywords: body mass index, cognitive function, MMSE, Panti Sosial Tresna Werdha
Penyakit Kronis Lebih dari Satu Menimbulkan Peningkatan Perasaan Cemas pada Lansia Di Kecamatan Cibinong Beningtyas Kharisma Bestari; Dwi Nurviyandari Kusuma Wati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 19, No 1 (2016): March
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v19i1.433

Abstract

Kecemasan merupakan perasaan takut atau khawatir yang disebabkan oleh berbagai peristiwa yang bersifat subjektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah penyakit kronis yang dimiliki terhadap kecemasan lansia dengan penyakit kronis di wilayah binaan UPF Puskesmas Pabuaran Indah, Kecamatan Cibinong. Desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 105 lansia dengan penyakit kronis,  berusia 60 tahun atau lebih yang dipilih dengan teknik cluster sampling. Instrumen yang digunakan adalah Depression Anxiety Stress Scale (DASS) skala kecemasan dan kuesioner karakteristik responden. Hasil penelitian menemukan terdapat hubungan antara jumlah penyakit kronis yang dimiliki terhadap kecemasan lansia dengan penyakit kronis, (p= 0,004) dengan kekuatan hubungan (odd ratio) 3.549. Lansia yang memiliki lebih dari satu penyakit kronis memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk merasa cemas. Pelayanan kesehatan disarankan untuk memberikan edukasi kesehatan dan meningkatkan peran keluarga untuk mengurangi kecemasan. Abstract Multiple Chronic Diseases Increase Anxious Feeling of Community-Dwelling Elderly in Cibinong District. Anxiety is fear and worry feeling that caused by various event that subjectively. This study aimed to determine relationship amount of chronic disease towards anxiety of elderly with chronic disease in UPF Puskesmas Pabuaran Indah area, Cibinong District or Kecamatan Cibinong. Descriptive correlative design with cross-sectional approach was applied. 105 elderly with chronic disease, age 60 years or above were taken in this study, which is using cluster sampling. This research using Depression Anxiety Stress Scale (DASS): Anxiety scale and characteristics of respondent questionnaire. The results of the study found that there is a relationship between amount of chronic disease towards anxiety of elderly with chronic disease (p= 0.004) with the strength of significance (odds ratio) 3.549. Elderly with multiple chronic diseases has 3 times more of risk to feel anxious. Health center is advised to give health education, and increase family role to reduce anxiety Keywords: anxiety, amount of chronic disease, elderly
Determinant Factors of Quality and Life Satisfaction of the Older People Etty Rekawati; Junaiti Sahar; Dwi Nurviyandari Kusumawati; Arief Andriyanto
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 25, No 1 (2022): March
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v25i1.1752

Abstract

Older people’s health care is carried out by involving the family as a support group. If done optimally, the support provided will help maintain the health of older people. The purpose of the study was to analyze the determinant factors (family support and burden) on the quality and satisfaction of life the older people. This descriptive correlational research was the second stage of previous research related to the identification of caregivers' burden when caring for older people. A sample of 104 respondents was taken through simple random sampling. The results showed that the family support and family burden affected the older people's quality of life (< 0.05), but did not affect the older people's life satisfaction (> 0.05). Family support and burdens affect the QoL for older people, which is due to the family's ability in caring for older people and the need for long-term services at home. Recommendations for health workers, especially nurses, are to focus not only on the elderly but also to the family's physical, psychological, and financial burdens to increase family support.AbstrakFaktor Determinan dari Kualitas dan Tingkat Kepuasan Hidup Lansia. Lansia yang sehat dapat dicapai dengan melibatkan seluruh anggota keluarga sebagai support group dalam merawat lansia. Karenanya, perawatan yang optimal oleh keluarga dapat menjaga kesehatan lansia itu sendiri. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor determinan (dukungan keluarga dan beban keluarga) pada kualitas hidup dan kepuasan hidup pada lansia. Penelitian deskriptif korelasional ini merupakan studi tahap kedua dari penelitian sebelumnya, yaitu studi identifikasi masalah pada beban yang dihadapi oleh caregiver. Sebanyak 104 responden sebagai sampel untuk studi ini dipilih melalui teknik simple random sampling. Penelitian ini menunjukan bahwa faktor dukungan dan beban keluarga mempengaruhi kualitas hidup lansia (< 0,05), namun tidak memengaruhi kepuasan hidup pada lansia (> 0,05). Dukungan keluarga yang memengaruhi kualitas hidup lansia terjadi karena faktor kemampuan keluarga itu sendiri dalam merawat lansia dan faktor kebutuhan jangka panjang dalam merawat lansia itu sendiri. Rekomendasi untuk para tenaga kesehatan, khususnya perawat, adalah untuk fokus tidak hanya pada lansia namun juga pada keluarga dari aspek beban fisik, mental dan finansial, untuk meningkatkan dukungan keluarga.Kata Kunci: kepuasan hidup, kualitas hidup, lansia  
Improving The Health and Functional Status of Institutionalized Older Adults through The Nurse, Caregiver and Older-Adults Partnership Model (Miradasia) Junaiti Sahar; Dwi Nurviyandari Kusuma Wati; Etty Rekawati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 22 No 2 (2019): July
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v22i2.924

Abstract

Health and functional status are standard measurements in older adult’s services that showed physical and mental condition. However, institutionalized older adults with several adjustments and their limited source might cause compromised health and functional status. The quasi-experimental study aimed to investigate the effect of MiRaDaSia (nurses and caregivers joined the partnership model) on health and functional status among institutionalized older adults in Jakarta. It included 106 participants as intervention groups and 106 participants as control groups, who selected by multistage random sampling. We used the SF-12 and Barthel index to measure older-adults health and functional status. MiRaDaSia model was implemented for twelve weeks. Generally, there has been an increase in the mean of health and functional status after the intervention. There were significant improvements in functional condition between each group (p=0,001); however, mean difference oh health status show the significant increase only on six weeks following the intervention. MiRaDaSia can be implemented as a practical model to enhance services among institutionalized older-adults by professional’s staff as it encourages partnership among the nurse, caregiver, and the institutionalized older-adults. Future research may consider the effectiveness of the model in private institutional, with widening variation of older adults and caregivers’ characteristics as well as the different working environment of the institution. Abstrak Model Kemitraan Perawat, Caregiver, dan Lansia (Miradasia) Dalam Meningkatkan Status Kesehatan Dan Fungsional Lansia di Panti. Status kesehatan dan fungsional merupakan pengukuran standar yang harus dilakukan dalam menilai pelayanan kesehatan lansia yang meliputi pengkajian sampai evaluasi. Kedua pengukuran tersebut pada akhirnya menggambarkan kondisi fisik dan mental lansia. Namun, kondisi lansia yang berada di panti dengan berbagai permasalahan kesehatan dan keterbatasan sumber daya dapat menimbulkan gangguan pada status kesehatan dan fungsional lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan model praktik Kemitraan antara perawat, caregiver, dan lansia (MiRaDaSia) terhadap status kesehatan dan fungsional pada lansia yang tinggal di panti wilayah Jakarta. Penelitian dengan desain quasi-eksperimental melibatkan 2 kelompok yang terbagi menjadi 106 partisipan di kelompok intervensi serta 106 partisipan di kelompol kontrol. Pemilihan sampel dilakukan melalui multistage random sampling dengan alat pengukuran berupa SF-12 dan Barthel index untuk melihat staus kesehatan dan fungsional lansia. Model praktik keperawatan MiRaDaSia diimplementasikan selama 12 minggu pada kelompok intervensi. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan status kesehatan maupun fungsional status setelah intervensi model MiRaDaSia. Status fungsional secara signifikan mengalami peningkatan antara kelompok perlakuan (p=0,001) namun, beda reratastatus kesahatan menunjukkan peningkatan signifikan pada pengukuran 6 minggu setelah intervensi. terdapat peningkatan rerata status kesehatan setelah intervensi. Status kesehatan dan fungsional pada lansia dipengaruhi Model praktik keperawatan MiRaDaSia dapat diimplementasikan sebagai model praktik untuk meningkatkan pelayanan lansia oleh petugas maupuun tenaga profesional pada setting panti, karena memberikan penguatan pada kemitraan antara perawat, caregiver, dan lansia. Penelitian yang akan datang sebaiknya perlu mempertimbangkan penerapan model prakting di setting panti swasta, dengan variasi karakteristik lansia dan caregiver yang lebih banyak maupun lingkungan kerja institusi, untuk mengetahui lebih jauh tentang efektivitas model. Kata kunci: caregiver, lansia, lansia di panti, MiRaDaSia, status fungsional, status kesehatan