This Author published in this journals
All Journal 'ADALAH
A Salman Maggalatung
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Mari Selamatkan Pancasila A Salman Maggalatung
ADALAH Vol 1, No 12 (2017)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.068 KB) | DOI: 10.15408/adalah.v1i12.8921

Abstract

Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi bangsa selalu menjadi perdebatan dan dan pertentangan. Hal ini berlangsung sejak awal kemerdekaan hingga masa sekarang. Pancasila seolah dijadikan sebagai sesuatu yang setara agama, sehingga siapapun yang menggunakannya dianggap menduakan agama yang diyakini warga negara. Tetapi memang pada masa orde baru, pengawalan terhadap Pancasila sangatlah berlebihan. Siapapun yang membenci Pancasila dianggap sebagai ancaman kedaulatan bangsa. Bahkan organisasi apapun yang tidak menjadikan ideologinya Pancasila dianggap sebagai organisasi pembangkang, separatis, dan anti-pancasila. Termasuk dalam hal ini seluruh komponen masyarakat diwajibkan menghayati dan mengamalkan Pancasila. Siswa SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi wajib melalui penataran P4. Tanpa melalui penataran P4, maka seseorang dianggap tidak memenuhi kualifikasi dapat memasuki lembaga tertentu.  
Pancasila Tidak Bertentangan Dengan Agama A Salman Maggalatung
ADALAH Vol 1, No 9 (2017)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.993 KB) | DOI: 10.15408/adalah.v1i9.8920

Abstract

Pendiri negara kesatuan Republik Indonesia, founding father bangsa telah mencetuskan lima sila sebagai dasar pijakan bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sila tersebut kemudian disebut dengan nama Pancasila. Pancasila lahir pada tanggal 1 juni 1945 dicetuskan oleh Soekarno. Meskipun masih dalam  perdebatan dan perselisihan akan waktu yang tepat menyatakan tanggal kelahirannya, tetapi dengan disahkan melalui Perpres di masa presiden Jokowi, maka tanggal 1 Juni patut diakui sebagai tanggal lahirnya Pancasila.  
Pilkada Telah Berakhir Pasang Niat Menyongsong Pilpres 2019 A Salman Maggalatung
ADALAH Vol 2, No 5 (2018)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.084 KB) | DOI: 10.15408/adalah.v2i5.8610

Abstract

Baru saja kita menyaksikan pesta demokrasi di berbagai daerah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia atau yang disebut dengan Pilkada serentak. Sejatinya Pilkada merupakan ajang pergantian kekuasaan berlangsung secara damai dan bermartabat. Namun kenyataannya di beberapa daerah tertentu justru menjadi ajang adu otot dan adu mulut yang tentunya mencederai demokrasi. Terlihat dari adanya kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah seperti pada propinsi papua yang mengakibatkan tewasnya petugas pemilu dan beberapa orang warga  masyarakat (www.bbc.com, 28/6/2018). Penandatanganan fakta integritas siap menang dan siap kalah, pada realitanya ternyata hanyalah simbol belaka. Karena pada saat mengalami kekalahan, kubu yang kalah tidak terima dan menuntut pihak yang menang. Sehingga menimbulkan kekisruhan dan kegaduhan politik di sana sini.  Oleh karenanya, para kandidat yang berkompetisi mestinya memiliki etika berdemokrasi dan lebih mengedepankan pola politik santun dan damai. Sehingga para pendukung tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis dan kekerasaan.  
Tahun Politik dan Pancasila A Salman Maggalatung
ADALAH Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.464 KB) | DOI: 10.15408/adalah.v2i4.9006

Abstract

Tahun 2018 ini dikenal sebagai tahun politik, karena itu suhu politik sudah mulai memanas. Meningkatnya suhu politik, karena rakyat Indonesia  akan memilih lagi Presiden dan Wakil Presiden, yakni pemimpin bangsa Indonesia untuk masa waktu lima tahun berikutnya, yakni 2019-2024. Lalu apakah petahana (Joko widodo) masih terpilih atau diganti oleh anak bangsa yang lain. Bagi kita tidak ada masalah yang penting siapapun yang terpilih harapan kita sebagai anak bangsa adalah Presiden dan wakil Presiden terpilih betul-betul dapat memenuhi harapan masyarakat, menghayati, memahami, dan mengamalkan Pancasila sebagai Idiologi bangsa dan keperibadian bangsa Indonesia.