Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dan Kecerdasan Logika-Matematika Siswa R.A. Muslimat N.U. Ponorog Kurnia Hidayati
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7, No 2 (2013): Inovasi Pendidikan
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2013.7.2.559

Abstract

This study describes the relationship between mother's education level and students’ logic-mathematical intelligence at the RA NU 074 Ronowijayan Ponorogo. This study was conducted with a quantitative approach through the study of documentation and questionnaires. The data is processed by the formula percentages and standard deviations and analyzed by correlation of contingency coefficients. The results showed that (1) The level of maternal education were high for as many as 10 people or 50%, the categories are as many as 7 people or 35% and the low category as many as 3 people or 15%; (2) Logical mathematical intelligence which include high category with a score of 62.103 as many as three people, the medium category with a score of 44.697 to 62.103 as many as 13 people and low category with a score of  44.697 of 4 people and (3)There is a positive and significant relationship between mother's education level and logic-mathematical intelligence RA NU's 074 students Ronowijayan Ponorogo at a significance level of 5% with Φ0 table or 0.6000606 0.444 then H0 is rejected and Ha accepted.AbstrakPenelitian ini menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan kecerdasan logika-matematika pada siswa RA Muslimat NU 074 Ronowijayan Ponorogo. Kajian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif melalui studi dokumentasi dan angket. Datanya diolah dengan rumus persentase dan standar deviasi serta dianalisis dengan Korelasi Koefisien Kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat pendidikan ibu yang termasuk kategori tinggi sebanyak 10 orang atau 50%, kategori sedang sebanyak 7 orang atau 35% dan kategori rendah sebanyak 3 orang atau 15%; (2) Kecerdasan logika-matematikayang termasuk kategori tinggi dengan skor 62,103 sebanyak 3 orang, kategori sedang dengan skor 44,697 – 62,103 sebanyak 13 orang dan kategori rendah dengan skor 44,697 sebanyak 4 orang dan (3) Terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara tingkat pendidikan ibu dan kecerdasan logika-matematika siswa RA Muslimat NU 074 Ronowijayan Ponorogo pada taraf signifikansi 5% dengan Φ0 tabel atau 0.6000606 0.444 maka H 0 ditolak dan H a diterima. 
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Soal Cerita Berdasarkan Taksonomi Solo (Structured of Observed Learning Outcome) di SDN Kutuwetan Jetis Ponorogo Fitria Widiasari; Kurnia Hidayati
AL-THIFL : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol. 1 No. 2 (2021): Pembelajaran di Sekolah Dasar pada Era Pandemi 2019
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.556 KB) | DOI: 10.21154/thifl.v1i2.136

Abstract

Pentingnya kemampuan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas V SDN Kutuwetan ditinjau berdasarkan taksonomi SOLO. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik analisis data menggunakan model Milles dan Hubermen yaitu (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan simpulan. Subjek penelitian ini berjumlah empat orang siswa yang diambil menggunakan teknik purposive sampling yang dikategorikan dalam tingkatan menurut taksonomi SOLO yaitu prestructural, unistructural, multistructural, relational, extended abstract. Namun pada penelitian ini subjek hanya mampu mencapai tingkatan relational. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek A dengan level prestructural menunjukkan hanya mampu pada tahap memahami masalah dengan menggunakan sedikit informasi. Subjek B dengan level unistructural mampu memahami masalah dan merencanakan penyelesaian. Subjek C dengan level multistructural mampu memahami masalah, merencanakan masalah, serta mampu melaksanakan rencana tetapi masih terdapat kegagalan. Subjek D dengan level relational mampu memahami masalah, merencanakan masalah, serta mampu melaksanakan rencana dengan benar namun pada proses evaluasi subjek tidak melaksanakan sehingga mengalami kesalahan.
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Peta Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia pada Siswa Kelas V di SDN Jetis Ponorogo Riska Fitrianingrum; Kurnia Hidayati
AL-THIFL : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol. 1 No. 2 (2021): Pembelajaran di Sekolah Dasar pada Era Pandemi 2019
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.213 KB) | DOI: 10.21154/thifl.v1i2.257

Abstract

Pembelajaran di kelas V SDN Jetis Ponorogo selama ini masih dilakukan secara konvensional. Akibatnya siswa kurang tertarik dan mengalami kejenuhan pada saat kegiatan pembelajaran yang dibuktikan dengan hasil tes yang tuntas dengan presentase (44,44%) sedangkan yang tidak tuntas dengan presentase (55,56%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui hasil belajar dengan menggunakan media peta tematik pada siswa kelas V di SDN Jetis Ponorogo dengan pokok bahasan sejarah kerajaan Islam di Indonesia. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran inkuiri dengan berbantuan media peta tematik bagi siswa kelas V di SDN Jetis Ponorogo. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran. Metode penelitian ini dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa kemudian siswa mendapatkan soal yang harus dijawab dan didiskusikan sesuai dengan yang mereka pahami dari kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti yang berisi tentang kegiatan mengamati, menanya, berdiskusi dan tanya jawab. Hasil penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan media peta tematik dapat dilihat dari hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya, yaitu pada siklus pertama pecapaian ketuntasan sebesar 66,67% dengan nilai rata-rata 72,22 dan pada siklus kedua pencapaian ketuntasan sebesar 88,89% dengan nilai rata-rata 84,44
Komparasi Hasil Belajar Matematika pada Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Learning Siswa Kelas IV di MIN 1 Ponorogo Nur Hidayah; Kurnia Hidayati
AL-THIFL : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol. 2 No. 2 (2022): Pembelajaran Karakter dan Matematika di MI/ SD
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.482 KB) | DOI: 10.21154/thifl.v2i2.1239

Abstract

The learning model is a set of methods that influence learning so that it is active and conducive. Learning outcomes can experience significant fluctuations due to many factors, one of which is the learning model. The low mathematics results of fourth grade students at MIN 1 Ponorogo are caused by the lack of precise learning models applied. This study aims to (1) determine the mathematics learning outcomes of fourth grade students at MIN 1 Ponorogo using the quantum learning model; (2) knowing the mathematics learning outcomes of fourth grade students at MIN 1 Ponorogo who do not use the quantum learning model; (3) knowing the difference in the mathematics learning outcomes of fourth grade students at MIN 1 Ponorogo between those who use and do not use the quantum learning model. This type of research is quantitative with a posttest-only control-design. The research was carried out at MIN 1 Ponorogo class IV consisting of 48 students with 25 students in Al-Idris class as the experimental class and 23 students in Zaid bin Tsabit's class as the control class. The results of the research are (1) the mathematics learning outcomes of fourth grade students at MIN 1 Ponorogo who use the quantum learning learning model get an average score of 77 with a percentage of the high category value of 12%, the medium category of 76%, the low category of 12%, (2) The mathematics learning outcomes of fourth grade students at MIN 1 Ponorogo who do not use the quantum learning learning model get an average score of 63.78 with a percentage value of 22% in the high category, 56% in the medium category, and 22% in the low category. (3) There is a significant difference in the mathematics learning outcomes of fourth grade students of MIN 1 Ponorogo between those who use and do not use the quantum learning model