Agus Triyadi
Universitas BSI

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengabdian Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Story Telling dan Visual di Rumah Pintar Bandung Hendy Yuliansyah; Agus Triyadi
Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.513 KB) | DOI: 10.31294/jabdimas.v1i1.2861

Abstract

Abstrak Instansi pendidikan memerlukan dukungan dari segala pihak. Disisi lain, gerak-gerik masyarakat tidak mampu semakin meresahkan masyarakat perkotaan, akibanya keamanan, ketentarman kota tidak kondusif. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan pada masyarakat terutama anak-anak untuk menyenyam pendidikan. Perlu adanya peningkatan kemampuan dan pengetahuan pengurus dalam penggunaan teknologi informasi. Belum tersedianya media informasi publik yang dapat diakses dengan mudah oleh anggota untuk turut serta memantau kinerja Rumah Pintar. Kurangnya aktivitas promosi dan penyebaran informasi kepada masyarakat terkait dengan aktivitas bisnis Rumah Pintar. Melalui pengabdian masyarakat ini, tim desain komunikasi visual Universitas BSI mencoba untuk menyumbangkan pemikirannya tentang kiat khusus dalam memperkaya suasana atau cara pemberian story telling sebagai kekuatan pendidikan Rumah Pintar. Proses pembelajaran story telling sebagai salah satu cara ampuh dalam mengembangkan proses tranformasi informasi penting kepada siswa, yang dapat bermanfaat bagi anak-anak yang kurang mampu. Hambatan ekomoni dan lingkungan yang keras, bahkan sarkasme, dapat dibendung dengan pengadaan program belajar secara mandiri. Rumah Pintar merekrut anak-anak kurang mampu untuk belajar secara kolektif, dengan tujuan memgabadikan Rumah pintar sebagai wadah yang dapat digunakan masyarakat kurang mampu untuk tetap bersekolah, memperoleh prndidikan secara cuma-cuma, dengan tetap tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan meningkatkan taraf kehidupan dan berbudaya agar dapat meningkatkan persaingan tingkat dunia.    Kata kunci : cerita, desain, informasi. AbstractEducational institutions need support from all sides. On the other hand, the gestures of the people are not able to increasingly disturb the urban community, the arrival of security, ketentarman city is not conducive. This is caused by the lack of opportunities in the community, especially children to pursue education. Need to increase the ability and knowledge of the management in the use of information technology. The unavailability of public information media that can be accessed easily by members to participate in monitoring the performance of Smart House. Lack of promotional activities and dissemination of information to the public related to Smart House business activities. Through this community service, the visual communication design team of BSI University tries to contribute his thoughts on special tips in enriching the atmosphere or how to give story telling as the power of education Smart House. The story telling learning process is one of the most powerful ways to develop an important information transformation process for students, which can be useful for underprivileged children. The harsh economic and economic barriers, even sarcasm, can be dammed by the procurement of independent learning programs. Smart House recruits underprivileged children to study collectively, with the goal of memgabadikan Rumah pintar as a container that can be used by poor society to stay in school, obtain free education, with national purpose, that is to improve the life of the nation by improving the standard of living and cultured in order to increase world-level competition.Keywords : design. Information, story.
Perupaan Karakter Mang Ohle di Koran Pikiran Rakyat Sebagai Realita Pemikiran Rakyat di Jawa Barat Agus Triyadi
Jurnal Bahasa Rupa Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Bahasa Rupa Oktober 2017
Publisher : LPPM Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31598/bahasarupa.v1i1.141

Abstract

The caricature as part of the drawing works has a straightforward language, verbal, social criticism but is funny and intriguing. The presence of Mang Ohle caricature as a documentation and social criticism characteristic of innocent but smart, such as fictional Sundanese figures are very populist, namely Kabayan, while caricature is critical, satirical, but not make people angry. The Cartoonist Didin Basoeni has a principle, "Herang caina beunang laukna", which means "when the water clear, it is easier to look at the fish". That is, make criticism that avoids conflict. In this article disclosed the analysis of strategy of Mang Ohle characterization as the agent of the people voice in conveying their aspiration in the Pikiran Rakyat newspaper printed edition.
PENGENALAN GRAFFITI KEPADA MASYARAKAT UMUM DI KOTA BANDUNG DENGAN MEDIA VISUAL BOOK Farhan Aulia Nurpasha; Hendy Yuliansyah; Agus Triyadi
Wacadesain Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Wacadesain
Publisher : LPPM Universitas Adhirajasa Sanjaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.581 KB) | DOI: 10.51977/wacadesain.v1i2.449

Abstract

Perkembangan graffiti di Indonesia khususnya di kota Bandung sangat berkembang pesat, terbukti banyaknya graffiti yang terdapat di kota Bandung. Namun stigma masyarakat terhadap graffiti tidak pernah lepas dari vandalisme, kurangnya edukasi dan informasi mengenai graffiti membuat stigma itu berkembang di masyarakat, maka dari itu penulis melakukan penelitian terhadap masalah ini. Penulis melakukan penelitian ini menggunakan metode wawancara kepada para ahli di bidang graffiti dan juga masyarakat dengan cara memberikan kuisioner terkait masalah tersebut. Metode ini dipilih karena merupakan metode yang paling tepat untuk mencari data penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, penulis mendapatkan hasil bahwa para audiens memiliki antusias yang tinggi terhadap graffiti. Namun kurangnya informasi mengenai graffiti membuat para audiens kurang memahami tentang dasar-dasar pembuatan graffiti dan perbedaanya dengan vandalisme tersebut. Maka dari itu, penulis merancang sebuah alternatif solusi dengan membuat sebuah visual book yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada para audiens. Visual book ini akan berisi tentang segala aspek mengenai dasar-dasar graffiti. Dengan adanya buku tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membantu para audiens untuk dapat membuat graffiti secara indah juga membawa stigma graffiti menjadi lebih positif, serta dapat membantu untuk mengurangi potensi akan terjadinya vandalisme khususnya di Kota Bandung.
PERANCANGAN BOARD GAME SEBAGAI MEDIA BANTU EDUKASI UNTUK ANAK USIA 4-5 TAHUN Sellya Shafariya; Hendy Yuliansyah; Agus Triyadi
Wacadesain Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Wacadesain
Publisher : LPPM Universitas Adhirajasa Sanjaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.38 KB) | DOI: 10.51977/wacadesain.v1i2.451

Abstract

Kesulitan belajar tetap dimiliki anak-anak meskipun telah didampingi pendidikan formal. Beberapa kesulitan belajar yang dialami anak adalah kurang fasih membaca, menulis angka secara terbalik, kurang konsentrasi dan jenuh. Pada usia 4-6 tahun anak-anak berada pasa masa emas. Pada masa ini perkembangan anak berada dalam kondisi terbaik sehingga anak dengan mudah menyerap informasi. Anak usia 4-6 tahun susunan koneksi sarafnya sudah berfungsi dengan baik sehingga dapat mengkoordinasikan otak dan gerak dengan baik. Pendidikan baik formal maupun non formal seperti TK atau sederajat dibutuhkan untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. TK berfungsi sebagai jembatan untuk memudahkan periode transisi antara masa bayi dan masa kanak-kanak serta mengajarkan budaya dan dunia yang lebih luas. Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara serta observasi pada RA Anak Kreatif. Strategi yang digunakan sebagai media bantu edukasi adalah board game. Komponen yang terdapat pada board game­ dapat disesuaikan dengan pendidikan yang sesuai pada anak usia 4-6 tahun. Diharapkan dengan ada board game sebagai media bantu dapat membantu anak melampaui kesulitan belajar, berkomunikasi dengan baik serta dapat menanamkan pemikiran bahwa belajar itu menyenangkan.
Perupaan Karakter Mang Ohle di Koran Pikiran Rakyat Sebagai Realita Pemikiran Rakyat di Jawa Barat Agus Triyadi
Jurnal Bahasa Rupa Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Bahasa Rupa Oktober 2017
Publisher : Prahasta Publisher (manage by: DRPM Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31598/bahasarupa.v1i1.141

Abstract

The caricature as part of the drawing works has a straightforward language, verbal, social criticism but is funny and intriguing. The presence of Mang Ohle caricature as a documentation and social criticism characteristic of innocent but smart, such as fictional Sundanese figures are very populist, namely Kabayan, while caricature is critical, satirical, but not make people angry. The Cartoonist Didin Basoeni has a principle, "Herang caina beunang laukna", which means "when the water clear, it is easier to look at the fish". That is, make criticism that avoids conflict. In this article disclosed the analysis of strategy of Mang Ohle characterization as the agent of the people voice in conveying their aspiration in the Pikiran Rakyat newspaper printed edition.