Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Efektivitas mengonsumsi keju Brie terhadap kenaikan pH salivaEffectiveness of consuming Brie cheese on increasing salivary pH Celia Lazarus; Henry Yonatan Mandalas; Winny Suwindere
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 3, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.184 KB) | DOI: 10.24198/pjdrs.v3i1.22480

Abstract

Pendahuluan: Derajat keasaman (pH) saliva merupakan faktor kunci utama keseimbangan demineralisasi dan remineralisasi gigi. Demineralisasi email terjadi pada keadaan pH <5,5 dan terjadi dalam waktu beberapa menit setelah asupan sukrosa. Saliva memiliki peran signifikan dalam proses meningkatkan pH rongga mulut sehubungan dengan kemampuan buffering, yaitu kandungan bikarbonat yang dapat menetralkan pH sehingga mencegah enamel gigi dari demineralisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengukur atau menilai peranan keju Brie dalam menaikan pH saliva. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental semu bersifat komparatif. Jumlah subjek penelitian adalah 32 orang yang dibagi menjadi kelompok perlakuan, yaitu mengonsumsi keju Brie dan kelompok kontrol, yaitu tidak mengonsumsi keju Brie. Subjek penelitian diukur nilai pH saliva awal dan akhir menggunakan pH test strip. Hasil: Rerata selisih nilai pH awal dan akhir pada kelompok perlakuan adalah sebesar 0,48 dan pada kelompok kontrol adalah sebesar -0,29. Rerata selisih pH saliva pada kelompok perlakuan, yaitu mengonsumsi keju Brie, lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol, dengan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Simpulan: Mengonsumsi keju Brie efektif dalam meningkatkan pH saliva.Kata kunci: Efektivitas, keju Brie, pH saliva ABSTRACTIntroduction: Salivary acidity degree (pH) is the main key factor in the balance of tooth demineralisation and remineralisation. Enamel demineralisation occurs at the pH < 5.5 and occurs within minutes after sucrose intake. Saliva has a significant role in the process of pH increase in the oral cavity due to the buffering ability, which is the bicarbonate content which able to neutralise the pH value to prevent tooth enamel demineralisation. The purpose of this study was to measure or assess the effect of Brie cheese consumption in raising the salivary pH. Methods: This study is a quasi-experimental comparative. The number of research subjects was 32 people who were divided into treatment groups which consumed Brie cheese, and the control group which did not consume Brie cheese. Each research subject was measured the initial and final salivary pH values using a pH test strip. Results: The average difference in the initial and final pH values of the treatment group was 0.48, and in the control group was -0.29. The average difference of the salivary pH in the treatment group, which was consuming Brie cheese, was higher than the control group, with a significant difference (p < 0.05). Conclusion: Consuming Brie cheese is effective in increasing the salivary pH.Keywords: Effectiveness, Brie cheese, salivary pH
Tingkat kepuasan pasien dewasa pada pelayanan radiografi panoramik di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha Wine Meilasari; Winny Suwindere; Hendra Polii
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i2.22511

Abstract

Pendahuluan: Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan yang semakin banyak dipakai sebagai alat ukur yang dipercaya untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang tersedia dalam bidang kesehatan gigi dan mulut adalah Rumah Sakit Gigi dan Mulut. RSGM adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, gawat darurat, pelayanan medik dan pelayanan penunjang, salah satunya adalah pelayanan radiologi kedokteran gigi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk dapat memberikan data yang akurat tentang kepuasan pasien radiografi panoramik di instalasi radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifanalitik dengan menggunakan metode survei. Studi penelitian ini menggunakan rancangan crosssectional. Penelitian dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha yang dilaksanakan pada bulan Juli- Agustus 2017. Pengambilan sampel pasien dengan cara accidental sampling dimana sampel yang digunakan adalah seluruh pasien dewasa yang datang ke instalasi radiologi. Analisis data menggunakan uji statistik oneway anova yang diolah menggunakan program komputer SPSS. Hasil: Sebagian besar responden menyatakan puas pada dimensi Reliability (kehandalan) dengan skor 95,25 %, Assurance (jaminan/keyakinan) dengan skor 94,6%, Tangibles (penampilan) dengan skor 100%, Empathy  (perhatian)  dengan skor 100% Responsiveness (ketanggapan) yaitu memiliki skor 100%. Simpulan: Pelayanan pemeriksaan radiografi panoramik di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha pada periode 18 Juli-18 Agustus  2017 sangat baik, dengan tingkat kepuasan yang tinggi pada dimensi kualitas pelayanan reliability (kehandalan), assurance (jaminan/keyakinan), tangibles (penampilan), empathy (perhatian) dan responsiveness (ketanggapan).Keywords: Pelayanan, kepuasan, radiografi panoramik
Pengaruh tingkat pendidikan tinggi dan perilaku ibu terhadap indeks def-t pada anak usia 4‒5 tahunThe influence of higher education level and maternal behaviour on the def-t index in children aged 4‒5 years old Cynthia Angelica; Linda Sari Sembiring; Winny Suwindere
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 3, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.647 KB) | DOI: 10.24198/pjdrs.v3i1.22484

Abstract

Pendahuluan: Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi masyakat, terlihat dengan tingginya prevalensi karies pada anak usia 1‒4 tahun (10,4%), dan pada anak usia 5‒9 tahun adalah 28,9%. Karies yang terjadi pada anak disebut Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini yang terjadi pada anak usia 71 bulan atau lebih muda. Anak memperoleh perilaku kebersihan mulut dan kebiasaan kesehatan rongga mulut dari ibu sehingga peran ibu sangat mempengaruhi keadaan rongga mulut anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan tinggi dan perilaku ibu terhadap indeks def-t pada anak usia 4‒5 tahun di TK Santa Maria Kota Cirebon. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah anak usia 4‒5 tahun di TK Santa Maria Kota Cirebon. Sampel penelitian berjumlah 74 orang dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Hasil: Analisis statistik penelitian dilakukan dengan menggunakan model regresi Tobit. Simpulan: Terdapat pengaruh tingkat pendidikan tinggi dan perilaku ibu terhadap indeks def-t pada anak usia 4‒5 tahun di TK Santa Maria Kota Cirebon.Kata kunci: Tingkat pendidikan, perilaku ibu, indeks def-t, anak usia 4-5 tahun ABSTRACTIntroduction: Dental caries is a major problem in the dental health of the community, reflected by the high prevalence of caries in children aged 1‒4 years old (10.4%), and in children aged 5‒9 years old (28.9%). Caries that occur in children is called Early Childhood Caries (ECC), or early caries that occurs in children aged 71 months or younger. Children get their oral hygiene behaviour and oral health habits from their mothers; thus, the mother's role profoundly affects the children's oral cavity condition. This study was aimed to determine the influence of higher education level and maternal behaviour on the def-t index in children aged 4‒5 years old at Santa Maria Kindergarten in the city of Cirebon. Methods: This study was using an observational analytic method with a cross-sectional research design. The study population was children aged 4‒5 years old at Santa Maria Kindergarten in the city of Cirebon. The research sample was 74 people taken with stratified random sampling technique. Results: Statistical analysis of the study was conducted using the Tobit regression model. Conclusion: There is an influence of higher education level and maternal behaviour on the def-t index in children aged 4‒5 years old at Santa Maria Kindergarten in the city of Cirebon.Keywords: Education level, maternal behaviour, def-t index, 4-5-years old children
Hubungan Index Massa Tubuh/Umur (IMT/U) dengan crowding anterior pada anak usia 10-12 tahun Alvina Roesianto; Winny Suwindere; Linda Sari Sembiring
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.943 KB) | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i2.22512

Abstract

Pendahuluan: Gizi memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh, namun gizi masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Kekurangan gizi terhadap seseorang memiliki dampak terhadap rongga mulutnya yaitu pertumbuhan dan perkembangan rahang yang terhambat sehingga dapat menyebabkan crowding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) dengan terjadinya crowding anterior pada anak usia 10-12 tahun pada SD Mulia Wacana Bandung. Metode: Jenis penelitian observasional-analitik dengan rancangan penelitian berupa cross- sectional. Subjek penelitian berjumlah 74 anak di SD Mulia Wacana Bandung, pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Data yang dikumpulkan berupa status gizi anak berdasarkan Index Massa tubuh / Umur (IMT/U) dan keadaan susunan gigi (crowding). Analisis data menggunakan Fisher Exact Test. Pengolahan data menggunakan program SPSS. Hasil: Terdapat 8,8% anak kategori obesitas (14%) terdapat crowding anterior, 1,8% anak kategori overweight (12,3%) terdapat crowding anterior, 21,1% anak kategori normal (36,8%) terdapat crowding anterior, dan 24,6% anak kategori kurus (36,8%) terdapat crowding anterior dan didapatkan nilai p untuk Fisher Exact Test sebesar 0,108. Simpulan: tidak terdapat hubungan status gizi dengan Crowding Anterior.Kata kunci: Crowding anterior, gizi, status gizi