Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Landasan Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sains Susi Martini
Mangifera Edu Vol 1 No 2 (2017): Mangifera Edu
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.321 KB) | DOI: 10.31943/mangiferaedu.v1i2.80

Abstract

Merujuk pada pengertian IPA, hakikat IPA meliputi empat unsur, yaitu: (1) produk:berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2) proses: prosedur pemecahan masalahmelalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis,perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melaluieksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) aplikasi:penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari;(4) sikap: rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, sertahubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkanmelalui prosedur yang benar; sains bersifat open ended. Pembelajaran IPA yangdemikian sejalan dengan filsafat konstruktivisme yang ide dasarnya dikemukakan olehJean Piaget bahwa belajarnya peserta didik, merupakan suatu proses pembentukanpersonal, individual, dan intelektual yang timbul dari aktivitasnya sendiri di dalamkehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA yang berlandaskan konstruktivisme, menuntutseorang guru menguasai beragam strategi pembelajaran sehingga dapat disesuaikandengan kebutuhandan situasi siswa. Hal ini disebabkan tidak ada satu strategipembelajaran yang cocok untuk semua situasi, waktu, dan tempat. Demikian pula denganpenilaiannya tidak tergantung pada bentuk asesmen yang menggunakan paper andpencil test atau bentuk tes objektif. Bentuk asesmen yang digunakan disebut authenticassessment atau altenative assessment, seperti portfolio, observasi proses, dinamikakelompok, studi kasus, simulasi dan permainan, performance appraisal.