Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2011 Yuni Kurniati Yuni Kurniati
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 2 No 1 (2012): Jurnal Ilmiah Medical Sciences Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palemb
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35325/kebidanan.v2i1.25

Abstract

ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO), maternal mortality per 100,000 live births is still too slow to achieve the Millennium Development Goals (Millennium Development Goals / MDGs) to reduce by three quarters the number of women dying during pregnancy and childbirth in 2015. The purpose of this study is known to the relationship between maternal age and parity with the incidence of placenta previa in the third trimester pregnant women at the General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011. This study uses the approach of Analytical Surveys Cross Sectional. The population in this study is the entire third trimester pregnant women who experience antepartum bleeding who had been treated in the Installation Inpatient Obstetrics and Gynecology at the General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011. Samples in this study is the total population. Data analysis carried out univariate and bivariate statistics with Chi-Square test with significance level α = 0.05. The results showed that respondents had placenta previa by 42 respondents (51.9%), age of the respondents who are at risk of 32 respondents (39.5%), and high berparitas respondents 38 respondents (46.9%). There was a significant association between maternal age incidence of placenta previa with a p value (0.000). There is a significant association between the incidence of placenta previa parity with the p value (0.000). From the results of this study, researchers hope more attention to health care workers especially at risk of maternal placenta previa ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO), penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup masih terlalu lambat untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs) dalam rangka mengurangi tiga per empat jumlah perempuan yang meninggal selama hamil dan melahirkan pada 2015. Tujuan penelitian ini adalah diketahui hubungan antara umur ibu dan paritas dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang mengalami perdarahan antepartum yang pernah dirawat di Instalasi Rawat Inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Sampel pada penelitian ini adalah total populasi. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan responden yang mengalami plasenta previa sebanyak 42 responden (51,9%), umur responden yang beresiko 32 responden (39,5%), dan responden yang berparitas tinggi 38 responden (46,9%). Ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian plasenta previa p value (0,000). Ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian plasenta previa p value (0,000). Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap petugas kesehatan lebih memperhatikan kehamilan ibu terutama yang berisiko plasenta previa.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI KLINIK BERSALIN BUDI MULIA MEDIKA PALEMBANG TAHUN 2011 Yuni Kurniati Yuni Kurniati
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 2 No 1 (2012): Jurnal Ilmiah Medical Sciences Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palemb
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35325/kebidanan.v2i1.30

Abstract

Abstract Early Initiation suckle the baby strat breastfeeding immediately after birth alone. Based on the WHO study of about 3% annually (3.6 million) from 120 million babies born having the risk of death and nearly one million babies die later. An research, 22% of infant mortality under the age of 28 days can be prevented through early initiation of breastfeeding and 13% of deaths babies can be prevented through exclusive breastfeeding for six moon. Goal of this research to get a picture of third trimester pregnant women about the Initiation of Early Breastfeeding Budi Mulia Medika Clinic Palembang Year 2011. This research is descriptive research. The study population was all third trimester pregnant women who come to the clinic for pregnancy check Budi Mulia Medika Clinic Palembang Year 2011. Taking samples are taken by non-random manner with Accidental Sampling. Data analysis technique is done with the univariate analysis, this analysis is used to describe the frequency and percentage distribution of the Knowledge of Early Initiation Suckle covering (meaning, purpose, benefits, timing of Early Initiation of Breastfeeding). The results of this study of 34 respondents indicated that respondents' knowledge about the good of Early Initiation of Breastfeeding by 55.9% and less knowledgeable of 44.1%. From the research results are expected to improve the health officer counseling of Early Initiation suckle especially in pregnant women and more to apply the technique Of Early Initiation Suckle On new mothers. Abstrak Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Berdasarkan Penelitian WHO setiap tahunnya sekitar 3% (3,6 juta ) dari 120 juta bayi lahir mengalami resiko kematian dan hampir satu juta bayi kemudian meninggal.Suatu penelitian 22% kematian bayi dibawah umur 28 hari dapat dicegah melalui Inisiasi Menyusui Dini dan 13% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan.Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini di Klinik Bersalin Budi Mulia MedikaTahun 2011. Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang datang untuk memeriksakan kehamilannya ke Klinik Bersalin Budi Mulia Medika Tahun 2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non random dengan Accidental Sampling. Teknik analisa data di lakukan dengan analisa univariat,analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan persentase dari Pengetahuan tentang Inisiasi Meyusui Dini yang meliputi (pengertian, tujuan, manfaat, waktu pemberian Inisiasi Menyusui Dini). Hasil penelitian ini menunjukkan dari 34 responden bahwa pengetahuan responden tentang Inisiasi Menyusui Dini yang baik sebesar 55,9% dan yang berpengetahuan kurang sebesar 44,1%. Dari hasil penelitian diharapkan agar petugas kesehatan meningkatkan peyuluhan tentang Inisiasi Meyusui Dini khususnya pada ibu hamil dan lebih menerapkan teknik Inisiasi Meyusui dini pada ibu yang baru melahirkan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS MERDEKA PALEMBANG TAHUN 2012 Yuni Kurniati Yuni Kurniati
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 3 No 2 (2013): Jurnal Ilmiah Medical Sciences Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palemb
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.408 KB) | DOI: 10.35325/kebidanan.v3i2.50

Abstract

ABSTRACT [World Health Organization ( WHO ) , diarrhea is the number one cause of infant mortality worldwid. In Indonesia , toddler diarrhea is the number two killer after ARI ( Acute Respiratory Infection ) . Research purposes to determine the factors associated with the incidence of diarrhea in infants in the Free Health Center Palembang in 2012 . Sampling is done by sampling rondom method , data analysis, univariate and =abivariate statistical chi - square test with a significance level of 0.05 . The results from 378 respondents who have children who suffer from diarrhea 213 ( 56.3 % ) . Age of toddlers at high risk of diarrhea, 121 ( 63.4 % ) . Higher education totaled 121 ( 47.3 % ) . High economic status who had diarrhea 56 ( 46.3 % ) . test results obtained chi - square with toddler age p value = 0.008 p value = maternal education and economic status of families 0,000 p value = 0.05 .a = 0.009 smaller So that the hypothesis stating no statistically significant association between toddler age , education and economic status with the incidence of diarrhea in infants statistically proven. Expected for health workers to improve education about prevention of diarrhea in an effort to reduce the incidence of diarrhea in Indonesia. ABSTRAK World Healt Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Merdeka Palembang tahun 2012. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan metode rondom sampling, analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan a = 0,05. Hasil penelitian dari 378 responden yg memiliki balita yg terkena diare 213 (56,3%),. Umur balita yang beresiko tinggi terkena diare 121 (63,4%). Pendidikan tinggi berjumlah 121 (47,3%). Status ekonomi tinggi yang terkena diare 56 (46,3%). Hasil uji ­chi-square dengan didapatkan umur balita p value = 0,008 pendidikan ibu p value = 0,000 dan status ekonomi keluarga p value = 0,009 lebih kecil a = 0,05. Sehingga hipotesis menyatakan ada hubungan bermakna antara umur balita, pendidikan dan status ekonomi dengan kejadian diare pada balita terbukti secara statistik. Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan penyuluhan tentang pencegahan diare dalam upaya menurunkan angka kejadian diare di Indonesia.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 7-12 BULAN DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG TAHUN 2014 Yuni Kurniati Yuni Kurniati
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 4 No 1 (2014): Jurnal Ilmiah Medical Sciences Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palemb
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.272 KB)

Abstract

ABSTRACT According to World Health Organization (WHO) explains that giving breastfeeding to babies aged 0 to 6 months without the other supplement. Based on the result of a research, known that international guidance recommend to giving exclusive breastfeeding during early six month based on scientific paper about benefit of breastfeeding for baby live immune, their growth and breast feeding gives all of energy and nutrition needed baby during early 6 month. Files of Palembang health breastfeeding profile that baby get exclusive breastfeeding as many as 36,94% on 2011, increase to 62,6% on 2012. Purpose of this research is to know the relationship[ between mother’s knowledge and job with giving breastfeeding to baby in Basuki Rahmat Health Center Palembang on 2014. This method is analytic survey with cross sectional approach. Population in this research is all of mothers with their age 7-12 months babies, that come to Basuki Rahmat Health Center Palembang on February 17-22 with 35 respondent as sample by accidental sampling. Analysis use univariate and bivariate analysis using Chi-Square statistic test with computerization with significant level α = 0,05 result of 35 respondents with giving exclusive breastfeeding 51,4% and un giving 48,6%. Mother with good knowledge as many as 57,1% and less knowledge 42,9%. Working mothers as many as 28,6% and un working mothers 71,4%. Result of bivariate analysis show that there’s significant relationship between knowledge with giving exclusive breastfeeding where p value 0,002 and no significant relationship between jobs with giving exclusive breastfeeding, where p value 1,000. From this research hoped that health worker do counseling on safe breastfeeding for working mothers so that working have the same opportunity to provide exclusive breastfeeding. ABSTRAK Menurut World Health Organizaton (WHO) menjelaskan pemberian ASI saja pada bayi 0 sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu sebanyak 36,94% tahun 2011, meningkat menjadi 62,6% pada tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 7-12 bulan di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2014. Metode penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang membawa bayi umur 7-12 bulan yang datang berkunjung ke Puskesmas Basuki Rahmat Palembang pada tanggal 17-22 Februari dengan sampel 35 responden secara accidental sampling. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan komputerisasi dengan batas kemaknaaan α = 0,05. Hasil penelitian dari 35 responden dengan pemberian ASI eksklusif 51,4% dan yang tidak memberikan 48,6%, ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 57,1% dan yang berpengetahuan kurang 42,9%. Ibu yang bekerja sebanyak 28,6% dan yang tidak bekerja 71,4%. Hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif, dimana p value 0,002 dan tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif, dimana p value 1,000. Dari penelitian ini diharapkan petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang penyimpanan ASI bagi ibu yang bekerja, agar ibu yang bekerja juga memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan ASI secara eksklusif.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN ABNORMAL PADA REMAJA PUTRI DI KELAS X SMA SANDIKA SUKAJADI BANYUASIN TAHUN 2014 Yuni Kurniati Yuni Kurniati
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 4 No 2 (2014): Jurnal Ilmiah Medical Sciences Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palemb
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.236 KB) | DOI: 10.35325/kebidanan.v4i2.67

Abstract

ABSTRACT Abnormal leucorrhea discharge is characterized by whitish discharge in large quantities. In addition, the mucus is white yellowish or greenwish and has a pungent odor and is very itchy and painful. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence af abnormal leucorrhea discharge in young gils in the class X SMA Sandika Sukajadi Banyuasin Year 2014. This study uses the total populatoin of the cross-sectional approach. The population in this study are all young women inthe class X SMA Sandika Sukajadi Banyuasin Year 2014. This research was conducted in January-March 2014. Samples were taken from the entire population. Analysis using statistical test Chi- Square. Results of univariate analysis, showed that respondents abnormal leucorrhea discharge as much as 10 respondents (33,3%) was smaller than that of respondents who are not abnormal leucorrhea discharge as much as 20 respondents (66,7%). That respondents with good knowledge of 7 respondents (23,3%) smaller compared with poor knowledge of as many as 23 respondents (76,7%). Which uses as much pantyliner 9 respondents (30%) smaller compared with those who did not use a pantyliner as many as 21 respondents (70%). Feminine hygiene and tthe use of a total of 14 respondens (46,7%) smaller comappred with those who did not use feminine hygine as much as 16 respondents ( 53,3%). So the bivariate analysis showed no significant relationship between knowledge of the occurence of abnormal leucrrheal dicharge with a p value = 0,002, no significant association between the use pantyliner eith abnormal leucorrhea discharge even with p value = 0,0002. And there is a relationshp between the incidence of female cleaners abnormal leucorrhea discharge with a p value = 0,001. Advice for health personnel to seek and improve health health education about abnormal leucorrhea discharge. ABSTRAK Keputihan Abnormal adalah keputihan yang tandai dengan keluarnya lendir dalam jumlah banyak, berwarna putih kekuningan sampai kehijauan dan memiliki bau yang sangat menyengat yang disertai rasa gatal dan nyeri pada daerah kewanitaan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian keputihan abnormal pada remaja putri dikelas X SMA Sandika Sukajadi Banyuasin Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode total populasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua remaja putri dikelas X SMA Sandika Sukajadi Banyuasin Tahun 2014. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Maret 2014. Sampel penelitian diambil dari seluruh populasi. Analisis data menggunakan uji statistik Chi – Square. Hasil analisis univariat, menunjukkan bahwa responden yang keputihan abnormal sebanyak 10 responden (33,3%) lebih kecil di banding dengan responden yang tidak keputihan abnormal sebanyak 20 responden (66,7%). bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 7 reponden (23,3%) lebih kecil di banding dengan pengetahuan yang kurang baik sebanyak 23 responden (76,7%). yang menggunaan pantyliner sebanyak 9 reponden (30%) lebih kecil di banding dengan responden yang tidak menggunakan pantyliner sebanyak 21 responden (70%). dan yang menggunakan pembersih kewanitaan sebanyak 14 reponden (46,7%) lebih kecil di banding dengan responden yang tidak menggunakan pembersih kewanitaan sebanyak 16 responden (53,3%). sehingga analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian keputihan abnormal dengan P value = 0,002, ada hubungan yang bermakna antara penggunaan pantyliner dengan kejadian keputihan abnormal dengan P value = 0,002.dan ada hubungan antara penggunaan pembersih kewanitaan dengan kejadian keputihan abnormal dengan P value= 0,001 .Saran bagi tenaga kesehatan untuk mengupayakan dan meningkatkan penyuluhan kesehatan tentang keputihan abnormal.
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN UMUR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS SOSIAL TAHUN 2014 Yuni Kurniati Yuni Kurniati
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 5 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Medical Sciences Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palemb
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.344 KB) | DOI: 10.35325/kebidanan.v5i1.78

Abstract

ABSTRACT The acuteof Respiratory infection is still the first stage infigure Toddler spain. Factors affecting the Acute Respiratory Infections among others, nutritional status, age, low birth weight, Exclusive breastfeeding, maternal education, and infant immunization status, unclean environment and the level of health care is lacking. The purpose of the study was to determine the relationship between the environmentand the incidence of age with Acute Respiratory Infection In Social Health Center Palembang toddler in2014. Survey Design The study was across sectional analytic approach where surroundings and independent variables age and incidence of respiratory Dependent variable collected at the same time. The study population was all the mothers who bring their babies to come to the health center for treatment of Social Palembang 2014, and samples were taken by means of accidental sampling with a sample of 30 respondents the results of univariate analysis of data showed that respondents suffered with respiratory diseasewas 23 percent(76.7%), respondent swithan unhealthy environment totaled 16 bythe percentage(53,3%) ,respondents who are at risk of suffering from The incidence of acute respiratory infections toddler age amounted to10 with the percentage (33,3%). From the results obtained Chi-square is a meaningful relation ship between the Acute Respiratory Infection events where p value =0.031<0.05, and there was no relationship between age and incidence of acute respiratory infections where p value =0.657 > 0,05. Based on the results of the study researchers suggest efforts of health education on how to live a clean and healthy communities such as maintaining and caring for the home and surrounding environment with regular cleaning and care to keep it clean so that it can prevent viruses, bacteria, germ sare not easy to breed. ABSTRAK Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan yang masih menjadi peringkat pertama pada Angka Kesakitan Balita. Faktor-faktor yang mempengaruhi Infeksi Saluran Pernapasan Akut antara lain, Status gizi, Umur, BBLR, Pemberian ASI Eksklusif, Pendidikan ibu, dan Status imunisasi balita, Lingkungan yang tidak bersih dan tingkat pelayanan kesehatan yang kurang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara Lingkungan dan Umur dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut Pada balita di Puskesmas Sosial Palembang Tahun 2014.Desain Penelitian ini adalah Survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional dimana variable Independen Lingkungan dan Umur dan varibel Dependen Kejadian ISPA dikumpulkan dalam waktu bersamaan. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang datang membawa balitanya berobat ke Puskesmas Sosial Palembang Tahun 2014, dan sampel diambil dengan cara Accidental Sampling dengan jumlah sampel 30 responden hasil analisi univariat data yang menunjukkan responden yang menderita penyakit ISPA berjumlah 23 dengan persentase (76,7%), responden yang dengan lingkungan tidak sehat berjumlah 16 dengan persentase (53,3%), responden yang umur balitanya beresiko menderita ISPA berjumlah 10 dengan persentase (33,3%). Dari hasil Chi-square didapatkan ada hubungan yang bermakna antara lingkungan dengan kejadian ISPA dimana p value = 0,031 < 0.05, dan tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian ISPA dimana p value = 0,657 > 0,05. Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyarankan upaya – upaya penyuluhan kesehatan tentang cara hidup bersih pada masyarakat dan sehat seperti menjaga dan merawat lingkungan rumah dan sekitarnya dengan membersihkan secara rutin dan merawatnya agar tetap bersih sehingga dapat mencegah virus, bakteri, kuman tidak mudah berkembang biak.
Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Ca Serviks Dan Perilaku Pencegahan Ca Serviks Di Sma Negeri Tebing Tinggi Empat Lawang Tahun 2016 Yuni Kurniati Yuni Kurniati
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 6 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Medical Sciences Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palemb
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.536 KB) | DOI: 10.35325/kebidanan.v6i1.88

Abstract

ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO), every two minutes a woman dies of cervical cancer in develoving countries. In Indonesia, new cases of cervical cancer is 40-45 cases of day. It is estimated every hour, a women died of cervical center. At the general hospital center Dr. Mohammad Hoesin Palembang, the incidence of women who had cervical cancer incidence year 2011 women who had cervical cancer incidence are 34 people (48,2%). The following factors increase the chance of cervical cancer in women is infection of Human Papilloma Virus (HPV), sexsual behavior, family history of cervical cancer, age, mechanism of how oral contraceptives, smoking, income or socioeconomic status, race , unhealthy diet, the cell abnormal, parity, use of the drug DES (Dietilsbestrol), and birth control pills. The purpose of this study is known of adolescents about cervical cancer in SMA Tebing Tinggi Empat Lawang year 2016. This study used Analytic Survey with Cross Sectional approach. The population in this study were all young women students in SMA Tebing Tinggi Empat Lawang with the number of 171 respondents. The results showed there were 171 respondents (37.5%) of respondents were knowledgeable, and (62.52%) of respondents who are knowledgeable unfavorable. These results indicate that knowledgeable either less than those less knowledgeable in both the SMA Tebing Tinggi Empat Lawang Year 2016. From these results, it is expected that more teens can know about cervical cancer so that it can add a lot of insight and knowledge. ABSTRAK Menurut data World Health Organization (WHO), setiap dua menit wanita meninggal dunia karena kanker serviks dinegara berkembang. Di Indonesia, kasus baru kanker serviks 40-45 kasus perhari. Di perkirakan setiap satu jam, seorang perempuan meninggal dunia karena kanker serviks. Di rumah sakit umum pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian ibu yang mengalami kanker serviks pada tahun 2011 ibu yang mengalami kejadian kanker serviks terdapat 34 orang (48,2%). Faktor-faktor berikut meningkat kan peluang kanker serviks pada wanita yaitu infeksi Human Papiloma virus (HPV), perilaku seks, riwayat keluarga kanker serviks, umur ,mekanisme bagaimana kontrasepsi peroral, merokok, pendapatan atau status social ekonomi, ras, diet tidak sehat, adanya sel abnormal, paritas, menggunakan obat DES (Dietilsbestrol),dan pil KB. Tujuan penelitian ini adalah Diketahuinya pengetahuan remaja tentang Ca Cerviks di SMA Negeri Tebing Tinggi Empat Lawang Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswi remaja putri di SMA Negeri Tebing Tinggi Empat Lawang dengan jumlah 171 responden.Hasil penelitian menunjukkan dari 171 responden terdapat(37.5 %) responden yang berpengetahuan baik, dan (62.52 %) responden yang berpengetahuan kurang baik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang berpengetahuan baik lebih sedikit dibandingkan dengan yang berpengetahuan kurang baik di SMA Negeri Tebing Tinggi Empat Lawang Tahun 2016. Dari hasil penelitian ini, Diharapkan remaja bisa lebih banyak mengetahui tentang caserviks sehingga dapat menambah banyak wawasan dan pengetahuan.
KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGALAMI HIPEREMESIS GRAVIDARUM Yuni Kurniati Yuni Kurniati
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 8 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Medical Sciences Ilmu Kesehatan
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.962 KB) | DOI: 10.35325/kebidanan.v8i2.128

Abstract

Kematian maternal menurut World Health Organization (WHO) mencapai 585.000 jiwa setiap tahun. Faktor predisposisi yang menyebabkan hiperemesis gravidarum antara lain paritas, usia kehamilan, riwayat kehamilan, umur ibu, pekerjaan, pendidikan, riwayat penyakit ibu, psikologis, pengetahuan, dan sosial budaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang tahun 2017. Dengan menggunakan metode deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan variabel paritas, usia kehamilan, riwayat kehamilan, umur ibu, pekerjaan, dan pendidikan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum yang pernah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang tahun 2017 yang berjumlah 17 orang. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode Porpusive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan paritas resiko tinggi lebih sedikit (11,8%) dibandingkan paritas resiko rendah (88,2%). Usia kehamilan Trimester I lebih banyak (82,4%) dibandingkan Trimester II (17,6%). Ibu dengan molahidatidosa dan gemeli lebih sedikit (23,5%) dibandingkan dengan ibu yang tidak pernah mengalami molahidatidosa dan gemeli (76,5%). Umur resiko tinggi lebih sedikit (29,4%) dibandingkan dengan resiko rendah (70,6%). Ibu yang bekerja lebih sedikit (41,2%) dibandingkan dengan yang tidak bekerja (58,8%). Ibu yang berpendidikan tinggi lebih banyak (64,7%) dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah (35,3%). Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan informasi dan penyuluhan tentang hiperemesis gravidarum dan bagi peneliti selanjutnya agar meneliti dengan metode yang berbeda serta sampel yang lebih banyak. ABSTRACT Maternal mortality according to the World Health Organization (WHO) reach 585,000 inhabitants every year. Predisposing factors that cause hiperemesis gravidarum, among others, gestational age, parity, maternal age, pregnancy history, employment history, education, maternal diseases, psychological, social, and cultural knowledge. The purpose of this research is to know the characteristics of pregnant women who experience hiperemesis gravidarum Bhayangkara Hospital in Palembang year 2017. By using descriptive method to describe the variable parity, gestational age, pregnancy history, age, occupation, and education of pregnant women who experience hiperemesis gravidarum Bhayangkara Hospital in Palembang year 2017. The population in this research is all the pregnant women who experience hiperemesis gravidarum ever hospitalized Bhayangkara Palembang 2017 year totalling 17 people. Research samples taken using Porpusive method of Sampling. The results showed fewer high risk parity (11.8%) than low risk parity (88.2%). Pregnancy Trimester I more (82.4%) than a Trimester II (17.6%). Mom with molahidatidosa and fewer gemeli (23.5%) compared with mothers who've never experienced molahidatidosa and gemeli (76.5%). High risk age less (29.4%) compared to the low risk (70.6%). Mothers work less (41.2%) compared to not working (58.8%). Mothers who are highly educated more (64.7%) compared to the low educated (35.3%). Expected to health workers can provide information and guidance about the hiperemesis gravidarum and for subsequent researchers in order to examine different methods and samples more.