Indra Pratiwi
Stikes Advaita Medika Tabanan, Bali

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEPSI DAN STIGMA NEGATIF TERHADAP MASYARAKAT SERTA TENAGA KESEHATAN YANG TERKENA COVID-19, STUDI KUALITATIF DI KABUPATEN BADUNG-BALI Hesteria Friska Armynia Subratha; Indra Pratiwi
The Shine Cahaya Dunia Ners Vol 6, No 2 (2021): The Shine Cahaya Dunia Ners
Publisher : LPPM An Nuur Purwodadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscners.v6i2.304

Abstract

Latar Belakang; Pada akhir  tahun 2019 seluruh dunia dikejutkan dengan merebaknya virus yang belum pernah terdeteksi sebelumnya. Virus tersebut diberi nama Novel Coronavirus (SARS-CoV-2) dan penyakitnya dikenal sebagai Coronavirus disease 2019 (Covid-19).  Dalam hal ini tidak sedikit masyarakat dan tenaga kesehatan yang juga terkena Covid-19 sehingga berdampak munculnya persepsi serta stigma negatif di kalangan masyarakat. Jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Bali terdapat di kabupaten Badung. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi dan stigma negatif terhadap tenaga kesehatan serta masyarakat  yang terkena Covid-19 pada tahun 2021.Metode: Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif  dengan metode  observasi dan wawancara mendalam terhadap tenaga kesehatan dengan kasus positif covid-19 yang berjumlah 8 orang dan 2 orang responden tidak terkonfirmasi positif. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 1 Maret – 6 Maret 2021.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan stigmatisasi terhadap orang-orang yang terkena Covid-19. Adanya persepsi  dan stigma negatif  di kalangan masyarakat menyebabkan tingkat gangguan psikologis seperti gangguan kecemasan dan tingkat stres  pada pasien covid  sangat tinggi. Bukan hanya penderita covid  saja yang mendapatkan stigma negatif, namun keluarga yang tidak terpapar covid-19 juga mendapatkan stigma negatif. Di Bali stigma muncul dalam perilaku sosial seperti mengucilkan pasien yang telah sembuh, mengucilkan tenaga medis yang bekerja di pelayanan kesehatan, menolak jenazah karena dianggap masih terdapat virus yang menularkan.Kesimpulan: Adanya persepsi  dan stigma negatif  di kalangan masyarakat menyebabkan tingkat gangguan psikologis seperti gangguan kecemasan dan tingkat stres  pada pasien covid  sangat tinggi.Kata Kunci:  Persepsi, Stigma, Negatif, Tenaga Kesehatan, Masyarakat, Covid-19
PERSEPSI DAN STIGMA NEGATIF TERHADAP MASYARAKAT SERTA TENAGA KESEHATAN YANG TERKENA COVID-19, STUDI KUALITATIF DI KABUPATEN BADUNG-BALI Hesteria Friska Armynia Subratha; Indra Pratiwi
The Shine Cahaya Dunia Ners Vol 6, No 2 (2021): The Shine Cahaya Dunia Ners
Publisher : Universitas An Nuur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscners.v6i2.304

Abstract

Latar Belakang; Pada akhir  tahun 2019 seluruh dunia dikejutkan dengan merebaknya virus yang belum pernah terdeteksi sebelumnya. Virus tersebut diberi nama Novel Coronavirus (SARS-CoV-2) dan penyakitnya dikenal sebagai Coronavirus disease 2019 (Covid-19).  Dalam hal ini tidak sedikit masyarakat dan tenaga kesehatan yang juga terkena Covid-19 sehingga berdampak munculnya persepsi serta stigma negatif di kalangan masyarakat. Jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Bali terdapat di kabupaten Badung. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi dan stigma negatif terhadap tenaga kesehatan serta masyarakat  yang terkena Covid-19 pada tahun 2021.Metode: Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif  dengan metode  observasi dan wawancara mendalam terhadap tenaga kesehatan dengan kasus positif covid-19 yang berjumlah 8 orang dan 2 orang responden tidak terkonfirmasi positif. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 1 Maret – 6 Maret 2021.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan stigmatisasi terhadap orang-orang yang terkena Covid-19. Adanya persepsi  dan stigma negatif  di kalangan masyarakat menyebabkan tingkat gangguan psikologis seperti gangguan kecemasan dan tingkat stres  pada pasien covid  sangat tinggi. Bukan hanya penderita covid  saja yang mendapatkan stigma negatif, namun keluarga yang tidak terpapar covid-19 juga mendapatkan stigma negatif. Di Bali stigma muncul dalam perilaku sosial seperti mengucilkan pasien yang telah sembuh, mengucilkan tenaga medis yang bekerja di pelayanan kesehatan, menolak jenazah karena dianggap masih terdapat virus yang menularkan.Kesimpulan: Adanya persepsi  dan stigma negatif  di kalangan masyarakat menyebabkan tingkat gangguan psikologis seperti gangguan kecemasan dan tingkat stres  pada pasien covid  sangat tinggi.Kata Kunci:  Persepsi, Stigma, Negatif, Tenaga Kesehatan, Masyarakat, Covid-19