Abdul Madjid
Department Of Soil Science Faculty Of Agriculture Sriwijaya University Indralaya Campus Jalan Palembang Prabumulih Km 32

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Faktor Pembatas dan Rekomendasi Perbaikan Lahan untuk Budidaya Jagung di Lahan Rawa Pasang Surut Tipologi C: Study of Limiting Factors and Land Rehabilitation Recommendations for Corn Cultivation in Tidal Swamp Land of Tipology C Momon Sodik Imanudin; Abdul Madjid; Edi Armanto; Miftahul
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 22 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.22.2.46-55

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji beberapa faktor pembatas lingkungan lahan yang selanjutnya disusun rekomendasi perbaikan, agar tanaman bisa tumbuh sesuai standar produksi. Metode penelitian adalah survai lapangan, monitoring dan pengkajian. Hasil penelitian menunjukan faktor pembatas utama sangat tergantung kepada tingkat kedalaman lapisan firit, dan fluktuasi muka air tanah harian. Selama petani bisa mengendalikan muka air tanah mendekati zona akar maka fakor pembatas lainnya bisa diperbaiki. Beberapa faktor pembatas yang bisa diperbaiki adalah pH tanah masam, hara makro rendah (nitrogen,phospor dan kalium), dan ketersediaan air karena sistem tata air yang buruk. Kajian budidaya tanaman pada kondisi iklim normal ( basah) diama curah hujan dengan bulan kering hanya 2-3 bulan tidak ditemukan pembatas utama yang permanen. Perbaikan tata air dan kesuburan tanah telah mampu menciptakan produksi optimal tanaman jagung 7 ton/ha. Namun pada kondisi iklim kering dimana masa kemarau selama 4-5 bulan maka akan muncuk faktor pembatas utama permanen yang disebabkan oleh oksidasi lapiran firit. Hal ini terjadi karena muka air tanah turun tajam >90 cm. Pada kondisi ini produksi jagung menurun lebih dari 50% area tanam gagal panen karena kekeringan, dan keracunan. Petani yang berhasil adalah yang melakukan penanaman lebih awal yaitu bulan Mei. Sementara yang tanam Juli semua gagal panen. Selain karena curah hujan yang kering juga karena petani tidak melakukan konservasi air. Pintu air tidak dioperasikan untuk menahan air di saluran tersier sehingga kehilangan air lebih cepat. Dampaknya air tanah pada bulan September turun dibawah 90 cm dan terjadilah oksidasi firit. Oleh karea itu operasi pintu sebaiknya dibuka pada saat pasang dan ditutup pada saat surut operasi ini berlansung sampai belum masuk air asin (Agustus). Dan memasuki bulan September dimana telah terjadi intrusi air asin, maka pintu air ditutup permanen. Dari kondisi diatas maka pada kondisi kemarau lebih dari 4 bulan, rekomendasi utama adalah percepatan waktu tanam, pemberian bahan pembenah tanah dan operasi pintu air dengan sistem fullretention.
Drainmod Model Adaptation for Developing Recommendations Water Management in the Tertiary Block of Tidal Lowland Agriculture Momon Sodik Imanudin; Bakri Bakri; Mustika Edi Armanto; Abdul Madjid Rohim
JOURNAL OF TROPICAL SOILS Vol 26, No 3: September 2021
Publisher : UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5400/jts.2021.v26i3.129-140

Abstract

The primary key to successful agricultural cultivation is maintaining the groundwater level to fulfill crop water requirements, particularly during the dry season. Field study was conducted in Tidal reclamation area of section 25 at Sugihan Kanan, Bandar Jaya Village, Air Sugihan, Ogan Komering Ilir District of South Sumatra.  The DRAINMOD computer model was used to simulate water levels in dry and wet climatic conditions. The principal measured parameters are soil hydraulic conductivity and drain spacing, as well as daily rainfall data. The simulation results showed that the research area belongs to the rainfed type, and the main objective of water management is to retain water and determine some efforts to increase the groundwater level through pump irrigation in the dry season. The application of pump irrigation was applied to the plant entering the generative phase. The pump irrigation was provided to distribute water into the quarter and worm (micro) channels. The effect of this application caused the groundwater level to approach about 30 cm below the soil surface, while groundwater level in areas without pump irrigation facility was in the range of 50-60 cm. Besides efforts to increase the water table, liming is still required in order to increase production. Lime application of 1 Mg ha-1 had a significant effect on increasing production. Corn production with this treatment could produce 5 Mg ha-1, while non-treated land areas only produce 2-3 Mg ha-1.