Abd Karim
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIMEULUE DALAM PEMBERDAYAAN POTENSI PARIWISATA Alimas Jonsa; Erly Hasyim; Abd Karim; Nanda Safangawan
Jurnal Penelitian Administrasi Publik Vol 1 No 4 (2019): Public Administration Journal of Research
Publisher : Prodi Ilmu Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/paj.v1i4.27

Abstract

Penelitian ini berjudul Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Simeulue dalam pemberdayaan Potensi Pariwiwsata, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah fokus pada bagaimana peran pemerintah daerah kabupaten simeulue dalam pemberdayaan potensi pariwisata yang kedua adalah apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan pemberdayaan potensi pariwisata. Adapun Metodologi Penelitian yang dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif melalui analisis deskriptif dan fenomenologis. Pemilihan metode pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif dengan pertimbangan bahwa fenomena tentang Peran pemerintah daerah dalam Pemberdayaan potensi pariwisata merupakan variabel yang dapat diamati secara langsung. Adapun Hasil Penelitian yang ditemukan adalah dalam penelitian ini Kabupaten Simeulue yang memiliki potensi yang sangat besar pada sektor pariwisata bahari menjadi faktor pendukung utama dalam mewujudkan masyarakat Simeulue yang menuju sejahtera. Namun dalam hal ini, dalam rangka mewujudkan masyarakat Simeulue yang sejahtera dari pemberdayaan potensi sumber daya alam pada sektor pariwisata memiliki proses berkelanjutan serta dibutuhkan peranan yang berdedikasi dari pemerintah daerah dan seluruh unsur masyarakat di kabupaten Simeulue. Pemberdayaan dan tata kelola pariwisata merupakan kewenangan dari pada pemerintah sesuai dengan ketentuan dalam UU nomor 10 Tahun 2009 tentang pariwisata, bahwa keadaan alam, flora dan fauna sebagai karunia tuhan yang maha esa, serta peninggalan sejarah, seni dan juga budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahtraan rakyat sebagaimana terkandung dalam pancasila dan pembukaan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan diatur dalam qanun Aceh nomor 8 tahun 2013 yaitu tentang kewenangan pemerintah kab/kota dalam pengembangan potensi pariwisata yang ada di daerahnya sendiri. Selanjutnya Peneliti mencatat bahwa Peran Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Potensi Pariwisata di Kabupaten Simeulue masih berjalan belum maskimal dan perlu kerja keras. Hal ini bukanlah disebabkan oleh kinerja dari pemerintah daerah tersebut belum maksimal, namun ketersediaan anggaran dalam pembangunan fasilitas dan lain-lain menjadi faktor utama dalam keterlambatan pada pengembangan ini Untuk itu daerah juga perlu Investasi dari daerah luar. Oleh karena itu, pemerintah daerah menyikapi permasalahan tersebut dengan tetap melakukan pemberdayaan obyek pariwisata secara bertahap dengan memperioritaskan pembangunan sebanyak 10 dari 20 obyek wisata andalan kabupaten Simeulue pada tahun 2018.
Sibali Parri' : Gerakan Perlawanan Andi Depu di Mandar 1942-1946 Abd Karim
Jurnal Kajian Sosial dan Budaya: Tebar Science Vol 2 No 2 (2018): TEBAR SCIENCE: JURNAL KAJIAN SOSIAL & BUDAYA
Publisher : Rayhan Intermedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The struggle to achieve Indonesian independence happened in many regions, including in Mandar, West Sulawesi. Netherlands have conquered Mandar in 1905 where I Mandawari as mara’dia (king) of Balanipa signed an agreement (Korte Verklaring) with the Netherlands. The comquering created changes of Mandar administrative bussiness to be imperial system untill Japan colonialized Indonesia. Japan colonialization expelled the Dutch. The fighters felt that Japanese arrival would bring a significant impact on the current Mandar region. It is because Japan want to control Indonesia, including Mandar. Therefore the warriors came to against Japanese forces, until independence can be achieved. During the independence period, a figure of woman appears in Mandar, called Andi Depu. She became a leader in the struggle. At the same time, she also served as royal mara'dia Balanipa to replace her husband. Andi Depu had a great roles in the struggle and her position as the King of Balanipa Mandar is one of the achievements that were achieved as a woman. Andi Depu has a princip to apply sibali parrri’ in Mandar society. Moreover, she can apply the sibali parri' concept in carrying out its role as a leader. Researchers hope the results of this research will reveal how Andi Depu in her struggle and how Mandar people look the position of women in the sibali parri' concept. Furthermore, researchers hope this study could be a reference to further research and more importantly become a reference in maintaining the concept sibali parri' are now starting extinguished swallowed era.