Yulianto Yulianto
Universitas Bina Sarana Informatika

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Upaya Pelestarian Topeng Warno Waskito di Diro Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta R. Jati Nurcahyo; Yulianto Yulianto
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Khasanah Ilmu - Maret 2021
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.244 KB) | DOI: 10.31294/khi.v12i1.10304

Abstract

Abstrak - Topeng Warno Waskito yang terletak di Diro Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta adalah salah satu asset budaya asli bangsa Indonesia. Adanya kekhawatiran kesenjangan di masyarakat terhadap pelestarian Topeng Warno Waskito yang pada akhirnya akan dilupakan oleh generasi muda, bahkan meninggalkan atas karya seni topeng klasik yang menjadi jati diri bangsa Indonesia merupakan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Tujuan penelitian untuk mengetahui upaya pelestarian Topeng Warno Waskito sebagai komponen kesenian tradisional dalam memperkuat budaya Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi Pustaka, pengamatan langsung dan dokumentasi. Adapun Teknik Analisa data berupa reduksi penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mewujudkan bahwa dari kedelapan bagian etnografi ada hubungan erat terhadap keadaan tempat yang mempengaruhi topeng diciptakan, sistem teknologi yang membentuk keberlangsungan pembuatan topeng, organisasi yang dihadirkan dikehidupan masyarakat, sistem pencaharian yang melatarbelakangi terciptanya topeng dan sistem religi yang berkaitan dengan perkembangan Topeng Warno Waskito. Upaya pelestarian Topeng Warno Waskito melalui 1) Tetap mempertahankan ciri khas keaslian (pakem) Topeng Warno Waskito 2) Melalui Pendidikan seni dan budaya dan ketrampilan 3) Pengembangan beragam kompetensi, apresisasi dan kreasi 4) Menumbuhkembangkan Kembali kesadaran kepada masyarakat terhadap keragaman seni budaya Indonesia Kata kunci : Profile Warno Waskito, Topeng, Desain Warno Waskito Mask Preservation Efforts At The Diro Pendowoharjo Sewon Bantul, Yogyakarta Abstract - The Mask of Warno Waskito which is locked in Diro Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta one of the Indonesian original national asset. The society gap in preserving the Warno Waskito mask which is lately forgotten by the young generation, they event leave the classical mask are which becomes the identity of Indonesia, are the problems brought up in this research. The objective of the research is to find out the efforts to preserve the Warno Waskito mask as a traditional art component in enriching the Indonesian culture. This study used the qualitative method and ethnographic approach. The techniques to collect the data are interviews, literature reviews, direct observation and documentation. The data analysis techniques are presentation reduction and conclusion. The result of the study shows that out of the eight ethnographic parts, there is a strong relationship between the place where the mask is created. The technology system that shapes the mask production, the organization existing in the society, the daily profession that grounding the mask production and the religion system related to the development of the Warno Waskito mask. Preservation efforts of the Warno Waskito Mask through : 1) Keep maintaining the original characteristics of Warno Waskito mask 2) Through the education of arts and culture, 3) The development of various competencies, appreciation an creations. 4) Regrowing the awareness to the society about the diversity of the Indonesian art and culture. Keyword : Profile Warno Waskito, Mask, design
Pelestarian Budaya Puro Pakualaman Sebagai Wisata Sejarah Di Yogyakarta . Yulianto; R. Jati Nurcahyo
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Khasanah Ilmu - Maret 2020
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.657 KB) | DOI: 10.31294/khi.v11i1.7978

Abstract

Abstrak - Puro Pakualaman merupakan satu dari Istana yang ada di Yogyakarta beralamat di Jalan Sultan Agung Kecamatan Pakualaman Yogyakarta, untuk masuk ke komplek Puro Pakualaman lebih dulu melalui regol (gapura) Wiwara Kusuma Wianang Reksa ( Lambang Mahkota Praja Pakualaman dan Tanaman Lung-lungan), Budaya yang ada dan yang berjalan merupakan salah satu pelestarian budaya yang masih menjadi tradisi upacara adat yakni upacara adat yang berkaitan dengan daur kehidupan manausia yang meliputi mitoni, kelahiran, tedhak siten, supitan, tetesan, tarapan , pernikahan, upacara adat peringatan dan upacara adat penghormatan benda pusaka dan sebagainnya.  Metodelogi penelitian yang digunakan yakni penelitian deskritif dengan analisa kualitatif. penelitian deskriptif (Descriptive Research) adalah penelitian yang bertujuan membuat deskriptif atas atau suatu fenomena social atau alam secara sistematis, factual dan akurat sedangkan untuk teknik pengumpulan data penelitian kualitaitif yakni melalui a)..Observasi,  pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematika gejala-gejala yang diselidiki, sehingga dapat mencatat materi yang diperoleh. b). Wawancara, proses jawab dalam penelitian secara lisan. Wawancara langsung ke responden dan c). Dokumentasi,  pengambilan data yang diperoleh memlaui dokumentasi. Hasil dari penelitian ini bahwa nilai kebudayaan yang ada merupakan perwujudan dari pembinaan yang berkelanjutan yang ada pada negara maupun di masyarakat Indonesia. Warisan budaya merupakan nilai nilai luhur yang selalu dijaga dan dipertahankan, sehingga kegiatan budaya yang ada di Puro Pakualaman akan mendatangkan wisatawan baik wisatawan domestic maupun wisatawan internasional. Kata Kunci : Kebudayaan, Puro Pakualaman, wisatawan Puro Pakualaman Cultural Preservation as Historical Tourism in Yogyakarta Abstract - Puro Pakualaman is one of the palaces in Yogyakarta located in Sultan Agung street, Pakualaman subdistrict, Yogyakarta. To enter the Puro Pakualaman complex, it needs to pass the gate of Wiwara Kusuma Wianang Rekso (the symbol of Praja Pakualaman’s crown and Lung-lungan plant). The existing and ongoing culture is one of the cultural preservation that still becomes traditional ceremony traditions, that is, the traditional ceremonies related to the cycles of human lives including mitoni, birth, tedhak siten, supitan, tetesan, tarapan, wedding, traditional ceremonies of commemorations and heirloom homage, etc.   The research method employed in this study is a descriptive research with qualitative analysis. Descriptive research is a research that aims to make a description of a social phenomenon or nature systematically, factually, and accurately. Moreover, the data collection technique of a qualitative research encompasses a) observation, a data collection carried out by observing and taking notes systematically the investigated symptoms so that the researchers can take notes the obtained materials; b) interview,  a process of asking and answering questions in a research orally, a direct interview to the respondents; and c) documentation, a data collection which is gained through documentation.  The result of this study is that the existing cultural value is the embodiment of the ongoing coaching that exists in either the state or societies of Indonesia. The cultural heritage is the noble values that are always preserved and maintained, so that the cultural events in Puro Pakualaman can attract tourists to come, either domestic or international tourists.  Keywords : Culture, Puro Pakualaman, Tourists
Menelusuri Nilai Budaya Yang Terkandung Dalam Pertunjukan Tradisional Wayang R. Jati Nurcahyo; Yulianto Yulianto
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Khasanah Ilmu - September 2021
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.013 KB) | DOI: 10.31294/khi.v12i2.11440

Abstract

                                                                      Abstrak Wayang adalah salah satu jenis kebudayaan Indonesia yang sampai saat ini masih eksis karena didalamnya mengandung nilai-nilai positif dan memberikan tambahan wawasan pada setiap pertunjukan dari tokoh yang diperankannya, meskipun dalam rentang waktu dan perkembangan, Masih kurang minat masyarakat utamanya genarasi mudah mempelajari dan menghayati, mendalami seni wayang untuk dipertunjukan ke masyarakat, bahkan seni budaya pertunjukan tradisional wayang ini secara dinamis berkembang mengikuti kemajuan zaman dengan berbagai variasi pertunjukan . Tujuan penelitian untuk mengetahui nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam setiap cerita pertunjukkan tradisional wayang. Metode penelitian menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, studi pustaka, pengamatan langsung dan dokumentasi berupa data informan atau nara sumber yaitu Ki Hadi Sutoyo. Hasil penelitian menemukan terdapat nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pertunjukkan tradisional wayang yaitu Nilai Religius, Nilai Pendidikan, Nilai Kebangsaan dan Nilai Kepemimpinan. Kata Kunci : Nilai Budaya, Wayang, Pertunjukan Explore Cultural Values Contained In Wayang Traditional Show Abstract Puppet is one of the Indonesian culture which still exists up to present because it reflects positive values and gives additional knowledge from the characters in its stage performances. From time to time, puppet traditional stage art dynamically changes depending on the actual contexts follows within. There is still a lack of interest from the community, especially the generation that is easy to learn and appreciate, deepening the art of wayang to be show to the public, even this traditional cultural art of wayang performance is dynamically developing following the times with various variation of performances. The data collection techniques are by interviews, literature reviews, direct observation, and documentations data the main source Ki Hadi Sutoyo. Result of the research finds out that the cultural values in the puppet traditional arts are religious value, education value, national value, and leadership value. Keywords: Cultural Values, Puppet, Show                                                      
Pelestarian Upacara Adat Perkawinan di Kadipaten Pakualaman Yogyakarta R.Jati - Nurcahyo; Yulianto Yulianto
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 13, No 1 (2022): Jurnal Khasanah Ilmu - Maret 2022
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.853 KB) | DOI: 10.31294/khi.v13i1.12352

Abstract

Kadipaten Pakualaman Yogyakarta merupakan salah satu penyelenggara upacara adat dari lingkungan Istana. Upacara adat yang diselenggarakan di Pura Pakualaman Yogyakarta adalah salah satu kegiatan yang dianggap penting dan sudah dilaksanakan secara turun-temurun, sampai saat ini tetap dilestarikan. Adapun rangkaian upacara adat perkawinan di Kadipaten Pakualaman meliputi : pinangan, pasang bleketepe dan tarub, bucalan, siraman, ngerik, midodareni-nyantri dan peningsetan, ijab kobul, panggih, krobongan, colokan dan ngundhuh mantu. Metode penelitian deskriptif dengan Analisa kualitatif secara triangulasi agar mendapatkan informasi yang valid. Hasil penelitian berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2019 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Aturan Perkawinan di Indonesia yang sudah mengalami berbagai perubahan secara signifikan, namun demikian prinsip upaya melestarikan perkawinan tradisional yaitu perkawinan adat di Kadipaten Pakualaman Yogyakarta menjadi acuan utama sebagai kekayaan daerah. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 36 Tahun 2014 tentang Upaya pelestarian Budaya Lokal yang meliputi Adat dan Tradisi, Peraturan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Alam serta Peraturan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Nilai Budaya Yogyakarta.
Tradisi Ritual Kupatan Jalasutra Di Srimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta R. Jati Nurcahyo; Yulianto Yulianto
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Khasanah Ilmu - September 2019
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.591 KB) | DOI: 10.31294/khi.v10i2.6647

Abstract

Abstract - In the cultural perspective, the society in Jalasutra village, Piyungan, Bantul, Yogyakarta has auniqueness. The substance lies on the belief system, traditional custom and culture which are reflected in various traditional ceremonies. The research about society ritual and belief in Jalasutra, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta is motivated by the fact that the meaning and value of this remarkable ritual in a society is very important.  Ritual and belief are the demands of life that can shape the society behavior. They are parts of tradition and custom exist in the lives of society.  Objectively, the description of culture system in Jalasutra society is a positive contribution to strengthen the identity and personality to reach the national integrity and increase the tourism industry in Indonesia. Keywords : Tradition, Kupatan Jalasutra Ritual Ceremony Abstrak - Dalam perspektif kultural masyarakat di desa Jalasutra, Piyungan, Bantul, Yogyakarta mempunyai keunikan. Substansinya terletak pada sistem kepercayaan, adat tradisi dan budaya yang terungkap dalam berbagai penyelenggaraan upacara tradisional. Penelitian tentang bentuk ritual dan kepercayaan masyarakat di Jalasutra, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta terdorong oleh suatu kenyataan akan pentingnya arti dan makna sebuah ritual yang sangat langka dalam suatu kehidupan masyarakat. Ritual dan kepercayaan merupakan suatu tuntutan kehidupan guna menentukan perilaku yang sudah menjadi bagian dari adat tradisi dan membudaya di masyarakat. Secara obyektif, deskripsi tentang sistem budaya dikalangan masyarakat Jalasutra tersebut merupakan kontribusi positif untuk upaya memperkokoh jatidiri dan kepribadian masyarakat menuju tercapainya integritas bangsa dan dunia kepariwisataan di Indonesia. Kata Kunci : Tradisi, Upacara Ritual Kupatan Jalasutra
Analisa Pengaruh Tingkat Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional, Organizational Citizenship Behavior Terhadap Abdi Dalem di Pura Pakualaman R. Jati Nurcahyo; Yulianto Yulianto
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Khasanah Ilmu - September 2020
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.293 KB) | DOI: 10.31294/khi.v11i2.8641

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Tingkat Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Perilaku Kewarganegaraan Organisasi (OCB) terhadap Peran Gender, Usia, Pendidikan dan Masa Pengabdian Abdi Dalem di Pura Pakualaman Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk mengetahui: (1) sejauh mana pengaruh tingkat kepemimpinan terhadap Abdi Dalem di Pura Pakualaman, (2) sejauh mana tingkat kepuasan kerja mempengaruhi Abdi Dalem di Pura Pakualaman Yogyakarta, (3) Sejauh mana tingkat komitmen organisasi mempengaruhi Abdi Dalem di Pura Pakualaman Yogyakarta, dan (4) sejauh mana tingkat Organizational Citizenship Behavior (OCB) mempengaruhi Abdi Dalem di Pura Pakualaman Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tertinggi ada pada tingkat kepuasan kerja dengan perkiraan 81,85% berdasarkan karakteristik umur. Persentase terendah juga terjadi pada tingkat kepuasan kerja yaitu sekitar 68,5% menurut karakteristik pendidikan. Berdasarkan pengategorian masing-masing variabel dan karakteristik didapatkan bahwa komitmen organisasi memiliki kategorisasi yang sangat tinggi untuk semua karakteristik. Kata Kunci: Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Organizational Citizenship Behavior (OCB) Analysis of the Influence of Leadership Level, Job Satisfaction, Organizational Commitment, Organizational Citizenship Behavior on the Roles of Gender, Age, Education and Service Period of Servants at Pura Pakualaman Abstract This study was conducted to analyze the influences of the level of leadership, work satisfaction, organizational commitment, and of the organizational citizenship behavior (OCB) on the Role of Gender, Age, Education and Service Period of Abdi Dalem in Pura Pakualaman Yogyakarta. The objectives were to have some knowledge of: (1) the extent to which the leadership level influenced  the Abdi Dalem in Pura Pakualaman, (2) the extent to which the work satisfaction level influenced  the Abdi Dalem in Pura Pakualaman Yogyakarta, (3) the extent to which the organizational commitment level influenced the Abdi Dalem in Pura Pakualaman Yogyakarta, and (4) the extent to which the Organizational Citizenship Behavior (OCB) level influenced the Abdi Dalem in Pura Pakualaman Yogyakarta. The research method used is Descriptive statistics analysis.The results of the study revealed that the highest percentage was on the work satisfaction level at the approximate number of 81,85% based on age characteristic. The lowest percentage was also on the work satisfaction level at the approximate number of 68,5% according to the education characteristic. Based on the categorization of each variable and characteristic, it was found that the organisational commitment has very high categorization for all characteristics. Keywords: Leadership, Work Satisfaction, Organizational Commitment, Organizational Citizenship Behavior (OCB)
KEUNIKAN DAN KEARIFAN LOKAL ALUN-ALUN SURYAKENCANA SEBAGAI PENDAPATAN WISATA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO (TNGGP) Yuri Rahayu; Yulianto Yulianto; Saeful Bahri
Journal of Tourism and Economic Vol 2, No 2 (2019): EDISI 2
Publisher : STIE Pariwisata API Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.886 KB) | DOI: 10.36594/jtec.v2i2.38

Abstract

Local wisdom is the protection, environmental management in the effort to preserve and preserve the original culture and environment by using the common sense of the people (cognition) in shaping the social institution among local and surrounding residents who sometimes  Neglected even in the damaged by humans. In fact, local wisdom can be a proof of history that can be preserved. The research methods used are qualitative researchers. Research that obtained data not "as it should be", but based on as it is happening in the field, experienced, perceived and thought by participants aiming to understand a phenomenon in social contexts The process of deep communication interaction between researchers and the phenomenon studied.  The sample used is purposive sampling. The uniqueness of Suryakencana Square is that it has a large and beautiful grass field that can accommodate thousands of climbers, have springs that are rarely encountered in other camps that make it easy for climbers to fulfill their camping activities. The beautiful Edelwess flower expanse and included one of edelwiess species rarely found in other mountains is one of the tourist magnets for climbers to return to the area and Spot suitable for beginners as a medium Warming up to do fantasy climbing. Cash flows due to a transaski of ticket purchase from prospective climbers as cons of performance in the service provided to the management of TNGGP in a particular period it is a revenue that can be allocated to Development and maintenance of the TNGGP region and as one of the contributions to the State and local Treasury for the welfare of the surrounding.
Upacara tradisi Gumbreg Ageng sebagai daya tarik wisata budaya Muntuk, Dlingo, Bantul, Yogyakarta R. Jatinurcahyo; Yulianto Yulianto
Journal of Tourism and Economic Vol 6, No 1 (2023): EDISI 6
Publisher : STIE Pariwisata API Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36594/jtec.v6i1.187

Abstract

The tradition ceremony of Gumbreg Ageng is the deliver of thankful feeling to God the Almighty who has given His Blessings that is Rajakaya animals such as cows, buffaloes, horses,  and goats which are used to help to maintain good agriculture and reproduce well. One of the function of Gumbreg Animal tradition ceremony is to strengthen the existing noble cultural values which have been long existed for years. The objective of the research is to describe and explore the noble cultural values that is embodied in tradition ceremony of Gumbreg Ageng. The method of the research used descriptive qualitative analysis. The techniques to obtain the data were through interviews, literature reviews, direct observation and documentation i.e. photos as well as resource data from Marsudi, Tukimin bin Kyai Ahmad Monawi, Sumarno and Bayu Endriyanto. The result of the study found out that the noble cultural values which were embodied in tradition ceremony Gumbreg Ageng are the value of religious aspects, the value of respecting ancestors, the social value of the community, economic values and the value of cultural tourism assets. The tradition ceremony of Gumbreg Ageng is one of the cultural and tourism assets in Indonesia, especially in the Special Region of Yogyakarta which contains noble values that need to be preserved and deserves to be developed.