Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH POLA ASUH DALAM MEMBENTUK KETERAMPILAN SOSIAL ANAK Hadi Machmud
Al-MUNZIR No 1 (2013): Vol. 6 No.1 Mei 2013
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.864 KB) | DOI: 10.31332/am.v6i1.239

Abstract

Abstrak: Keterampilan sosial merupakan pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses antarpribadi, kemampuan memahami perasaan, sikap, motivasi orang lain tentang apa yang dikatakan dan dilakukannya, dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif serta kemampuan membangun hubungan yang efektif dan kooperatif. Keterampilan sosial anak terbentuk sangat dipengaruhi oleh pola pengasuhan orang tua. Apa yang diperoleh dari orang tua akan menjadi pengalaman awal anak yang akan mempengaruhi kepribadian anak selanjutnya. Merujuk dari teori John Loke yaitu empirisme, bahwa manusia lahir bagikan kertas putih, akan menjadi apa anak tersebut dikemudian hari, akan sangat tergantung dari apa yang dituliskan di atasnya, artinya pengalaman apa yang didapatkan anak termasuk faktor pendidikan dan pola asuh orang tua menjadi bahan tulisan yang akan mewarnai kehidupan ataupun kualitas diri anak tersebut, dan yang paling mewarnai dari tulisan tersebut adalah tulisan yang pertama dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Freud yang menyatakan bahwa kepribadian sebenarnya telah terbentuk pada akhir tahun kelima dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu.Kata Kunci: pola asuh, keterampilan sosial
IMPLEMENTASI DAKWAH DALAM KELUARGA Hadi Machmud
Al-MUNZIR No 1 (2014): Vol. 7 No. 1 Mei 2014
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.105 KB) | DOI: 10.31332/am.v7i1.268

Abstract

Abstrak: Keluarga adalah unit yang paling mendasardiantara unit-unit pembangunan alam semesta. Di antarafungsi besar dalam keluarga adalah edukatif/pendidikan(Tarbiyah). Dari keluarga inilah segala sesuatu tentangkehidupan bermula. Dalam Islam keluarga dan dakwahmerupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.Jika melihat pada tujuan dari dakwah berarti yangpertama kali untuk diseru kepada kebaikan adalahkeluarga, jika keluarga baik maka secara tidak langsungakan memperbaiki masyarakat dan sosial secarakeseluruhan. Dakwah dalam keluarga yang ideal adalahkelurga yang didalamnya menerapkan nilai-nilaikeislaman. Begitu urgennya dakwah dalam kehidupansetiap manusia terutama keluarga sehingga Rasulullahsaw mengingatkan untuk memberikan pendidikan dalamkeluarga dengan memperbanyak mentelaah Al-Qur’ansebagai sumber kehidupan dalam rumah-rumahmu(keluarga), sesungguhnya rumah yang didalamnya tidakdipergunakan untuk membaca Al-Qur’an, menjadikansedikit kebaikan didalamnya, dan banyak kejelekan danmenyempitkan bagi penghuninya. berikan pendidikanserta pengajaran dengan ketaatan kepada Allah, sertatakut dari kemaksiatan, mendidik anggota keluargadengan dzikir yang akan menyelamatkan dari api neraka.Kata Kunci: Dakwah, keluarga
URGENSI PENDIDIKAN MORAL DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK Hadi Machmud
Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan No 2 (2014): VOL 7. NO. 2 JULI-DESEMBER 2014
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/atdb.v7i2.318

Abstract

Pendidikan moral pada masa modern merupakan tanggapan dan reaksiatas model pendidikan yang berkembang sejak abad pertengahan. Pendidikanmoral yang menekankan dimensi etis-spiritual dalam proses pembentukanpribadi merupakan reaksi atas keterbatasan pedagogi natural. Lahirnyapendidikan moral atau karakter sebagai sebuah usaha untuk menghidupkankembali pedagogi ideal-spiritual yang sempat hilang diterjang gelombangpositivisme. Tujuan pendidikan moral adalah untuk pembentukan karakteryang terwujud dalam kesatuan esensial antara si subjek dengan perilaku dansikap hidup yang dimilikinya.Pendidikan moral percaya adanya keberadaan moral absolute danbahwa moral absolute itu perlu diajarkan kepada generasi muda agar merekapaham betul mana yang baik dan benar. Substansi dari pendidikan moraladalah membentuk kepribadian yang paripurna bagi setiap anak. Prilakuyang diharapkan akan lahir adalah; berbuat jujur, menolong orang,menghormati, bertanggungjawab, menghargai, menyayangi saling menerima,empati, simpati dan menerima apa adanya. Pendidikan moral mempunyaimakna lebih tinggi, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar danmana yang salah, lebih dari itu pendidikan moral dan karakter menanamkankebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga anak menjadi paham(domein kognitif) tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan(domein afektif) nilai yang baik dan mau melakukannya (domeinpsikomotor). Seperti kata Aristotle, karakter itu erat kaitannya dengan“habit” atau kebiasaan yang terus menerus dipraktekkan dan dilakukan.Dalam pendidikan moral menenekankan pentingya pembentukankepribadian dengan tiga komponen karakter yang baik (components of goodcharacter) yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moralfeeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau perbuatanbermoral.Kata kunci : Pendidikan moral, pembentukan kepribadian, dankepribadian anak.
MODEL PENDIDIKAN PADA MAJELIS TAKLIM KOTA KENDARI Hadi Machmud
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 8, No. 1 Mei 2013
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.812 KB) | DOI: 10.31332/ai.v8i1.88

Abstract

Majelis Taklim sebagai lembaga pendidikan Islam non formaldalam sistem pendidikan nasional , merupakan sarana pratata spiritualdalam rangka mewujudkan masyarakat religius yang didalamnya terpikulmisi pendidikan dan dakwah Islamiyah, keberadaanya diharapkan dapatbermakna bagi kehidupan umat untuk menghadapi tantangan dan beberapakegelisahan akibat kencenderungan global yang cenderung meracunikesucian nilai-nilai ajaran Al Quran dan Hadits Nabi saw. Bertolak darihal tersebut, maka Majelis Taklim sebagai lembaga pendidikan non formalmemikul tanggung jawab moral untuk terwujudnya masyarakat madaniyang religius tersebut. Oleh karenanya kegiatan yang dilakukanditekankan pada kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang mengacupada pedoman yang dibuat oleh Departemen Agama RI.Penelitian ini menekankan pada model pendidikan pada MajelisTaklim Kota Kendari, dengan pokok masalah: (1) pola baku yangdijadikan acuan, (2) strategi pembelajaran yang diterapkan, (3) sarana danprasarana yang dipergunakan dalam pembelajaran, dan (4) faktor yangmempengaruhi perkembangan Majelis Taklim di Kota Kendari. Penelitianini adalah penelitian kualitatif deskriptif naturalistik, untuk memperolehdata dipergunakan teknik: teknik observasi partisipatif, wawancaramendalam, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis denganmempergunakan model Spreadly, yakni analisis domain, analisistaksonomi, dan kompenensial. Sedangkan uji kredibilitas data dilakukandengan triangulasi sumber dan teknik, perpanjangan waktu, diskusi sejawatdan ketercukupan referensi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukanoleh Majelis Taklim Kota Kendari sudah berdasarkanmodel dan pola yangbaku berupa kurikulum nasional dan kurikulum lokal. Kurikulum yangada dijadikan acuan, karena dalam menyusun jadwal dan materipembelajaran dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan kebutuhanmasyarakat. Dalam melakukan pembelajaran terdapat berbagai metodeyang meliputi ceramah, tanya jawab/dialog interaktif, praktek dan hapalan.Sarana yang dipergunakan adalah memanfaatkan fasilitas pemerintah,pengurus dan anggota, swasta dan simpatisan, seperti pengajian Suaradibalik Surau, siaran tayangan acara Labu di Kendari TV. Kegiatan yangdilakukan oleh Majelis Taklim sebagian besar adalah kerja sama karenadilakukan dengan melibatkan berbagai unsur dan mempergunakan strategidan media informasi seperti RRI, Kendari TV/TVRI, pengajian akbar, halini menjadi faktor berkembangnya Majelis Taklim di Kota Kendari.Kata Kunci : Model Pendidikan, Majelis Taklim