Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PANDANGAN SOSIOLINGUISTIK DALAM KONTROVERSI TIGA SURAT SULTAN PONTIANAK: STRATEGI KOMUNIKASI DAN KESANTUNAN Agus Syahrani
Jurnal Elektronik WACANA ETNIK Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Elektronik WACANA ETNIK
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/we.v3.i2.39

Abstract

Makalah ini membincangkan kandungan yang terdapat dalam tiga surat Sultan Pontianak yang dikirimkan kepada T.S. Raffles. Tiga surat yang dikirimkan oleh Sultan Syarif Kasim Alqadrie kepada T.S. Raffles di Malaka bertanggal 14 Februari, 12 Maret, dan 22 Maret 1811. Perbincangan kandungan fokus kepada tiga warkah Sultan Pontianak yang memunculkan kontroversi aktivitas perompak di masyarakat Melayu Kalimantan Barat. Warkah ini mengandung perkara yang “kontroversial” yaitu mengenai aktivitas perompak yang dilakukan oleh Pengiran Anom dari Kesultanan Sambas. Tiga warkah Sultan Pontianak akan diuraikan berdasarkan struktur surat yang berbeda dari surat Melayu pada umumnya.Struktur surat menghasilkan bentuk kandungan yang dilihat dari penyampaian pesan yang terpenting dalam surat. Kandungan tiga warkah diuraikan berdasarkan kaidah komunikasi yang digunakan oleh Sultan untuk menyampaikan pesan tentang perkara yang kontroversial dan memunculkan perdebatan sampai sekarang di Kalimantan Barat. WACANA ETNIK Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2098-8746.Volume 3 Nomor 2 Oktober 2012. Halaman: 257 – 282.Padang: Pusat Studi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PSIKM)dan Sastra Daerah FIB Universitas Andalas. Teknik genre yang digunakan berkaitan dengan strategi komunikasi dan kesopanan yang ditetapkan oleh budaya masyarakat Melayu pada waktu itu. Surat-surat Melayu mempunyai teknik tersendiri berdasarkan strategi komunikasi dan lakuan bahasa yang melibatkan pemeran dalam peristiwa komunikasi. Teknik genre dalam surat Sultan Pontianak juga memiliki teknik tersendiri berdasarkan strategi komunikasi dan lakuan bahasa yang ditetapkan oleh budaya masyarakat Melayu. Lakuan bahasa memperlihatkan aspek kesopanan dalam warkah Sultan Pontianak. Teknik genre yang digunakan dalam warkah Sultan Pontianak berupa kaidah langsung ataupun kaidah tidak langsung memerikan sebuah model kearifan masyarakat Pontianak pada masa lalu yang sampai saat ini model tersebut masih tetap dipelihara sebagai kearifan lokal masyarakat Melayu Pontianak, Kalimantan Barat.
SURAT SULTAN PONTIANAK: STRATEGI KOMUNIKASI DAN STRUKTUR TIGA KOLEKSI Agus Syahrani
Jurnal Elektronik WACANA ETNIK Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Elektronik WACANA ETNIK
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/we.v3.i1.40

Abstract

Kertas kerja ini membincangkan wujud fisik dan kandungan surat Sultan Pontianak koleksi pelbagai pusat manuskrip seperti Perpustakaan Negara Malaysia, Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Universiti Leiden, British Library, dan milik perseorangan. Perbincangan koleksi surat baginda meliputi, 11 lembar surat sosial dan 2 lembar surat perjanjian yang bermula dari Sultan Syarif Abdurrahman Alqadrie abad ke-18 hingga Sultan Syarif Yusuf Alqadrie tahun abad ke-19. Tiga surat Sultan Pontianak diuraikan berdasarkan struktur surat yang berbeda dari surat Melayu pada umumnya, seperti kepala surat, cap, kata pujian, prapenutup, dan penutup surat.Struktur surat menghasilkan bentuk kandungan yang dilihat dari penyampaian pesan yang terpenting dalam surat. Kandungan tiga surat diuraikan berdasarkan kaidah komunikasi yang digunakan oleh Sultan untuk menyampaikan pesan tentang perkara yang kontroversi dan memunculkan perdebatan sampai sekarang di Kalimantan Barat. Perbincangan koleksi dan kandungan yang terdapat di dalam surat Sultan Pontianak menghasilkan tafsiran yang berbeda dengan pandangan masyarakat pada umumnya terhadap surat Sultan Pontianak itu sendiri.
MAKNA LEKSIKAL PERMAINAN RAKYAT MELAYU SAMBAS: PENDEKATAN ETNOLINGUISTIK Agus Syahrani; Amriani Amir; Sabhan Rasyid
Jurnal Elektronik WACANA ETNIK Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Elektronik WACANA ETNIK
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/we.v2.i2.41

Abstract

This study focuses on the observation of cultural object, that is folk games. The referred folk games are traditional games played by the local people. Acquisition of data conducted in the 19 subistrict of Sambas, West Kalimantan. Researcher uses qualitative research method, specifically by translating the vocabulary data of Malay folk games in the District of Sambas. This study also uses ethnolinguistic approach that views the relationship between language and cultural elements within Malay community in Sambas. Analysis conducted by researcher towards the collected data is the type of meaning analysis based on the classification of tools, techniques, player name, and the name of the folk game.By virtue of research, researcher accumulated 173 words as research data. All of data comprise of 30 kind of folk games with classification, that is 51 words as tools, 44 words as techniques, 4 words as player name, and 30 words as the name of the folk games classification.