Sang Ayu Putu Eny Parwati
Balai Bahasa Bali Jalan Trengguli I No. 34 Denpasar Timur

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BAHASA BALI DI TENGAH MASYARAKAT MULTIETNIS: Kajian Vitalitas Bahasa Sang Ayu Putu Eny Parwati; I Wayan Sudiartha
tuahtalino Vol 15, No 2 (2021): TUAH TALINO
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/tt.v15i2.3916

Abstract

Penelitian ini mengungkap tentang penggunaan bahasa Bali (BB) oleh masyarakat multietnis di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pilihan bahasa masyarakat etnis Bali dan masyarakat nonetnis Bali sehingga vitalitas BB dapat diketahui berdasarkan nilai rata-rata indikatornya. Vitalitas BB pada setiap indikatornya dideskripsikan dengan menerapkan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner yang memuat pilihan bahasa dan vitalitas bahasa. Tahapan pengolahan data kuantitatif dimulai dengan penyuntingan, pengodean, dan pemrosesan data dengan hitungan statistik deskriptif. Hasilnya, pada tujuh ranah penggunaan bahasa oleh responden etnis Bali sebagian besar memilih menggunakan bahasa Indonesia (BI) dan sebagiannya lagi memilih bahasa campuran (BC) antara BI dan BB, baik pada ranah formal maupun nonformal.Sementara itu, BB juga menjadi salah satu bahasa yang dipilih dan digunakan oleh responden nonetnis Bali pada ranah ketetanggaan, lingkungan kerja, pemerintahan, teransaksi, dan media sosial, sedangkan pilihan terhadap bahasa daerah lain (BDL) hanya digunakan pada ranah rumah tangga. Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun bukan merupakan masyarakat etnis Bali, responden mampu dan paham berkomunikasi menggunakan BB. Pada sepuluh indikator yang termasuk dalam vitalitas bahasa, BB pada indikator jumlah penutur, posisi dominan masyarakat penutur, sikap bahasa, pembelajaran, dan dokumentasi masuk dalam kriteria aman. Sementara itu, pada indikator kontak bahasa, bilingualitas, dan ranah penggunaan bahasa, BB masuk dalam kriteria stabil, tetapi perlu dirawat. Namun, pada indikator regulasi dan tatangan baru, BB masuk dalam kriteria mengalami kemunduran.
IKLAN POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH BALI 2018: KAJIAN SEMIOTIKA (Political Advertisement of Bali Election: Semiotic Study) Sang Ayu Putu Eny Parwati
Kandai Vol 16, No 1 (2020): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v16i1.1406

Abstract

Penggunaan bahasa pada ranah politik sebagai sarana kampanye bertujuan untuk mempromosikan tokoh politik. Bahasa iklan politik biasanya berisi ungkapan dalam bentuk kalimat imperatif dan deklaratif. Selain itu, iklan politik juga menampilkan tanda-tanda nonverbal yang mengandung mitos yang berkembang di dalam masyarakat. Penelitian ini mengungkap masalah makna tanda pada iklan politik Pilkada Bali 2018 melalui kajian semiotika Ronald Barthes. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan secara lugas makna tanda verbal dan nonverbal pada iklan politik pada Pilkada Bali 2018. Metode yang digunakan adalah metode simak dengan didukung oleh teknik rekam dan catat. Kajian ini menemukan bahwa pesan tanda verbal dan konvensi-konvensi yang ditampilkan pada iklan pilkada 2018 yang ditulis oleh berbagai elemen masyarakat, baik sebagai pendukung pasangan calon maupun lembaga formal di Bali pada umumnya memiliki makna yang hampir sama, yakni bertolak dari sosiokultural dan sosioreligius masyarakat Bali pada umumnya, seperti penggunaan BS, BJK, dan aksara Bali yang pada intinya harapan yang ingin dicapai adalah kedamaian dan keharmonisan Bali pada umumnya. Pada sisi yang lain, makna tanda nonverbal dalam bentuk ilustrasi, logo, warna, dan tokoh yang memiliki kekuatan makna masing-masing yang bersumber pada mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat Bali hingga saat ini, seperti tradisi Pengerebongan, warna putih, merah, dan hitam sebagai perlambangan warna dalam Trimurti, serta tokoh pahlawan nasional.The use of language in the political realm as a means of campaigning aims to promote political figures. The language of political advertising usually contains expressions in the form of imperative and declarative sentences. In addition, political advertising also displays nonverbal signs that contain myths that develop in society. This study revealed the problem of the meaning of the sign in the 2018 Bali regional election political advertising through the study of Roland Barthes's semiotics. The aim to be achieved in this research is to describe the meaning of verbal and nonverbal signs in political advertisements explicitly in the 2018 Bali regional election. The method used is the referral method supported by recording and recording techniques. This study found that the verbal signs and conventions displayed in the 2018 regional election advertisement written by various elements of society, both as supporters of the candidate pairs and formal institutions in Bali in general have almost the same meaning, namely from the sociocultural and socioreligious Balinese community in general, such as the use of BS, BJK, and Balinese script which is essentially the hope to be achieved is Balinese peace and harmony in general. On the other hand, the meaning of nonverbal signs in the form of illustrations, logos, colors, and characters who have the power of their respective meanings are based on myths that are still believed by the Balinese to this day, such as the tradition of Pengerebongan, white, red, and black as color symbolization in Trimurti, as well as national hero figures.
KELAYAKAN BUKU PELAJARAN MUATAN LOKAL BAGI SISWA KELAS ATAS (IV—VI) DI SD NEGERI DENPASAR Sang Ayu Putu Eny Parwati
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 18, No 1 (2020): Medan Makna Juni
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v18i1.2443

Abstract

Pengajaran bahasa, aksara, dan sastra daerah Bali wajib diajarkan pada tingkat pendidikan dasar hingga menengah yang diselenggarakan dalam pelajaran muatan lokal. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Bali tersebut mengarah pada tiga fungsi pokok, yaitu sebagai alat komunikasi, edukatif, dan kultural yang dapat dituangkan dalam sebuah buku teks pelajaran. Penelitian ini menelisik kelayakan buku teks pelajaran Bahasa Bali yang digunakan oleh siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri Denpasar. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui kelayakan buku teks pelajaran tersebut dengan penilaian yang mengacu pada kriteria-kriteria kelayakan sebuah buku teks pelajaran yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku Yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan. Pemeroleh data pada penelitian ini menerapkan metode studi pustaka dan observasi yang selanjutnya data diakumulasi melalui hitungan statistik. Tahap analisis penelitian ini menerapkan metode analisis kontens dengan teknik interpretatif. Penilaian terhadap kulit buku, bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir buku teks pelajaran yang berjudul Pradnya Sari tersebut memperoleh nilai sebesar 80%. Nilai tersebut dinyatakan bahwa buku teks tersebut sangat layak digunakan sebagai buku teks utama pelajaran Bahasa Bali yang digunakan oleh siswa SD kelas atas (IV, V, dan VI).