Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA TERHADAP KADAR PH DAN LAJU ALIRAN SALIVA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN Arumita Puspa Hapsari; Refni Riyanto; Oke Kadarullah; Susiyadi Susiyadi
Saintika Medika Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM2.6246

Abstract

Latar belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh adanya defek sekresi insulin ataupun distribusi insulin. Indonesia masuk ke dalam urutan ke-4 besar kategori Top Ten Countries/Territories For Number Of Adults With Diabetes. Berdasarkan IDF (2015), pada tahun 2040 akan terjadi kenaikan kasus diagnosis DM dari 415.000.000 menjadi 642.000.000 kasus. Kondisi hiperglikemia dapat mempengaruhi akumulasi saliva yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa mulut dan perubahan fisiologis kelenjar saliva yang dapat mempengaruhi produksi saliva baik komposisi saliva maupun laju aliran saliva yang berlanjut pada perubahan pH saliva. Evaluasi uji saliva berkala dimungkinkan dapat menjadi alternatif pemantauan prognosis terkait kondisi kesehatan oral pada penderita DMTujuan: Mengetahui hubungan antara kadar GDP terhadap kadar pH dan laju aliran saliva penderita DM tipe 2 di puskesmas 1 kembaranMetode: Penelitian analitik observasional dengan rancangan cross-sectional  yang melibatkan 28 penderita DM tipe 2 (total sampling), analisa uji korelasi pearson.Hasil: Karakteristik data rerata dari pH yang diperoleh adalah 6.86, sedangkan karakteristik data penelitian terkait rerata laju aliran saliva terstimulasi adalah 0.66 ml/min.Kesimpulan: Terdapat hubungan  (P = < 0.05) antara GDP terhadap pH (P value – 0.450 ) dan laju aliran saliva (P value – 0.471)Kata kunci : gula darah puasa, pH saliva, laju aliran saliva, komplikasi oral, penderita DM tipe 2
Pengaruh Pemberian Petidin Dan Fentanyl Sebagai Premedikasi Anestesi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Susiyadi Susiyadi; Refni Riyanto
Sainteks Vol 13, No 2 (2016): SAINTEKS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v13i2.1504

Abstract

Petidin dan fentanil pada saat ini sering digunakan untuk obat anestesi intravena. Keuntungan menggunakan kedua obat ini adalah mempunyai batas keamanan yang lebih besar karena dapat mencapai efek opioid yang diinginkan pada Sistem Saraf Pusat tanpa mendatangkan efek samping. Sedangkan kerugian anestesi intravena pada petidin dan fentanil, yaitu terjadinya hipoventilasi atau penurunan volume tidal serta hipotensi tetapi tidak terlalu banyak. Pada fentanil hipoventilasi dan hipotensi yang terjadi tidak seberapa dibandingkan petidin, serta efek analgesiknya yang lebih kuat dibandingkan petidin. Penelitian in bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian petidin dan fentanyl sebagai premedikasi anestesi terhadap perubahan tekanan darah. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok secara random sederhana, yaitu 15 orang pasien dimasukkan dalam kelompok petidin dan 15 orang pasien dimasukkan dalam kelompok fentanil. Instrumen penelitian menggunakan Alat monitor tekanan darah dan laju nadi, alat undian, spuit 3 cc, Petidin, Fentanil, lembar persetujuan pasien. Analisa bivariate menggunakan uji-t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna. Hasil penelitian yang didapatkan pada penelitian ini yaitu anestesi intravena dengan menggunakan fentanil mempunyai efek hipotensi lebih sedikit dibanding dengan menggunakan petidin. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara perlakuan petidin dan fentanil pada tekanan darah sistole, tekanan darah diastolik, tekanan darah MAP sebagai anestesi intravena pada menit ke 0 hingga 5 menit ke III. Kata kunci : tekanan darah, petidin, fentanil
HUBUNGAN ANTARA KADAR ALFA AMILASE SALIVA DAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN Ani Setiyowati; Refni Riyanto; Oke Kadarullah; Susiyadi Susiyadi
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Herb-Medicine Journal Oktober 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v1i2.2574

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Prevalensi Diabetes melitus (DM) terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. Menurut International Diabetes Federation, pada tahun 2014 jumlah penduduk dunia yang menderita diabetes melitus adalah sebanyak 415 juta dan diperkirakan pada  tahun  2040 akan meningkat menjadi 642 juta jiwa. Diagnosis diabetes melitus telah dilakukan secara rutin melalui pemeriksaan kadar glukosa darah dengan pengambilan sampel darah yang merupakan tindakan invasif. Saliva merupakan salah satu sampel klinis yang dapat digunakan sebagai alternatif skrining kadar glukosa darah dan bersifat non invasif melalui pemeriksaan kadar enzim alfa amilase saliva. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar alfa amilase saliva dan kadar glukosa darah puasa pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas 1 Kembaran.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 28 sampel dengan metode pemilihan total sampling. Selanjutnya data dianalisis menggunakan uji Pearson.Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan korelasi antara kadar alfa amilase saliva dan kadar glukosa darah puasa pada penderita diabetes mellitus tipe 2 bermakna secara signifikan (p=0.000).Simpulan: Terdapat hubungan antara kadar alfa amilase saliva dan kadar glukosa darah puasa pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas 1 Kembaran. Kata Kunci: alfa amilase saliva, glukosa darah puasa, diabetes mellitus tipe 2