Dwatmadji Dwatmadji
JURUSAN PETERNAKAN, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Feed Utilisation and Productive Performance Impact of Work on Female Ruminant (A Review) Dwatmadji, Dwatmadji
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 4, No 1 (2009)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.4.1.27-34

Abstract

ABSTRAKPengaruh kerja per se terhadap performans ternak betina sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Hal ini disebabkan karena hasil-hasil penelitian yang dipublikasi mempunyai variasi yang cukup lebar dalam beberapa hal, termasuk didalamnya adalah perbedaan dalam lama kerja, beban kerja, jenis pakan yang digunakan, dan lingkungan tempat penelitian dilakukan. Review ini akan mencakup beberapa hasil penelitian diseluruh dunia, terutama dari negara-negara berkembang yang sampai saat ini masih bergantung pada penggunaan ternak kerja betina. Pada review ini akan dibahas pengaruh kerja pada ternak betina terhadap penggunaan pakan (konsumsi pakan dan kecernaan) dan performans produksi (produksi susu, komposisi susu, berat badan, dan fisiologi reproduksi).Kata kunci: review, ternak kerja, betina, fisiologi.
Pengaruh Kerja “Melunyah” terhadap Kondisi Fisiologis pada Kerbau Rawa di Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu Dwatmadji Dwatmadji; Ipantri Ipantri
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 2, No 1 (2007)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.2.1.32-35

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini untuk mengevaluasi perubahan fisiologis ternak kerbau yang digunakan sebagai ternak pengolah lahan rawa yang akan ditanami padi lokal, yang dikenal sebagai sistem “melunyah”. Penelitian dilakukan di kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Propinsi Bengkulu. Jumlah keseluruhan kerbau yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor, yang telah dewasa tubuh, dan berumur rata-rata 3-8 tahun dengan kondisi Body Condition Score (BCS) 7-8, dan berat badan antara 175-225 kg. Parameter fisiologis yang diukur adalah temperatur rektal, respirasi, denyut nadi yang diukur pada pada periode yang berbeda, yaitupada saat kerbau sebelum “melunyah” (Pre-Kerja), saat kerbau “melunyah” (Saat-Kerja), dan setelah kerbau selesai “melunyah” (Post-Kerja). Hasil penelitian ditabulasikan dan rata-rata nilai fisiologis diuji dengan DMRT untuk mengetahui perbedaan antar mean. Untuk analisis statistik digunakan software SPSS version 11. Hasil penelitian menunjukkan1 bahwa semua parameter fisiologis yang diukur pada Saat-Kerja dan Post-Kerja secara nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding pengukuran pada Pre-Kerja. Rata-rata kenaikan parameter fisiologis saat ternak kerja dibanding sebelum ternak kerja adalah 1,05OC (temperatur rektal), 60,25 x/menit (respirasi) dan 47,4 x/menit (denyut nadi). Sedangkan perubahan fisiologis yang terjadi akibat “melunyah” termasuk dalam kategori kerja ringan, yang tidak berbahaya bagi ternak kerbau.Kata kunci: ternak kerja, kerbau, fisiologi
Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Daging Kuda pada Rumah Tangga di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera Utara I. Sihite; S. Kadarsih; Dwatmadji Dwatmadji
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.13.3.303-309

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumsi daging kuda pada rumah tangga di kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera utara. Dimana penelitian ini melihat apakah faktor jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, harga daging kuda, barang subsitusi, alasan mengkonsumsi daging kuda, suku, dan selera berpengaruh  terhadap konsumsi daging kuda. Metode penentuan subjek penelitian ditentukan secara purposive sampling (disengaja) dengan jumlah sampel sebanyak 99 kepala keluarga (KK). Metode analisis data yang digunakan yaitu regresi linier berganda yang dibahas secara deskriptif. Hasil regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel  umur, pendidikan, pendapatan, jenis kelamin, pekerjaan, jumlah anggota, barang subsitusi dan selera berpengaruh signifikan terhadap konsumsi  daging kuda, sedangkan variabel suku dan alasan berpengaruh secara negatif terhadap konsumsi daging kuda, dimana  p?0,05. Berdasarkan uji F, dimana F hitung sebesar 1,899 lebih kecil dari F tabel yakni 16,054 maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, harga, jumlah anggota, barang subsitusi, suku, alasan dan selera berpengaruh signifikan terhadap konsumsi daging kuda. Kata Kunci: daging kuda, konsumsi daging kuda
Pengaruh Ekstrak Melastoma malabathricum Terhadap Fisiologi Pada Kambing Kacang Yang Terinfestasi Haemonchus contortus. Wahyuti Ningsih; Tatik Suteky; Dwatmadji Dwatmadji
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 8, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.8.1.25-31

Abstract

ABSTRAKKambing Kacang merupakan ternak yang mudah terinfestasi cacing Haemonchus contortus sehingga perlu diberi pengobatan, pemberian antelmintik yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan antelmintik komersial, selain harganya mahal juga dapat menimbulkan resistensi. Oleh karena itu perlu dicari alternatif pengganti antelmintik komersial yang dapat berupa tanaman obat atau ekstrak tanaman. Tanaman yang mengandung tanin diketahui mempunyai efek sebagai antelmintik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ekstrak Melastoma malabathricum terhadap fisiologi pada kambing kacang yang terinfestasi Haemonchus contortus. Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari 5 ulangan sehingga jumlah ternak yang digunakan sebanyak 20 ekor kambing Kacang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap, dengan perlakuan sebagai berikut: P0 (Kontrol), P1 (Ekstrak Melastoma malabathricum 125 mg/kg BB/minggu), P2 (Ekstrak Melastoma malabathricum 250 mg/kg BB/minggu), P3 (Ivermectin super dengan dosis tunggal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun Melastoma malabathricum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap fisiologi ternak kambing. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak daun Melastoma malabathricum tidak berpengaruh terhadap fisiologi ternak.Kata Kunci: Kambing Kacang, Ekstrak Melastoma malabathricum, Haemonchus contortus,Fisiologi
Scrotal circumference dan Hubungannya dengan Ukuran Tubuh Kambing Kacang pada Sistem Pemeliharaan yang Berbeda Dwatmadji Dwatmadji; Tatik Suteky; Edwar Efrianto
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 3, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.3.1.10-14

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi ukuran lingkar skrotum pada Kambing Kacang umur 8, 12 dan 15 bulan serta hubungannya dengan ukuran tubuh. 114 ekor kambing Kacang jantan dibagi manjadi 3 kelompok, kelompok pertama terdiri dari 40 ekor , kelompok ke dua 37 ekor dan kelompok ke tiga 37 ekor. Masing-masing kelompok dibagi menjadi dua berdasarkan sistem pemeliharaannya (dikandangkan dan tidak dikandangkan). Variabel yang diamati adalah, lingkar skrotum, dan ukuran tubuh (berat badan, lingkar dada, panjang badan dan tinggi gumba). Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan Anova dan diuji lanjut dengan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkar skrotum kambing Kacang yang tidak dikandangkan nyata lebih besar (P<0,05) dibanding yang dikandangkan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada korelasi yang cukup tinggi antara lingkar skrotum dengan berat badan (r=0,76) , lingkar dada (r=0,77) dan panjang badan (0,56). Analisis regresi menunjukkan bahwa pada kambing Kacang umur 8 bulan, terdapat hubungan yang sangat nyata (P<0,001) antara berat badan dan lingkar skrotum, dengan persamaan y= 10,27 + 60 x (R = 0,57), hubungan tersebut menjadi melemah pada kambing Kacang umur 12 dan 15 bulanKata-kata kunci : lingkar skrotum, kambing kacang
Pengaruh Pemberian Pupuk Feses Sapi dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv.Mott) di Kabupaten Kepahiang W. A. Sulaiman; Dwatmadji Dwatmadji; T. Suteky
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.13.4.365-376

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pertumbuhan dan produksi rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv.Mott) dengan pemberian dosis yang berbeda.Penelitian dilakukan di Desa Tugu Rejo, Kec. Kabawetan, Kab. Kepahiang, Prov. Bengkulu dengan menggunakan Rancangan Acak  Kelompok (RAK), dengan 4 perlakuan P0 (Kontrol), P1(pupuk feses sapi 10 ton/ha), P2 (pupuk feses sapi 15 ton/ha) dan P3 (pupuk feses sapi 20 ton/ha) setiap perlakuan terdiri dari 6 ulangan dan mulsa kulit kopi setebal 2 cm. Variabel yang diamati meliputi pertumbuhan dan produksi rumput Odot. Data yang diperoleh di analisa dengan menggunakan sidik ragam (Anova), bila berpengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tinggi tanaman dan panjang daun namun berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap lebar daun dan berpengaruh sangat nyata (P<0,01)  terhadap jumlah anakan serta produksi bahan kering rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv.Mott). Kesimpulan penelitian ini dengan menggunakan dosis pupuk feses sapi 15 ton/ha + mulsa kulit kopi setebal 2 cm lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv.Mott).Kata kunci : Pupuk feses sapi, pertumbuhan, produksi, Pennisetum purpureum Cv.Mott
Respon Kelompok Ternak Sidodadi 2 di Kepahiang Bengkulu terhadap Pelatihan Pembuatan Medicated Blok yang Mengandung Antelmentika Alami untuk Mencegah Helminthiasis T. Suteky; Dwatmadji Dwatmadji; E. Soetrisno
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 12, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.12.4.424-431

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengetahuan peternak terhadap penyakit cacing dan penggunaan medicated block sebagai anti cacing/anthelmentika.  Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sebanyak 25 orang anggota kelompok ternak Sidodadi 2 dipilih sebagai responden. Data yang diambil adalah aspek perubahan pengetahuan yang di evaluasi dengan pre-post test, quisioner diberikan untuk melihat karaketristik responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 60% peternak berusia  produktif, kepemilikan ternak sekitar 4,5 ekor, lama beternak 5,9 tahun, Hasil penelitian menunjukkan bahwa treatment (penyuluhan dan pelatihan)  penyakit cacingan dapat meningkatkan pengetahuan dari  14,92 (tidak tahu) menjadi 39,72 (tahu) dengan efektifitas penyuluhan  yang dilakukan sebesar 88,07, sedangkan pengetahuan tentang medicated block meningkat sebesar 12,80 (dari 4,72 menjadi 17,52) dengan efektivitas penyuluhan sebesar 87,6.Kata kunci: helminthiasis, blok, anthelmentika alami
Pengaruh Pengencer Kuning Telur dengan Air Kelapa dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Semen Kambing Nubian Dwatmadji Dwatmadji; Siwitri Kadarsih; Edi Soetrisno; Yanti Fisniarsih
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 2, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.2.2.65-71

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pengencer kuning telur dengan air kelapa dan lama penyimpanan terhadap kualitas semen kambing Nubian. Kambing Nubian yang digunakan berjumlah dua ekor berumur + 6 tahun. Semen hasil koleksi diencerkan menggunakan berbagai level pengencer kuning telur dengan air kelapa (P1=100% kuning telur, P2=75% kuning telur + 25% air kelapa, P3=50% kuning telur + 50% air kelapa, P4=25% kuning telur + 75% air kelapa, P5=100% air kelapa), lalu disimpan untuk diuji kualitasnya baik secara makroskopik maupun mikroskopik pada saat lama penyimpanan 2 hari, 4 hari, 6 hari, dan 8 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semen kambing Nubian memenuhi syarat untuk diencerkan. Pengencer yang dapat mempertahankan kualitas semen kambing Nubian adalah pengencer 75% kuning telur dengan 25% air kelapa dan pengencer 50% kuning telur dengan 50% air kelapa, dan saat penyimpanan yang paling baik adalah selama dua hari.Kata kunci : kambing Nubian, pengencer, penyimpanan, kualitas semen
Pengaruh Bio-aktivator dan Lama Fermentasi terhadap Kualitas Organoleptik dan Fisik Fermentasi Lumpur sawit. Dwatmadji, Dwatmadji; Suteky, Tatik; Wahyudi, Tri
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.1.78-88

Abstract

The study aimed to evaluate the effect of bio-activators and length of fermentation on the quality of fermented palm sludge. In this research, a complete randomised design (CRD) factorial design with two factors was employed. The kind of bio-activator (F) is the first factor, and the length of fermentation (M) is the second: There are two varieties of the bio-activator factor: F1 = EM4 and F2 = Bionak. There are four fermentation times: M1 (one week of fermentation), M2 (two weeks), M3 (three weeks), and M4 (four weeks). Eight treatment combinations were repeated seven times from the two factors, for a total of 56 treatment combinations. The fermenting ration consists of 80% palm oil sludge and 17% rice bran the rest consists of dolomite, urea, molasses, minerals and salt. The parameters observed and calculated are colour, aroma, texture, presence of mold, pH and temperature as well as dry matter and organic matter content. The findings demonstrated that the organoleptic quality of palm oil sludge fermented with EM4 or Bionak exhibited brown colouration similar to that of fresh solid colour, a fresh sour aroma characteristic of fermented feed, softness (neither slimy nor lumpy), and the absence of mold after up to two weeks of fermentation. The results also showed a highly significant (P<0.01) of bio-activators used and the duration of fermentation and interaction between the two. pH up to 4 weeks fermentation less than 4.5, the longer the fermentation process, the less organic matter and dry matter there is.   Keywords: Solid, Fermentor, Colour, Aroma, Dry Matter   ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh bio-aktivator dan lama fermentasi terhadap kualitas lumpur sawit yang difermentasi. Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, yang terdiri dari 2 faktor dipergunakan dalam penelitian ini.Adapun Faktor  pertama adalah (F) jenis bio-aktivator  dan faktor kedua adalah lama fermentasi (M): Faktor  bio-aktivator  terdiri dati 2 jenis yaitu F1= EM4 dan F2= Bionak. Faktor Lama penyimpanan terdiri dari 4 yakni M1= Fermentasi selama 1 minggu M2=   2 minggu M3= 3 minggu dan M4= 4 minggu. Dengan demikian dari 2 faktor perlakuan tersebut terdapat 8 kombinasi perlakuan yang di ulang sebanyak 7 kali, sehingga total ada 56. Susunan ransum yang akan di fermentasi adalah lumpur sawit 80%, dedak padi 17 % sisa nya terdiri dari dolomit, urea, molases,  mineral dan garam. Parameter yang di amati dan di hitung adalah warna, aroma, tektur, keberadaan jamur, pH dan suhu serta kandungan bahan kering dan bahan organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi sampai dengan 2 minggu kualitas organoleptik sawit yang di fermentasi dengan EM4 atau Bionak menunjukkan warna coklat seperti warna solid segar, aroma Asam segar khas bau pakan fermentasi, Lunak (tidak menggumpal dan tidak berlendir) dan belum ada keberadaan jamur. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh  yang sangat nyata (P<0.01) bio-aktivator yang di pergunakan dan lama fermentasi serta interaksi keduanya. pH sampai dengan 4 minggu fermentasi kurang dari 4.5, semakin lama proses fermentasi terjadi penurunan bahan kering dan bahan organik.   Kata kunci: Solid, Fermentor, Warna, Aroma, Bahan Kering.