Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FORMULASI DAN UJI ANTI BAKTERI SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN MANGGA ARUMANIS (Mangifera indica L.) SEBAGAI ANTI BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Propionibacterium acnes D Prasetyorini; Isna Diana; Dwi Indriati
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.635 KB) | DOI: 10.33751/jf.v10i1.2072

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kelainan kulit berupa jerawat yang salah satu penyebabnya adalah bakteri S. aureus dan P. acnes. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa daun mangga mengandung senyawa bioaktif yang potensial sebagai antibakteri seperti  flavanoid, saponin, dan mangiferan. Perlu diteliti potensi ekstrak daun mangga dalam sediaan gel sebagai obat antijerawat. Tujuan penelitian ini adalah membuat formula sediaan gel ekstrak daun mangga arumanis berpotensi sebagai antibakteri S. aureus dan P. acnes dan memenuhi syarat farmaseutika. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 70%. Pengujian KHM dilakukan dengan metode dilusi agar , pengujian LDH menggunakan metode difusi sumuran. Sediaan gel dibuat dengan tiga konsentrasi penambahan ekstrak daun mangga arumanis yaitu formula F1 (20%), F2 (25%) dan F3 (30%). Basis gel digunakan sebagai kontrol negatif  dan acnol gel sebagai kontrol positif. Hasil penelitiaan menunjukkan ekstrak etanol 70% daun mangga memiliki nilai KHM sama untuk bakteri S. aureus maupun P. acnes yaitu pada konsentrasi 20%. Gel Formula 1 memiliki LDH terhadap  bakteri S. aureus dan P. acnes masing-masing 3,83±0,76 mm  dan  1,83±0,28 mm;   Formula 2 memiliki LDH terhadap  S. aureus dan P. acnes sebesar 6,83±0,28 mm dan 2,83±0,57 mm; Formula 3 memiliki LDH terhadap S. aureus dan P. acnes masing-masing sebesar 9,33±0,57 mm dan  3,00±0,5 mm. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa gel Formula 3 yang mengandung 30% ekstrak daun mangga adalah formula yang paling efektif terhadap S. aureus dengan Zona Penghambatan tertinggi 9,33 mm
UJI ANTIBAKTERI SEDIAAN OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb) TERHADAP Streptococcus mutans Oom Komala; Putri; Dwi Indriati
EKOLOGIA Vol 17, No 1 (2017): JURNAL ILMIAH ILMU DASAR DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.407 KB) | DOI: 10.33751/ekol.v17i1.832

Abstract

Pandanus amaryllifolius Roxb leaf has potential as an antibacterial. The research aims to know the ability of stocks to mouthwash scented pandan leaf extract inhibits Streptococcus mutans and in determining the fragrant pandanus phytochemicals compounds. Wide-Area Drag testing (LDH) mouthwash extracts was performed with a concentration of 15%, 17.5% and 20%. Test the phytochemical saponins, alkaloids, tannins and flavonoids qualitatively on 0.5 g powder. Testing stabilita include organoleptik observations of color, aroma, taste preparation, test the pH, specific gravity and viscosity. The results showed that the material of pandanus leaf extract mouthwash scented antibacterial nature against Streptococcus mutans with a concentration of extracts of 15%, 17.5% and 20% showed values of LDH consecutive 16.3 mm; 22.6 mm and 28.3 mm earlier in the week while in week 8 loss to the value of LDH is 12.5 mm; 15.5 mm; and 19.6 mm. The active compounds in the leaves of pandanus is alkaloids, saponins, tannins and flavonoids. Mouthwashes stored at 25-30 C for 8 weeks are relatively stable for color, flavor, taste, pH, specific gravity, and viscosity, compared to a temperature of 40oC.Key words: Pandan fragrance, Streptococcus mutans, mouthwash
Formulation and Evaluation of Anti-Acne Lotion Containing Red Ginger (Zingiber officinalle Roscoe) Essential Oil Dwi Indriati; Ike Y. Wiendarlina; Annisa S. Carolina
Pharmacology and Clinical Pharmacy Research Vol 3, No 3
Publisher : Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.19 KB) | DOI: 10.15416/pcpr.v3i3.19841

Abstract

Red ginger (Zingiber officinalle Roscoe) has been empirically used as antibacterial agent. This study was aimed to formulate anti-acne lotion containing red ginger essential oil and to evaluate its antibacterial activity against Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Extraction and distillation of 10 kg of red gingers were performed to obtain its essential oils. The lotions were prepared using oil in water (o/w) base with various concentration of red ginger essential oils, i.e., 2.5%, 5%, and 7.5%. The lotion was assayed to determine organoleptic, homogeneity, pH, viscosity, and irritation-inducing level. Antibacterial activity test was conducted using disk-difussion method. Results indicated that the 7.5% concentration exerted the strongest activity in inhibiting P. acnes (inhibition zone 12.4 mm) and S. epidermidis (inhibition zone 29 mm). In conclusion, anti-acne lotion containing 7.5% of red ginger essential oil was effective to control acne inducing bacteria and fulfilled the required standards.Keywords: Red ginger, essential oil, anti-acne, Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis
Efek Antidiabetes Fraksi Etil Asetat Ampas Tahu Pada Model Hewan Resisten Insulin Nina Herlina; Dwi Indriati; Mulyati; Yulianita; Elsa Fitria
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.501 KB) | DOI: 10.29244/jji.v5i1.185

Abstract

Ampas tahu telah menunjukkan efek antidiabetes pada model hewan yang diinduksi aloksan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antidiabetes fraksi etil asetat ampas tahu (FEAAT) pada model hewan resisten insulin. Ampas tahu diekstraksi dengan metode refluks menggunakan etanol dan HCl, kemudian difraksinasi menggunakan etil asetat. Mencit dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok normal, induksi, obat pembanding (Metformin), FEAAT1 (200 mg/kg bb) dan FEAAT2 (400 mg/kg bb). Mencit diinduksi resisten insulin dengan pemberian diet tinggi lemak dan glukosa selama 14 hari. kemudian diberikan bahan uji selama 14 hari. Pengujian efektivitas antidiabetes dilakukan dengan modifikasi Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Nilai Area Under Curve (AUC) diukur sebagai gambaran efek penurunan kadar glukosa darah. Data AUC yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji Analisi of varians (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai AUC kelompok FEAAT1 tidak memberikan perbedaan yang nyata (p > 0,05) dibandingkan dengan kontrol negatif, sedangkan kelompok FEAAT2 dan Metformin memberikan perbedaan yang nyata (p < 0,05). Jika dibandingkan dengan kelompok normal, kelompok FEAAT2 dan Metformin tidak memiliki pengaruh yang berbeda nyata (p > 0,05) sementara nilai AUC FEAAT1 berbeda nyata (p < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa FEAAT2 efektif sebagai antidiabetes pada model hewan resisten insulin.
UJI ANTIBAKTERI SEDIAAN OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb) TERHADAP Streptococcus mutans Oom Komala; Putri Nur’aini; Dwi Indriati
Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol 17, No 1 (2017): Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekol.v17i1.832

Abstract

Pandanus amaryllifolius Roxb leaf  has potential as an antibacterial.  The research aims to know the ability of stocks to mouthwash scented pandan leaf extract inhibits Streptococcus mutans and in determining the fragrant pandanus phytochemicals compounds. Wide-Area Drag testing (LDH) mouthwash extracts was performed with a concentration of 15%, 17.5% and 20%. Test the phytochemical saponins, alkaloids, tannins and flavonoids qualitatively on 0.5 g powder.  Testing stabilita include organoleptik observations of color, aroma, taste preparation, test the pH, specific gravity and viscosity. The results showed that the material of pandanus leaf extract mouthwash scented antibacterial nature against Streptococcus mutans with a concentration of extracts of 15%, 17.5% and 20% showed values of LDH consecutive 16.3 mm; 22.6 mm and 28.3 mm earlier in the week while in week 8 loss to the value of LDH is 12.5 mm; 15.5 mm; and 19.6 mm.  The active compounds in the leaves of pandanus is alkaloids, saponins, tannins and flavonoids.  Mouthwashes stored at 25-30 ° C for 8 weeks are relatively stable for color, flavor, taste, pH, specific gravity, and viscosity, compared to a temperature of 40oC. Key words: Pandan fragrance, Streptococcus mutans, mouthwash
Efek Antidiabetes Fraksi Etil Asetat Ampas Tahu Pada Model Hewan Resisten Insulin Nina Herlina; Dwi Indriati; Mulyati; Yulianita; Elsa Fitria
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jji.v5i1.185

Abstract

Ampas tahu telah menunjukkan efek antidiabetes pada model hewan yang diinduksi aloksan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antidiabetes fraksi etil asetat ampas tahu (FEAAT) pada model hewan resisten insulin. Ampas tahu diekstraksi dengan metode refluks menggunakan etanol dan HCl, kemudian difraksinasi menggunakan etil asetat. Mencit dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok normal, induksi, obat pembanding (Metformin), FEAAT1 (200 mg/kg bb) dan FEAAT2 (400 mg/kg bb). Mencit diinduksi resisten insulin dengan pemberian diet tinggi lemak dan glukosa selama 14 hari. kemudian diberikan bahan uji selama 14 hari. Pengujian efektivitas antidiabetes dilakukan dengan modifikasi Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Nilai Area Under Curve (AUC) diukur sebagai gambaran efek penurunan kadar glukosa darah. Data AUC yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji Analisi of varians (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai AUC kelompok FEAAT1 tidak memberikan perbedaan yang nyata (p > 0,05) dibandingkan dengan kontrol negatif, sedangkan kelompok FEAAT2 dan Metformin memberikan perbedaan yang nyata (p < 0,05). Jika dibandingkan dengan kelompok normal, kelompok FEAAT2 dan Metformin tidak memiliki pengaruh yang berbeda nyata (p > 0,05) sementara nilai AUC FEAAT1 berbeda nyata (p < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa FEAAT2 efektif sebagai antidiabetes pada model hewan resisten insulin.