Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENDERITAAN BATIN TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK “NYAI SOBIR” KARYA A.MUSTOFA BISRI SEBUAH TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Titik Wijanarti
SUAR BETANG Vol 11, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v11i2.6

Abstract

Pengarang menyampaikan sebuah dunia kepada pembaca melalui karya yangdiciptakannya. Berbagai persoalan seperti sosial, budaya, politik, ekonomi,dan psikologis dapat ditulis pengarang dalam sebuah karya sastra. Penelitianini menganalisis sebuah cerpen karya A. Mustofa Bisri yang berjudul ―NyaiSobir‖. Cerpen tersebut bercerita pergulatan batin tokoh setelah suaminyameninggal dan harus menanggung beban melanjutkan kehidupan pesantrenpeninggalan suaminya. Usianya yang masih muda membuat dia banyakmengalami pertentangan dan pergulatan batin antara keinginan pribadi,pandangan masyarakat, dan bebannya sebagai pemimpin sebuah pondokpesantren besar. Masalah-masalah psikologis apa yang dialamai tokohperempuan dan bagaimana dia mengatasi masalah tersebut menjadi fokusutama dalam penelitian ini. Kerangka teori yang dimanfaakan dalampenelitian ini adalah psikologi sastra dengan metode deskriptif kualitatif.Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh gambaran bahwaberbagai konflik batin yang dihadapi oleh tokoh tetap dapat diatasi dengsnsikap yang tetap mempertimbangkan norma dan nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.
KRITIK SOSIAL DALAM CERITA PENDEK PAK WALIKOTA KARYA IBNU H.S. : SEBUAH KAJIAN SEMIOTIK [Social criticism in short story “Pak Walikota” by Ibnu H.S.: A Semiotics Study] Titik Wijanarti
TELAGA BAHASA Vol 2, No 1 (2014): TELAGA BAHASA VOL.2 NO.1 TAHUN 2014
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v2i1.8

Abstract

Sebuah karya sastra diciptakan oleh seorang pengarang tidak dapat dilepaskan dari berbagai situasi sosial budaya ketika karya tersebut diciptakan.  Penelitian ini menganalisis sebuah cerpen berjudul “Pak Walikota” karya seorang sastrawan asal Kalimantan Tengah, Ibnu H.S.  Fokus analisis dalam penelitian ini adalah kritik sosial yang diungkapkan dalam cerpen tersebut.  Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kritik sosial apa saja yang disampaikan pengarang melalui cerpen “Pak Walikota”.    Untuk mencapai tujuan penelitian, metode dan teori yang digunakan adalah semiotik.  Berdasarkan analisis semiotik terhadap cerpen “Pak Walikota” karya Ibnu,H.S. diperoleh simpulan bahwa cerpen tersebut berisi kritik sosial khususnya kritik terhadap pejabat.  Kritik sosial tersebut antara lain adalah : pertama, dalam  proses pemilihan pejabat daerah sering diiringi dengan praktik-praktik kolusi dan korupsi.  Kedua, kebijakan seorang pejabat banyak dipenuhi oleh unsur-unsur yang berkaitan dengan kepentingan pribadi atau golongan. A literary work may not be separated from the variety of socio-cultural situations as the work was created by the author. This research analyzes the social criticism in short story titled “Pak Walikota” by Ibnu H.S. This research aims to describe the social criticism conveyed by the author by means of the short story “Pak Walikota”. In order to achieve the objectives of the research, the writer uses semiotics method and theory. Based on semiotic analysis to short story “Pak Walikota” by Ibnu H.S., concluded that the short story contains social criticism, especially criticism to officials. The social criticisms are, among others, first, there are many collusion and corruption practices in the process of local official elections. Second, official policies are fulfilled by the elements relating to the personal or group interests.
MEMBACA KEBERADAAN SASTRA DALAM KORAN LOKALPALANGKARAYA Titik Wijanarti
Kandai Vol 10, No 1 (2014): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.501 KB) | DOI: 10.26499/jk.v10i1.316

Abstract

Aktivitas kesastraan di sebuah daerah salah satunya dapat dilihat melalui rubrik kesastraan yang tersedia di media massa setempat. Penelitian ini meneliti keberadaan sastra pada empat koran lokal yang beredar di wilayah Kalimantan Tengah, khususnya kota Palangkaraya.  Keempat koran lokal tersebut adalah koran Kalteng Pos, Tabengan, Megapos dan Palangka Post.  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh simpulan bahwa sastra dalam keempat koran lokal di  Palangkaraya didominasi oleh bentuk cerita pendek. Genre lain yang ditemukan adalah cerita rakyat Kalimantan Tengah berupa legenda yang dimuat dalam Kalteng Pos dan Palangka Post. Secara tematik, karya sastra yang dimuat dalam empat koran lokal di kota Palangkaraya semuanya mengangkat kehidupan sehari-hari remaja. Kondisi ini diasumsikan sebagai pengaruh kehidupan pengarang yang berasal dari kalangan remaja
ASPEK-ASPEK SOSIOLOGIS NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY Titik Wijanarti
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 14 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.905 KB) | DOI: 10.26499/kc.v14i1.118

Abstract

The novel that raised or talked about the life of the Dayak’s people either as the background of the story or the main problem can be said is still a bit in the literary world of Indonesia. This study analyzed a novel which is based on the life of Dayak Meratus’s people of South Kalimantan titled Lampau by Sandi Firly. The focus of analysis in this research is the sociological aspects of the novel Lampau. In accordance with the problems and objectives of the study, the theoretical framework used in this research is the sociology of literature, especially sociology of literature that focuses on social issues in literary works. Based on the analysis of sociology of literature that has been done can be described four aspects of sociology in the novel that is the position and function of Balian in Meratus Dayak life, social gap of Meratus Dayak community, pesantren as an alternative social migration, and culture wander.