Dindin Samsudin
Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengetahuan Generasi Milenial Sunda Perkotaan terhadap Peralatan Dapur Tradisional Sunda Dindin Samsudin
SUAR BETANG Vol 16, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v16i2.242

Abstract

Many regional languages in Indonesia are threatened with extinction due to the decreasing number of the younger generations who use the language. There are only 13 regional languages that have more than one million speakers and most of the speakers are older generations. Sundanese language is one of that 13 languages. However, nowadays the Sundanese language is starting to be sidelined and abandoned by the younger generations, especially children. Based on the observations of Sundanese language observers currently, the number of children in Bandung who can speak Sundanese is less than fifty percent. This study aimed to reveal the urban Sundanese millennial generation’s knowledge on the Sundanese vocabulary of traditional kitchen utensils. This study needs to be done since the vocabulary of household appliances is the closest in the home domain. This research uses a quantitative approach with a survey method. The data analysis technique for the research problem is descriptive statistics (crosstab). The results showed that the knowledge of the urban Sundanese millennial generation on the vocabulary of Sundanese traditional kitchen utensils reached an average of 87.17%, which can be categorized as good. Although it is categorized as good, some respondents do not know the name of the kitchen utensils.AbstrakBanyak bahasa daerah di Indonesia terancam punah karena semakin berkurangnya generasi muda pemakai bahasa tersebut. Kini hanya terdapat tiga belas bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur di atas satu juta orang, itu pun sebagian besar generasi tua. Bahasa Sunda termasuk di antara tiga belas bahasa tersebut. Walaupun demikian, saat ini bahasa Sunda mulai dikesampingkan dan ditinggalkan oleh generasi muda, khususnya anak-anak. Berdasarkan pengamatan para pemerhati bahasa Sunda, saat ini jumlah anak-anak di Kota Bandung yang dapat berbahasa Sunda tidak sampai lima puluh persen. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penguasaan generasi milenial Sunda perkotaan terhadap kosakata peralatan rumah tangga di dapur tradisional Sunda. Hal ini perlu dilakukan karena kosakata peralatan rumah tangga merupakan kosakata terdekat yang ada di lingkungan rumah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Analisis data menggunakan statistika deskriptif (crosstab). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan generasi milenial Sunda perkotaaan terhadap kosakata peralatan rumah tangga di dapur tradisional Sunda mencapai rata-rata 87,17% sehingga dapat dikategorikan baik. Walaupun secara umum pengetahuan generasi milenial Sunda terhadap peralatan dapur dikategorikan baik, ada beberapa responden yang tidak mengetahui nama peralatan dapur tersebut.
PENGETAHUAN REMAJA SUNDA PERKOTAAN TERHADAP ISTILAH AKTIVITAS DI DAPUR TRADISIONAL SUNDA (The Knowledge of Urban Sundanese Teenagers in Terms of Activities in Sundanese Traditional Kitchen) Dindin Samsudin; Aef Saefullah
Sirok Bastra Vol 9, No 2 (2021): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v9i2.316

Abstract

Perkembangan zaman yang berimbas pada perubahan berbagai aspek kehidupan sangat memengaruhi ditinggalkannya bahasa Sunda oleh generasi muda. Jika kenyataan tersebut terus terjadi, tidak menutup kemungkinan dalam beberapa generasi ke depan, bahasa Sunda akan punah. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja Sunda perkotaaan terhadap kosakata istilah aktivitas rumah tangga di dapur tradisional Sunda. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penguasaan remaja Sunda perkotaan terhadap kosakata istilah aktivitas rumah tangga di dapur tradisional Sunda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Sampel penelitian dipilih sebanyak 86 orang secara purposive sampling yang berasal dari wilayah Bandung Raya. Teknik analisis data menggunakan statistika deskriptif (crosstab). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja Sunda perkotaaan terhadap kosakata istilah aktivitas rumah tangga di dapur tradisional Sunda mencapai rata-rata 70.5814% sehingga dapat dikategorikan cukup. Terdapat sekelompok remaja Sunda di perkotaan yang mengetahui keseluruhan istilah aktivitas rumah tangga di dapur tradisional Sunda yang ditanyakan, tetapi ada juga kelompok remaja lainnya yang hanya mengetahui beberapa istilah. The development of the times which impacted the changes in various aspects of life, significantly affected the abandonment of the Sunda language by the younger generation. If this fact continues, it is possible that in the next few generations, the Sunda language will become extinct. The problem discussed in this study is the knowledge of urban Sundanese teenagers in the vocabulary of the activities in Sundanese traditional kitchens. This study aims to reveal the mastery of urban Sundanese teenagers in terms of activities in Sundanese traditional kitchens. This study uses a quantitative approach with a survey method. 86 persons from Great Bandung areas were chosen purposively as the research samples. The data analysis technique used descriptive statistics (crosstab). The results showed that the knowledge of urban Sundanese teenagers in terms of household activities in Sundanese traditional kitchen reached an average of 70,5814% so it could be categorized as sufficient. There is a group of urban Sundanese teenagers who know all the terms of household activities in Sundanese traditional kitchens that asked, there is also another group of teenagers who only know a few.
PERSAMAAN BENTUK HIEM ACEH DAN TATARUCINGAN SUNDA Dindin Samsudin
Sirok Bastra Vol 2, No 2 (2014): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.781 KB) | DOI: 10.37671/sb.v2i2.41

Abstract

Dalam kesusastraan tradisional dikenal beberapa bentuk sastra lisan, di antaranya teka-teki (pertanyaan tradisional). Dalam kehidupan masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdapat sastra lisan yang berupa teka-teki, yaitu hiem. Sementara itu, dalam kehidupan masyarakat di Provinsi Jawa Barat terdapat juga sastra lisan yang berupa teka-teki, yaitu tatarucingan. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini berkenaan dengan persamaan antara hiem Aceh dan tatarucingan Sunda. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan persamaan bentuk dan isi antara hiem Aceh dan tatarucingan Sunda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta yang ada, kemudian disusul dengan analisis. Dalam penelitian ini terungkap bahwa terdapat beberapa hiem Aceh dan tatarucingan Sunda yang memiliki persamaan.
THE ROLE OF MEDIA IN SOCIALIZING INDONESIAN LANGUAGE TERMINOLOGY Dindin Samsudin
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 13, No 2 (2015): METALINGUA, EDISI DESEMBER 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.095 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v13i2.3

Abstract

FOREIGN language can influence Indonesian language a great deal for the society'sneed of a terms of reference for a symbol. The absence of a proper terms inIndonesian language for certain symbol encourages people to borrow foreignor local words to express their ideas. Such use would then spread out among theIndonesian speakers. To avoid it, Indonesian terminology was compiled butunfortunately it was not known yet by the Indonesian speakers. It resulted in thevast use of foreign words by the people. This article aims at describing the role ofthe media in introducing new words to the society using descriptive qualitativemethod and collecting data via literatur study. It showed that the media had asignificant role in socializing Indonesian terminology.