This Author published in this journals
All Journal JURNAL WALENNAE
nfn Fakhri
Balai Arkeologi Sulsel

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

IDENTIFIKASI RANGKA MANUSIA SITUS GUA BALANG METTI, KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN nfn Fakhri
WalennaE Vol 15 No 2 (2017)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1469.688 KB) | DOI: 10.24832/wln.v15i2.34

Abstract

Gua Balang Metti adalah salah satu situs gua yang ditemukan di kawasan budaya prasejarah Pattuku, Kabupaten Bone. Situs ini memiliki potensi tinggalan arkeologis yang baik, mengingat ditemukannya satu rangka manusia dalam kondisi sangat rapuh. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis manusia yang menjadi pendukung kebudayaan Situs Gua Balang Metti. Metode yang digunakan adalah ekskavasi dan analisis tulang rangka manusia dengan mengidentifikasi bagian-bagian rangka untuk penjelasan tentang jenis manusia yang menjadi penghuni gua Balang Metti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangka manusia situs gua Balang Metti dalah dari jenis manusia mongoloid dengan kebudayaan penutur bahasa Austronesia pada masa kurang dari 3000 tahun yang lalu. Penelitian ini telah memberi kontribusi awal dalam upaya mencari dan menelusuri jejak manusia pendukung kebudayaan gua yang sampai saat ini belum pernah ditemukan di Sulawesi.
ARKEOFAUNA KAWASAN KARST BONTOCANI KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN nfn Fakhri
WalennaE Vol 16 No 1 (2018)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.87 KB) | DOI: 10.24832/wln.v16i1.314

Abstract

This study aims to provide a description of the fauna that once interacted with a human in the Bontocani karst Area in Bone District. Of the few excavated sites providing data availability of bone fragments that can be analyzed by conducting comparative studies with existing faunal composition of the fauna. The method of data collection is by excavation at some sites in this Karst Area. The results of this study document a wide range of vertebrates in the Balang Metti fauna including fish, frogs/toads, lizards, snakes, birds, Strigocuscus, Ailurops ursinus, insectivorous bats, Sulawesi monkeys, rats, Sulawesi pigs, babirusa and Anoa. In some layers of culture, the absence of anoa, indicates the environmental change from the environment of the fields and the weeds to the wet rain forest environment around the site, along with the extinction of this fauna. Based on the identified fauna bone analysis, it is illustrated that past habitats and environments in Bontocani Karst area have not changed much. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran secara lebih jelas tentang fauna-fauna yang pernah berinteraksi dengan manusia pendukung kebudayaan yang ada di Kawasan Karst Bontocani di Kabupaten Bone. Beberapa situs yang telah diekskavasi memberikan ketersediaan data berupa fragmen tulang yang dapat dianalisis dengan melakukan studi komparasi dengan komposisi tulang fauna yang ada saat ini. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan ekskavasi di beberapa situs yang ada di Kawasan Karst ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar jenis fauna yang ditemukan di situs ini adalah fauna bertulang belakang antara lain: ikan, kodok/katak, kadal, ular, burung, strigocuscus, Ailurops ursinus, kelelawar pemakan serangga, monyet sulawesi, tikus, babi sulawesi, babi russa dan anoa. Pada beberapa lapisan budaya, tidak adanya temuan fauna anoa, menunjukkan perubahan lingkungan dari lingkungan padang dan ilalang menjadi lingkungan hutan hujan basah di sekitar situs, seiring dengan punahnya fauna ini. Berdasarkan analisis tulang fauna yang berhasil diidentifikasi digambarkan bahwa habitat dan lingkungan masa lampau di Kawasan Karst Bontocani tidak banyak mengalami perubahan.
IDENTIFIKASI AWAL DAN REKONSTRUKSI ASPEK BIOLOGIS TEMUAN RANGKA MANUSIA LJ-1 SITUS LEANG JARIE, MAROS, SULAWESI SELATAN nfn Fakhri; Budianto Hakim
WalennaE Vol 17 No 2 (2019)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/wln.v17i2.344

Abstract

The purpose of this study is to provide an explanation of the physical aspect reconstruction effort one of the human skeletal findings that once bathed the Maros karst area. The results of excavations in 2018 and 2019 found a human skeleton at the Leang Jarie Site (LJ-1) associated with the Toalian techonology stone tools and Austronesian earthenware, with age 2700 BP. Morphometric analysis of the LJ-1 framework on the skeletal part that remains and can be recognized, known that the sex is a male aged 35-40 years with a height of 166 cm, originating from the Austronetian nation. This framework is considered as important data and evidence of human presence as ancestors of the inhabitants of the Maros cultural region, which provides evidence of the relationship between the Austromelanes race (the Toalian people) and the Mongoloid race (Austronesian people). the technology found in one context with this framework is bone artifacts in the form of Bone point, Maros point, mollusca shell kitchen waste and some pottery fragments. The results of this study can provide a new perspective on racial interactions (Austromelanesoid  with Austronesian) in the past. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi penjelasan tentang usaha rekonstruksi aspek fisik salah satu temuan rangka manusia yang pernah mendiami kawasan karst Maros. Hasil ekskavasi  tahun 2018 dan 2019 menemukan rangka manusia di Situs Leang Jarie (LJ-1) berasosiasi dengan alat batu teknologi Toalian dan gerabah Austronesia, dengan umur 2700 BP. Analisis morfometri terhadap rangka LJ-1 pada bagian rangka yang masih tersisa dan dapat dikenali, diketahu bahwa berjenis kelamin adalah laki-laki, berusia 35-40 tahun dengan tinggi badan 166 cm, berasal dari bangsa Austronesia. Rangka ini dianggap sebagai data dan bukti penting kehadiran manusia sebagai leluhur penghuni wilayah budaya Maros, yang memberikan bukti terjadinya relasi antara ras Austromelanesoid (bangsa Toalian) dengan ras Mongoloid (bangsa Austronesia. Adapun teknologi yang ditemukan dalam satu konteks dengan rangka ini adalah artefak tulang berupa lancipan (bone point), artefak batu (maros point), sampah dapur cangkang moluska dan beberapa fragmen tembikar. Hasl penelitian ini dapat memberikan perspektif barun tentang intereaksi antara ras (Austromelanesoid dengan Austronesia) yang melahirkan suatu bentuk akulturasi buadaya yang terjadi pada masa lampau.