tidak untuk masyarakat Kelurahan Banten Kecamatan Kasemen yang terdapat satu Agama yang hidup di tengah masyarakat mayoritas yaitu Agama Buddha yang hidup di tengah masyarakat Muslim. Keduanya hidup saling berdampingan tidak pernah menimbulkan konflik atas dasar Agama. Keragaman ini membuat penulis tertarik untuk mencari tahu bagaimana komunikasi sosial pemeluk Agama Buddha dengan masyarakat muslim di Kelurahan Banten. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi yaitu : 1. Bagaimana proses komunikasi dan implementasi sosial pemeluk Buddha dengan masyarakat muslim di Kelurahan Banten? 2. Bagaimana pola komunikasi sosial pemeluk Buddha dengan masyarakat muslim di Kelurahan Banten? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam komunikasi pemeluk Buddha dengan masyarakat muslim di Banten? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi dan implementasi sosial pemeluk Buddha dengan masyarakat muslim di Kelurahan Banten, 2. Untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi sosial pemeluk Buddha dengan 203 204 Ulis Nawati dan TB. Nurwahyu masyarakat muslim di Kelurahan Banten, 3. Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat dalam komunikasi pemeluk Buddha dengan masyarakat muslim di Banten. Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan penelitian lapangan yang menggunakan penulisan deskriptif, dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah : pertama proses komunikasi sosial antar pemeluk Agama Buddha dengan Muslim menggunakan komunikasi primer dimana mereka berkomunikasi secara langsung tanpa menggunakan alat komunikasi, kedua pola komunikasi antar masyarakat Muslim dengan Buddha berpola pada komunikasi verbal dengan komunikasi non verbal. Adapun faktor yang menjadi penghambat kerukunan antar umat beragama adanya kesalahpahaman antar pemeluk Buddha dengan masyarakat muslim. Faktor pendukung, meski masih ada beberapa orang yang berkomunikasi kurang baik atas dasar kesalahpahaman kedua pemeluk agama saling berinteraksi, kedua agama saling mendukung satu sama lain di setiap hendak melangsungkan suatu acara, adanya kesadaran masyarakat tentang arti hidup beragama.