Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Role Of Tea Tree Oil as A Skin Antimicrobial : A Literature Study Dian Ardiana
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kesehatan Vol 5 No 1 (2021): FEBRUARY
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mhsj.v5i1.1921

Abstract

Background: Skin disease due to microorganism infection are still widely found in community. The infections can be caused by bacteria, viruses, fungi, and parasite. Tea tree oil often used as a herbal medicine in the treatment of skin diseases due to microorganisms. This literature study is conducted to review the role of tea tree oil as an antimicrobial in skin infections. Method: Fifteen indexed journals published from 2015 to 2020 about tea tree oil and skin infections, were included. From 15 journals, 9 journals discuss antibacterial activity of tea tree oil, 2 journals discuss antiviral activity, 9 journals discuss antifungal activity, and 1 journal discusses antiparasitic activity. All journals state that tea tree oil has an antimicrobial effect on microorganisms that cause skin infections. Result: From 9 journals, it was found that A. baumanni, P. aeruginosa, and C. acnes were the most sensitive bacteria to tea tree oil in terms of MIC and S. epidermidis was the most sensitive bacteria, seen from their inhibition zone. Eight journals state variations with significant differences in the activity of tea tree oil as an anti-fungal. Tea tree oil has stronger antibacterial activity than antifungal activity. It also has antiviral activity against HSV and antiparasitic on S. scabiei. Conclusion: The conclusion of this study is that tea tree oil has antimicrobial activity against microorganisms that cause skin disease, including bacteria, viruses, fungi, and parasite.  
Pengaruh terapi dupilumab pada dermatitis atopik sedang hingga berat Elaine Purnomo; Eka Narayana Chandra; Dian Ardiana
Majalah Kedokteran Andalas Vol 44, No 3 (2021): Online August 2021
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v44.i3.p%p.2021

Abstract

AbstrakDupilumab merupakan antibodi monoklonal yang bekerja spesifik sebagai antagonis reseptor-α IL-4 yang menghambat kedua pensinyalan IL-4 dan IL-13 pada reseptor IL-4. Dermatitis atopik merupakan kaskade inflamasi dimediasi Th2 yang memproduksi sitokin IL-4 dan IL-13. Inflamasi kronis kulit ini disertai dengan eksaserbasi dan remisi berulang dan ditandai lesi eksem yang pruritus, yang menganggu aktivitas serta kualitas tidur pasien di malam hari dan berakibat menurunnya kualitas hidup pasien. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi dupilumab pada dermatitis atopik sedang hingga berat; Metode: Artikel ini disusun berdasarkan review beberapa literatur yang berhubungan dengan pengaruh terapi dupilumab terhadap pengobatan dermatitis atopik sedang hingga berat; Hasil: Pada penelusuran literatur didapatkan pengaruh terapi dupilumab terhadap pengobatan dermatitis atopik sedang hingga berat berupa perbaikan indeks skor keparahan lesi serta peningkatan kualitas hidup pasien dermatitis atopik sedang hingga berat; Kesimpulan: Terdapat pengaruh terapi dupilumab terhadap perbaikan indeks skor keparahan lesi dan peningkatan kualitas hidup pasien dermatitis atopik sedang hingga berat.Kata kunci: Dupilumab; anti IL-4Rα; Dermatitis Atopik; Keparahan Lesi; Kualitas Hidup.
Perbandingan Efektivitas Terapi Injeksi Intralesi Triamsinolon Asetonida, 5-Fluorouracil Dan Kombinasi Keduanya Pada Perbaikan Keloid Ananda Rizki Dwi Putri Suhadi; Lukman Ariwibowo; Dian Ardiana; Duti Sriwati Aziz
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p619-631.2022

Abstract

AbstrakTujuan: Untuk mengetahui perbandingan efektivitas terapi injeksi intralesi triamsinolon asetonida, 5-fluorouracil dan kombinasi keduanya pada perbaikan keloid; Metode: Artikel ini disusun berdasarkan review beberapa literatur yang berhubungan dengan efektivitas terapi injeksi intralesi triamsinolon asetonida, 5-fluorouracil dan kombinasi keduanya pada perbaikan keloid; Hasil: Pada penelusuran literatur didapatkan ada perbaikan semua parameter pada setiap penilaian di ketiga kelompok. Perbaikan dalam hal tinggi bekas luka, vaskularisasi, dan kelenturan paling cepat terjadi pada kelompok TAC+5FU, yang signifikan secara statistik. Telangiektasis, hipopigmentasi dan atrofi kulit paling sering ditemukan pada kelompok TAC, sedangkan ulserasi kulit, hiperpigmentasi dan nyeri merupakan masalah yang umum pada kelompok 5-FU; Kesimpulan: TAC, 5FU, dan TAC+5FU semuanya efektif untuk perbaikan keloid. Kombinasi TAC+5FU terbukti memberikan manfaat seimbang, respon yang lebih cepat dan lebih manjur dengan efek samping yang lebih ringan bila dibandingkan dengan masing-masing monoterapi.Kata kunci: Keloid; Triamsinolon Asetonida; 5-Fluorouracil; POSAS; VSS