Sunarto Sunarto
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONSERVASI PANTAI TELUK KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR Sunarto Sunarto
Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.019 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13210

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) mempelajari karakteristik pantai Teluk Kupang, (2) mengidentifikasi jenis kerusakan pantai dan lokasi terjadinya, serta (3) menyusun model konseptual konservasi pantai yang sesuai dengan karakteristik pantai Teluk Kupang. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan kerusakan pantai, keunikan lanskap, dan kelangkaan biota. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Pantai Teluk Kupang memiliki karakteristik terkontrol struktur sesar; berbentuk cliff dengan gerong laut, gisik, dan rataan pasut; mengalami erosi gelombang yang didukung julat pasut 2,4 m, tipe empasan menggelora dan menunjam, arus surut (0,32 knot) lebih cepat daripada arus pasang (0,27 knot). (2) Ada empat kelas kerusakan pantai di Teluk Kupang, yaitu kerusakan yang telah terjadi (di Pantai Paradiso) akibat pembukaan hutan mangrove untuk tambak, kerusakan yang telah dan sedang terjadi (di Pantai Lasiana, Oesapa) akibat pembongkaran bagan-bagan perikanan laut, kerusakan yang sedang dan akan terjadi (di Pantai Kupang Lama) akibat erosi gelombang alami, serta kerusakan yang akan terjadi (di Pantai Pulau Kera) akibat hunian liar. (3) Model konseptual konservasi pantai mencakup konservasi dari aspek vegetative melalui rehabilitasi pantai dengan perlindungan pantai dengan bangunan turap, bronjong batu, beach nourishment, dan offshore breakwater, serta konservasi dari aspek hukum melalui penetapan Teluk Kupang sebagai kawasan pelestarian alam (taman wisata alam) dan Pulau Kera yang ada di dalamnya ditetapkan menjadi suaka margasatwa. 
SISTEM PENGELOLAAN WILAYAH PANTAI BERDASARKAN TINGKAT KERAWANAN BENCANA MARIN DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH Sunarto Sunarto
Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.289 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13250

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang dilaksanakan di wilayah pantai utara Tawa Tengah bertujuan (1) menemutunjukkan dan memetakan wilayah-wilayah pantai yang mengalami erosi, abrasi, sedimentasi, intrusi air asin, dan tsunami, (2) menaksir tingkat kerawanan bencana marin, dan (3) menyusun cara-cara pengelolaan wilayah pantai. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan bentuklahan dan posisinya terhadap garis pantai. Hasil yang diperoleh menunjukkan, bahwa erosi pantai terjadi pada satuan bentuklahan M3 (kompleks beting gisik dan swale), M4 (teras pantai terumbu), dan M6 (rataan pasut dan mangrove); abrasi terjadi pada DI (lerengkaki perbukitan); sedimentasi dan intrusi air asin terjadi pada MI (delta cuspate), M2 (delta kakiburung), M3, dan M6. Tingkat kerawanan I (sangat rawan) terjadi bada satuan bentuklahan M3, M4, M6, dan Dl; tingkat kerawanan (rowan) terjadi pada MI, M3, dan M6; tingkat kerawanan III (agak rawan) terjadi pada DI, M6, F2 (daiaran aluvial) dan M2; serta tingle-at kerawanan N (tidak rawan) terjadi pada M2, M3, M5 (gisik saku), V3 (kipas aluvial gunungapi), dan V4 (lerengkaki gunungapi). Cara pengelolaan wilayah pantai Ml, M2, dan M6 dilakukan dengan penanaman jenis api-api dan bakau, pada M3 dengan penanaman jenis tapak kaki kambing, pada F2 dilakukan pembuatan imbuhan buatan, pada M2 dilakukan pembuatan tambak sistem surjan dengan tanaman melati pada punggungan dan ikan pada ledokan, pada M4 dengan pembiakan terumbu karang, terutama karang cabang, serta pada D1 dengan peletakan bongkah-bongkah batu dan pembiakan terumbu karang.