Setyawan Purnama
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DISTRIBUSI AIRTANAH ASIN DI DATARAN PANTAI KOTA SEMARANG DAN KESEDIAAN MEMBAYAR PENDUDUK DALAM PERBAIKAN KONDISI SUMBER AIR Setyawan Purnama
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.845 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13287

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini rnempunyai empat sujuan. Pertama, mengidentifikasi dan menganalisis kondisi kualitas airtanah. Kedua, menganalisis faktor faktoryang menyebabkan terdapatnya airtanah asin di daerah penelitian. Ketiga, mengidentifikasi dan mengana-lisis daerah-daerah yang masih mempunyai kandungan air tawar dan keempat, menghitung dan menganalisis besarnya kesediaan membayar (WTP) penduduk di daerah penelitian dalam perbaikan kondisi sumber air. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengambilan 59 sampel airtanah dan empal sampel air sungai. Disamping flu, juga dilakukan pengukuran geofisika permukaan di 30 titik dan wawancara terhadap 118 responden. Penentuan sampel airtanah dilakukan secara stratified random sampling, sedangkan penentuan sampel air sungai, titik pengukuran geofisika permukaan dan pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling.Untuk mengidentifikasi dan menganalisis kondisi kualitas airtanah digunakan analisis spasial dan analisis statistik. Untuk menganalisis distribusi air asin digunakan metode Revelle dengan menghitung rasio 1C11/(11-1CO3-j-F [C01]), sedangkan metode Kloosterman dengan diagram Piper segiempat digunakan untuk menganalisis faktor penyebabnya. Untuk mengidentifikasi keberadaan air tawar dilakukan pendugaan geolistrik yang kemudian dianalisis menggunakan program Schlumberger O'Neil. Selanjutnya, untuk menghitung dan menganalisis besarnya kesediaan membayar (WTP) digunakan analisis CVM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa airtanah di daerah pantai mengandung DHL, kesadahan, kalsium, magnesium, nairium, kalium, klorida, sulfa! dan salinitas dalam konsentrasi tinggi. Kesimpulan ini juga didukung oleh hasil analisis statistik. Diketahuijuga bahwa sebagian besar airtanah di daerah penelitian telah tercemar air asin dengan tingkat keterpengaruhan yang bervariasi. Pencemaran air asin tersebut terutama disebabkan oleh air evaporit. Hasil analisis geolistrik menunjukkan bahwa di bawah lapisan air asin, dapat ditemukan lapisan air tawar dengan kedalaman dan produktivitas yang bervariasi. Selanjutnya, hasil analisis CYM menunjukkan bahwa penduduk daerah penelitian bersedia membayar perbaikan kondisi sumber air lebih tinggi daripada harga air dari PDAM yang berlaku pada saat ini.
PEMANFAATAN TEKNIK GEOLISTRIK UNTUK MENDETEKSI PERSEBARAN AIRTANAH ASIN PADA AKUIFER BEBAS DI KOTA SURABAYA Setyawan Purnama; Budi Sulaswono
Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.154 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13297

Abstract

ujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran airtanah asin di Kota Surabaya, menganalisis faktor penyebabnya dan mencari kemungkinan ditemukannya airtanah tawar pada akuifer tertekan. Untuk rnencapai tujuan tersebut dilakukan pendugaan geolistrik pada tujuh penampang dengan masingmasing penampang terdiri atas dua hingga tiga titik pendugaan. Untuk menganalisis hash pendugaan, data tahanan jenis hash pendugaan lapangan diinterpretasi dengan Program Schlumberger 0 Weil. Hasil interpretasi dapat ditentukan kedalaman dan ketebalan lapisan airtanah beserta sifat-sifatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kota Surabaya telah terdeteksi adanya airtanah asin dan airtanah payau, dengan jarak dari garis pantai dan ketebalan lapisan yang beniariasi. Faktor penyebab adanya airtanah asin dan airtanah payau tersebut adalah air fosil (connate water) Hasil lain dari penelitian ini adalah bahwa hingga kedalaman 150 meter dari permukaan tanah, tidak ditemukan akuifer tertekan yang mengandung airtanah tawar.
Analisis Kerusakan Lahan untuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai melalui Integrasi Teknik Penginderaanjauh dan Sistem Informasi Geografis Listumbinang Halengkara; Totok Gunawan; Setyawan Purnama
Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2714.535 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13421

Abstract

ABSTRAK DAS merupakan ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan sehingga perlu dikelola dan dijaga kelestariannya. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh Pemerintah, swasta,  maupun masyarakat dalam rangka pengelolaan DAS Namun demikian masih banyak DAS di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa yang berada dalam kondisi kritis. Salah satu DAS kritis yang ada di Pulau Jawa dan perlu untuk segera ditangani adalah DAS Blukar yang terletak di Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji kondisi limpasan DAS Blukar, (2) mengkaji kondisi erosi DAS Blukar, (3) melakukan analisis tingkat kerusakan lahan DAS Blukar, dan (4) merumuskan strategi pengelolaan untuk konservasi lahan di DAS blukar. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat 7 ETM+ dan citra SRTM sebagai data primer, dilengkapi dengan data sekunder berupa peta-peta pendukung, data statistik, dan hasil survey lapangan. Analisis limpasan dilakukan dengan metode overlay peta-peta parameter berdasar model Cook. Analisis erosi juga dilakukan dengan metode overlay pada peta-peta parameter sesuai pendekatan USLE. Analisis kerusakan lahan dilakukan dengan metode matching pada hasil analisis limpasan dan erosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAS memiliki kondisi limpasan tinggi. Hal ini ditunjukkan dimana DAS Blukar didominasi oleh kelas limpasan ekstrim (80,69%). Kecamatan yang paling rentan terhadap limpasan adalah Kecamatan Patean. Kondisi erosi di DAS Blukar cukup bervariasi, dimana yang paling dominan adalah kelas sangat ringan (36,40%). Kelas erosi sangat berat terdapat sekitar 17,93% dimana kecamatan yang paling rentan terhadap erosi adalah Kecamatan Sukorejo. Tingkat kerusakan lahan di DAS Blukar juga bervariasi, dimana yang paling dominan adalah kelas kerusakan sedang (49,21%). Namun demikian kelas kerusakan tinggi dan sangat tinggi juga cukup banyak dijumpai di DAS Blukar. Kecamatan yang paling rentan terhadap kerusakan lahan adalah Kecamatan Sukorejo dan Patean.  Upaya konservasi yang dapat dilakukan di DAS Blukar adalah penanaman kembali pada lahanlahan terbuka yang ada di daerah hulu, konversi lahan pertanian semusim menjadi tanaman tahunan terutama pada lereng-lereng diatas 40%, serta pengggunakan mulsa jerami dan penghalang dengan tanaman (perdu) pada tanaman pertanian. Secara teknik sipil, beberapa bentuk konservasi yang dapat diterapkan adalah guludan, teras kredit, bronjong, serta pembangunan dam penahan dan dam pengendali.  ABSTRACT Watershed is very important ecosystem, so it needs to be managed and preserved. Various efforts have been made either by the Government, private sector, or communities to manage the watershed in order to prevent its extinction. However there are many watersheds in Indonesia, especially in Java Island which are in critical condition. One of the critical watershed in Java Island and need to be managed is Blukar Watershed which located in Kendal Regency, Central Java Province. The purposes of this research are: (1) assess the surface run-off condition in Blukar Watershed, (2) assess the erosion condition in Blukar Watershed, (3) analyze the level of land degradation in Blukar Watershed,and (4) formulate management strategies for land conservation in Blukar Watershed.  Data source that used in this research are Landsat 7 ETM+ imagery and SRTM imagery as primary data, supported by secondary data from other maps, statistical data, and result of field survey. Surface run-off analysis performed using overlay method to every parameter maps based on Cook’s model. Erosion analysis also performed using overlay method to every parameter maps based on USLE.model. while land degradation analysis performed using matching method to the result of surface run-off analysis and erosion analysis. The results of this research show that Blukar Watershed has high potential of surface run-off. This indicated where Blukar Watershed dominated by extreme class of surface run-off (80,69%). The most vulnerable district from surface run-off is Patean.  Erosion in Blukar Watershed has various condition, where the most dominant class is very light (36,40%). Beside that there is about 17,93% of very wieght class of erosion. Sukorejo is the most vulnerable district from erosion in Blukar Watershed. The condition of land degradation in Blukar watershed also quite complex where the most dominant class is moderate (49,21%). However high class and very high class of land degradation also often found in Blukar Watershed. The most vulnerable districts from land degradation are Sukorejo and Patean.  Conservation efforts that can be applied in Blukar Watershed are replanting the bare lands (reforestation) in the uplands area of watershed, land conversion from seasonal agricultural to annual crops, especially on slopes steepness above 40%, and combination used of straw mulch and plants barriers (shrubs) in agricultural crops. In civil engineering method, some conservation forms that can be applied are guludan, credit terrace, bronjong, barrier dams, and control dams.