Ruang dan kehidupan perkotaan saat ini menampung dan menyatukan semua aspek yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Proses penilaian keberlanjutan selama ini tidak menjawab mengapa nilai keberlanjutan antar kampung sangat beragam, hal ini terutama disebabkan karena hubungan antar teori dan praktek penilaian keberlanjutan kampung belum terbentuk secara utuh. Penelitian berfokus pada identifikasi faktor-faktor keberlanjutan fisik pada kampung Arab, Kampung Pecinan, dan Kampung Kebalen di Kecamatan Klojen, Kota Malang. Kemudian, dilakukan evaluasi menggunakan metode Fuzzy Logic untuk mengetahui tingkat keberlanjutan kampung-kampung kota tersebut. Wilayah studi secara umum memiliki ciri-ciri bukan merupakan wilayah kumuh, bukan merupakan permukiman formal, memiliki fasilitas pendukung minimal, dan memiliki nilai-nilai kelokalan. Nilai faktor-faktor keberlanjutan fisik Kampung Arab yaitu: compactness: 0,73 (Baik); connectivity: 0,63 (Sedang); density: 0,63 (Sedang); mix land use: 0,76 (Baik). Nilai faktor-faktor keberlanjutan fisik Kampung Pecinan yaitu: compactness: 0,63; connectivity: 0,34 (Sedang); density: 0,58 (Sedang); mix land use: 0,17 (Buruk). Nilai faktor-faktor keberlanjutan Kampung Kebalen yaitu: compactness: 0,58; connectivity: 0,36 (Sedang); density: 0,1 (Buruk); mix land use: 0,26 (Buruk). Tingkat keberlanjutan Kampung Arab (Medium-High) lebih tinggi daripada tingkat keberlanjutan Kampung Pecinan (Medium) dan Kampung Kebalen (Medium-Low).Kata kunci: kampung, faktor keberlanjutan, tingkat keberlanjutan, fuzzy logic