Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemetaan Kebakaran Hutan Dan Lahan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Agus Sarwo Edi; Agnesia Putri Kurnianingtyas
Jurnal Planologi Vol 17, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v17i2.12606

Abstract

ABSTRACT                                                                           Forest and land fires are one of the main factors in forest destruction, so as in Tanah Bumbu District, South Kalimantan Province. It always occur every year especially during the dry season. This study aims to obtain the distribution of the risk area for forest and land fires in Tanah Bumbu District and to map the areas based on their level of forest and land fires vulnerability using geographic information system. Geospacial modelling to map the vulnerability of forest and land fires uses six parameters, those are hotspot distribution, land use and land cover, topography, hydrology (river accesibility), rain fall, and demographic and settlement accesibility data. The analytical method used are overlay, skoring, and descriptive method.    The results of this study indicate that the vulnerability of forest and land fire in Tanah Bumbu district consists of five classes, those are secure zone of 166.570, 21 ha (32,87%), not vulnerable zone of 159.477,86 ha (31,47%), a bit vulnerable zone of 97.297,33 ha (19,2%), vulnerable zone of 59.862,88 ha (11,81%), and a verry vulnerable zone of 23.487,68 ha (4,63%). Land cover with high risk of forest and land fire are shrubs, dry land agriculture, secondary forest, plantations, and plantation forests. While Kecamatan Satui and Kecamatan Kusan Hulu area the area that very vurnerable.Keywords: forest and land fires, vurnerability, geospatial modelling, geographic information system ABSTRAKKebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu faktor utama dalam kerusakan hutan, begitu pula di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Setiap tahun kebakaran hutan dan lahan selalu terjadi, terutama pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sebaran daerah resiko kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Tanah Bumbu serta memetakan daerah rawan kebakaran hutan dan lahan berdasarkan tingkatan kerawanannya menggunakan sistem informasi geografis. Pemodelan geospasial untuk membuat peta kerawanan menggunakan enam parameter yaitu sebaran hotspot, penggunaan lahan dan tutupan lahan, topografi, hidrologi khususnya aksesibilitas terhadap sungai, curah hujan, serta data demografi dan aksesibilitas permukiman. Metode analisis yang digunakan adalah metode tumpang susun (overlay), pembobotan, dan deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerawanan kebakaran hutan di kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari lima kelas yaitu daerah aman seluas 166.570, 21 hektar (32,87%), daerah tidak rawan seluas 159.477,86 hektar (31,47%), daerah agak rawan seluas 97.297,33 hektar (19,2%), daerah rawan seluas 59.862,88 hektar (11,81%), dan daerah sangat rawan seluas 23.487,68 hektar (4,63%). Tutupan lahan yang paling sering terjadi kebakaran hutan dan lahan adalah belukar, pertanian lahan kering, hutan sekunder, perkebunan, dan hutan tanaman. Daerah paling rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan adalah Kecamatan Satui dan Kecamatan Kusan Hulu.Kata Kunci: kebakaran hutan dan lahan, kerawanan, pemodelan geospasial, sistem informasi geografis
Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Colo, Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Nova Ayu Wardani; Agnesia Putri Kurnianingtyas
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.86 KB)

Abstract

Desa wisata menjadi salah satu upaya pengembangan desa yang berkembang pada satu dasawarsa terakhir. Termasuk pula di Desa Wisata Colo yang kini menjadi wisata unggulan Kabupaten Kudus. Salah satu prinsip desa wisata adalah pemberdayaan masyarakat agar masyarakat dapat berperan sebagai pelaku wisata sehingga dapat merasakan manfaat langsung pariwisata. Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata sangat berperan besar. Namun sejauh ini masih belum teridentifikasi bagaimana partisipasi masyarakat Desa Colo dalam mengembangkan desanya sebagai desa wisata. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan bagaimana partisipasi masyarakat di Desa Wisata Colo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi dilakukan baik melalui kelompok masyarakat seperti pokdarwis, gapoktan dan Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria maupun secara individu. Bentuk partisipasi masyarakat Desa Colo dalam pengembangan desa wisata yang mendominasi adalah partisipasi tenaga dan ide untuk inovasi wisata, yang dilanjutkan pada partisipasi uang dan materi terutama untuk hal-hal yang bersifat keagamaan dan budaya. Sedangkan faktor pendorong partisipasi masyarakat adalah faktor agama dan pelestarian budaya, diikuti oleh faktor ekonomi dan faktor kesadaran masyarakat