Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH KONDISI CUACA PENERBANGAN TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PILOT Abadi Dwi Saputra; Imam Muthohar; Sigit Priyanto; Magda Bhinnety
Jurnal Transportasi Vol. 15 No. 3 (2015)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.872 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v15i3.1752.%p

Abstract

Abstract In modes of transportation, air transportation is the mode that is very dependent on weather conditions, either the aircraft will take off and on the cruise, weather phenomena which are beyond the control of human existence are often inserted into the factors which may be the cause of a accident. This study was conducted to determine whether the differences as a pilot mental workload in the weather phenomenon condition that occurs when operating the aircraft in terms of differences pilot age. Mental workload measurements performed using the Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) method, this method using combine of three dimensions with their levels. The dimensions are time load, mental effort load, and psychological stress load. The results of studies showed that for overall, the level of the highest relative importance is the dimension of time, then all subjects have an agreement and assume that the time load is the most important factor in determining the level of pilot mental workload on the face weather conditions  were influential in the world of aviation, while for the most burdened condition or pilot mental workload in the highest level either for both group is when aircraft face of changing wind conditions. Keywords: mental workload, pilot age, weather condition, air transportation  Abstrak Transportasi udara merupakan moda yang sangat bergantung pada keadaan cuaca. Fenomena cuaca merupakan faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya suatu kecelakaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan beban kerja mental seorang pilot jika dihadapkan pada fenomena cuaca yang terjadi pada saat mengoperasikan pesawat udara berdasarkan faktor usia pilot. Pengukuran beban kerja mental dilakukan dengan menggunakan metode Subjective Workload Assessment Technique. Metode ini menggunakan tiga kombinasi dimensi dengan tingkatannya. Dimensi-dimensi tersebut adalah beban waktu, beban usaha mental, dan beban tekanan psikologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, tingkatan kepentingan relatif yang paling tinggi adalah dimensi beban usaha waktu sehingga semua subyek mempunyai kesepakatan dan menganggap bahwa faktor beban waktu merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan tingkat beban kerja mental pilot pada saat menghadapi kondisi cuaca. Sedangkan beban kerja mental pilot berada pada level tertinggi pada saat pesawat udara menghadapi perubahan kondisi angin. Kata-kata kunci: beban kerja mental, usia pilot, kondisi cuaca, transportasi udara
PENGKAJIAN TINGKAT BEBAN KERJA MENTAL PILOT PESAWAT TERBANG DALAM MELAKSANAKAN TAHAP FASE TERBANG (PHASE OF FLIGHT) Abadi Dwi Saputra; Sigit Priyanto; Imam Muthohar; Magda Bhinnety
Jurnal Teknik Sipil Vol. 13 No. 3 (2015)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.212 KB) | DOI: 10.24002/jts.v13i3.874

Abstract

Abstrak: Peristiwa kecelakaan pesawat terbang dapat terjadi pada tahap pengoperasian pesawat terbang, diawali sejak taxi, tinggal landas (take off), menanjak (climb), penerbangan jelajah (cruise), dan tahap pendaratan yang dimulai dari descent, awal pendaratan (approach) kemudian menyentuh landasan (touch down) sampai pesawat terbang berhenti di apron Bandar udara tujuan pendaratan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seperti apakah perbedaan beban kerja mental seorang pilot pada saat melaksanakan tahapan fase terbang (phase of flights). Pengukuran beban kerja mental dilakukan menggunakan metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT), metode ini menggunakan tiga kombinasi dari tiga dimensi dengan tingkatannya. Dimensi tersebut adalah beban waktu (time), beban usaha mental (effort), dan beban tekanan psikologis (stress). Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan, tingkatan kepentingan relatif yang paling tinggi adalah dimensi beban usaha waktu (time), maka semua subyek mempunyai kesepakatan dan menganggap bahwa faktor beban waktu (time) merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan tingkatan  beban kerja mental pilot, sedangkan untuk kondisi yang paling terbebani atau beban kerja mental pilot akan meningkat (level tertinggi) apabila pilot dihadapkan pada saat pesawat akan melakukan prosedur pendaratan (landing).
STRUKTUR DAN PROSES MEMORI Magda Bhinnety
Buletin Psikologi Vol 16, No 2 (2008)
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.793 KB) | DOI: 10.22146/bpsi.7375

Abstract

This paper describes structures and processes of human memory system according to the modal model. Sensory memory is described as the first system to store information from outside world. Short‐term memory, or now called working memory, represents a system characterized by limited ability in storing as well as retrieving information. Long‐term memory on the hand stores information larger in amount and longer than short‐term memory
MENGINTEGRASIKAN PSIKOLOGI MELALUI PERUMUSAN KEMBALI DOMAIN OBYEK STUDI Magda Bhinnety
Buletin Psikologi Vol 16, No 1 (2008)
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.709 KB) | DOI: 10.22146/bpsi.7494

Abstract

Psychology has been in the past and now is a fragmented science. One reason of the fragmentation is a disagreement about the subject matter of psychology. This paper attempts to review in detail the state of the subject matter disagreement. Analogy from conceptual integration in natural sciences can be used to integrate psychology. The author proposes that psychology should focus on human psychology only. Animal ar nonhuman organisms should not be a domain of psychological study but a domain of other sciences such as biology, zoology, entomology, wild life and animal sciences.