Kati Sriwiyati
Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan antara Kondisi Lingkungan, Status Gizi terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Pasien Dewasa (Studi Kasus di Puskesmas Jagasatru Kota Cirebon) Kati Sriwiyati; Faiz Tegar Pratita
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 1, No 2 (2014): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi ISPA di negara yang sedang berkembang sekitar 98% pada populasi umum. ISPAjuga merupakan penyakit tersering di Kabupaten Cirebon dan rata–rata menjadi 5 penyakit terbesar diPuskesmas yang berada di Kota Cirebon sebanyak 10,9%. Salah satunya di Puskesmas Jagasatru yang angkakejadian penyakit ISPA menduduki peringkat pertama dari sepuluh penyakit tersering di wilayah kerjanyadikarenakan banyaknya faktor resiko timbulnya ISPA. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakahterdapat hubungan antara kondisi lingkungan dan status gizi dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akutpada dewasa. Metode: Desain penelitian adalah observasional yang dilakukan dengan cara studi Case control.Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Populasi dimbil di Puskesmas Jagasatru KotaCirebon dengan sampel pasien yang menderita ISPA (80 sampel) maupun tidak menderita ISPA sebagai kontrol(80 sampel). Hasil: Setelah dilakukan uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan antara kondisi lingkungandengan kejadian ISPA (p=0,029), ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA (p=0,031).Kesimpulan: Ada hubungan bermakna antara kondisi lingkungan dan status gizi dengan kejadian ISPA.Kata Kunci: Kondisi Lingkungan, Status Gizi, ISPABackground: The prevalence of acute respiratory infection in developing countries around 98% in the generalpopulation. ARI is also the most common diseases in Cirebon and averaged into 5 biggest disease in the healthcenter in the city of Cirebon as much as 10.9%. One of them at the Puskesmas Jagasatru that the incidence ofrespiratory disease tops the list of the ten most common diseases in the working area due to many risk factorsfor the onset of ARI. Aim: The purpose of this study was to the correlation between environmental condition andnutritonal status in the incidence of acute respiratory infection among the adult. Methods: The study designwas observational and use of case control approach. Data were collected by interview using a questionnaire.Population taked from Puskesmas Jagasatru in Cirebon with patients suffering from ARI samples (80 samples)and does not suffer from ARI as a control (80 samples). Results: This study found there were tests found thatthere correlation between the incidence of acute respiratory infection environmental condition (p = 0,029),there was correlation between the incidence of acute respiratory infection nutritional status (p = 0,031).Conclusion: There was significant correlation between environmental condition and nutritional status with theincidence of acute respiratory infection.Ker words: Environmental condition, nutritonal status, acute respiratory infection
Gambaran Kadar Gula Darah dan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung di Klinik Jantung Cirebon Kati Sriwiyati; Edial Sanif
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 8, No 1 (2022): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia sebesar 32%. Penyakit jantung umumnya disebabkan adanya aterosklerosis dan proses degeneratif. Faktor resiko penyebab terjadinya aterosklerosis meliputi hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterol, merokok, pola hidup sedenter, dan obesitas. Faktor resiko tersebut dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien penyakit jantung.  Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kadar gula darah sewaktu (GDS) dan profil lipid pasien penyakit jantung di Klinik Jantung Cirebon. Metode: Penelitian observasional deskriptif dengan metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling pada pasien penyakit jantung yang berobat pada tahun 2020 yang memiliki data rekam medis lengkap. Hasil: Usia subjek sebagian besar adalah lansia awal dan lansia akhir (29%). Jenis kelamin laki-laki (53%) lebih banyak dibandingkan perempuan (47%). Sebagian besar mempunyai kadar GDS < 200 mg/dl  (86%). Sebagian besar subjek memiliki kadar kolesterol total < 200 mg/dl (61%) dan 15% memiliki kadar >240 mg/dl. Sebagian besar subjek memiliki kadar trigliserida < 150 mg/dl (54,0%), dan 0,4% memiliki kadar trigliserida >500 mg/dl. Sebagian besar subjek memiliki kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) 40 - 59 mg/dl (86%) dan 12% memiliki kadar  <40 mg/dl. Sebagian besar subjek memiliki kadar kolesterol low density lipoprotein (LDL) < 100 mg/dl (37%) dan 3% memiliki kadar ³190 mg/dl.. Simpulan: Kadar GDS dan profil lipid pada pasien penyakit jantung di Klinik Jantung Cirebon sebagian besar dalam rentang nilai normal, walaupun beberapa memiliki peningkatan kadar GDS dan profil lipid serta penurunan kadar kolesterol HDL.Kata Kunci : Gula darah sewaktu, Kolesterol total, Trigliserida, Kolesterol LDL, Kolesterol HDL, Penyakit jantung
STUDI IN VITRO ANTIVIRUS EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta C.) TERHADAP REPLIKASI VIRUS DENGUE Alvien Chaerul Umam; Dadan Ramadhan Apriyanto; Kati Sriwiyati
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 8, No 2 (2022): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Demam dengue dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) akibat DBD lebih dari 1% dikategorikan tinggi. Terapi untuk DBD yang digunakan saat ini tidak ada yang spesifik, prinsip utama adalah terapi suportif. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif pengobatan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa beberapa senyawa alam (polyphenol) dalam daun singkong memiliki peran sebagai antivirus sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun singkong terhadap replikasi virus dengue. Metode: Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian post test control group design. Penelitian ini menggunakan 6 kelompok, yaitu 2 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan terdiri dari  pemberian ekstrak dari daun singkong (Manihot esculenta C.) dengan konsentrasi bertingkat 10 µg/ml, 20 µg/ml, 40 µg/ml, dan 80 µg/ml. Kelompok kontrol yaitu kontrol negatif (K(-)) dan kontrol positif (K(+)), kontrol negatif yaitu pemberian Dimethyl sulfoxide (DMSO) 0,1%, sedangkan kontrol positif yaitu pemberian Cylosphorin A (CyA). Data diuji  menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil: Pada uji Kruskal Wallis terdapat perbedaan daya hambat ekstrak daun singkong dengan  konsentrasi  10 µg/ml, 20 µg/ml, 40 µg/ml, dan 80 µg/ml (nilai p = 0,005). Simpulan: Ekstrak daun singkong ( Manihot esculenta C.) memiliki daya hambat terhadap replikasi virus dengue.Kata Kunci: Manihot esculenta C., Virus Dengue, Ekstrak daun singkong. ABSTRACTBackground: Dengue fever and Dengue Hemoragic Fever (DHF) are caused by dengue virus, which belongs to the genus Flavivirus and family Flaviviridae. Case Fatality Rate (CFR) due to DHF more than 1% is categorized high. There is no specific therapy for DHF currently used, the main principle is suportive therapy. Therefore an alternative treatment is needed. Some research states that some natural compunds (polyphenols) in cassava leaves have an antiviral role so the objective of this research is to find out the inhibition of cassava leaves extract againts dengue virus replication. Method: The study was experimental with a post-test control group design research design. This study uses 6 groups, namely 2 control groups and 4 treatment groups. The treatment group consisted of cassava leaves(Manihot esculenta C.) extract with a concentration of 10 μg/ml, 20 μg/ml, 40 μg/ml, and 80 μg/ml. The control group was negative control (K (-)) and positive control (K (+)), a negative control is giving Dimethyl sulfoxide (DMSO) 0.1%, while positive control is giving Cylosphorin A (CyA). Data were tested using the Kruskal Wallis test. Result: In the Kruskal Wallis test there were differences in inhibition of cassava leaves extract concentrations of 10 μg/ml, 20 μg/ml, 40 μg/ml, and 80 μg/ml (p value = 0,005). Conclusion: Cassava leaves extract (Manihot esculenta C.) has inhibitory power against dengue virus replication.Keyword: Manihot esculenta C., Dengue Virus, Cassava leaves extract