Wahyudi Buska
Sulthan Thaha Saifuddin State Islamic University of Jambi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE MANAGEMENT OF LANGUAGE LABORATORY IN IMPROVING STUDENTS ARABIC COMPETENCE Wahyudi Buska; Mukhtar Latif; Risnita Risnita; Kasful Anwar Us; Yogia Prihartini
Arabi : Journal of Arabic Studies Arabi : Journal of Arabic Studies | Vol. 5 No. 1 June 2020
Publisher : IMLA (Arabic Teacher and Lecturer Association of Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.811 KB) | DOI: 10.24865/ajas.v5i1.249

Abstract

This study aimed to describe the success of the management of a language laboratory in improving students’ Arabic language competence. This was a qualitative descriptive study. The research findings show that the language learning process through the laboratory increased the students’ listening and speaking skill. The language learning process through the laboratory was supported by extracurricular activities. This activity also had a positive impact on language learning achievement of students who previously did not understand Arabic. Then, laboratory as a place for accommodating students’ talent such as laboratories was very helpful for students in the learning process; this was because the students could communicate directly with native speakers. The implementation of the development of teaching and learning activities using the Arabic language laboratory was directed to students through inservice training programs. The evaluation program was conducted by Arabic language lecturers to see the level of achievement obtained by students after finishing studying in two ways, namely competitive and non-competitive.
PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES TRANSMISI SOSIAL BUDAYA Wahyudi Buska; Yogia Prihartini
Nazharat: Jurnal Kebudayaan Vol 25 No 1 (2019): NAZHARAT: Jurnal Kebudayaan
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/nazharat.v25i1.12

Abstract

Pelaksanaan pendidikan merupakan warisan kebudayaan dari generasi kegenerasi agar identitasa masyarakat lebih terpelihara, Pendidikan dapat memebentuk seseorang lebih baik sebelum ia didik.Melalui pendidikanlah bagaimana dijarkan nilai-nilai kebaikan kepada seseorang, sehingga ia mengetahui mana yang baik, dan mana yang buruk. Di antara solusi yang yang perlu diperhitungkan adalah bagaimana upaya dalam membentuk kepribadian dan perubahan tingkah laku individu atau masyarakat. Pendidikan bernuansa budaya merupakan salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya masalah maraknya tawuran dan kerusuhan dan demonstrasi yang terjadi akhir-akhir ini. Pendidikan yang terdiri dari pendidikan formal dan pendidikan non formal merupakan elemen penting dalam menciptakan pendidikan bernuansa budaya tersebut. Dengan demikian pendidikan bernuansa budaya diharapkan dapat menghasilkan produk pendidikan yang menjunjung nilai-nilai budaya dan nilai-nilai kepribadian
PEMBELAJARAN BERBASIS SOSIAL DAN BUDAYA Yogia Prihartini; Wahyudi Buska
Nazharat: Jurnal Kebudayaan Vol 25 No 2 (2019): NAZHARAT: Jurnal Kebudayaan
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/nazharat.v25i2.21

Abstract

Pembelajaran merupakan suatu proses pembudayaan, dalam arti pembelajaran menjadi wahana untuk terjadinya penyampaian budaya ilmiah dan budaya kehidupan bangsa kepada siswa sebagai generasi penerus, terjadinya adopsi budaya ilmiah dan budaya kehidupan komunitas oleh siswa, serta pengembangan budaya dalam suatu komunitas. Namun, pembelajaran sendiri memiliki budaya – tradisi, asumsi, kaidah ilmiah, dll. yang menjadikan pembelajaran sebagai suatu sistem budaya tersendiri. Dari masa ke masa budaya pembelajaran mengalami perubahan, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi, dan beragam kebutuhan masyarakat. Dan masyarakat adalah kumpulan individu yang mengatur diri mereka menjadi kelompok tertentu. Untuk menjadi sebuah komunitas, kelompok tertentu harus memiliki kesamaan yang memungkinkan mereka untuk merasakan satu sama lain berbeda dari "kesamaan" mereka sendiri dan lainnya yang pada akhirnya membentuk budaya. Budaya adalah semacam perekat sosial (social cement) yang terdiri dari kebiasaan khas seperti, prinsip, cita-cita, sikap, kepercayaan dan cara berpikir. Jadi jelas perbedaan antara masyarakat dan budaya. Tanpa budaya tidak ada masyarakat, tidak ada komunitas tidak ada budaya