Rachman Effendi
Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS FINANSIAL HUTAN TANAMAN CAMPURAN MERANTI MERAH ( Shorea spp.) DAN KARET RAKYAT ( Hevea brasiliensis) DI HINAS KIRI KALIMANTAN SELATAN Budiningsih, Kushartati; Effendi, Rachman
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.122 KB)

Abstract

ABSTRACTUp to the present, the development of timber-producing forest plantations is not yet optimal and requires a relativelylong time. The purpose of this study is to analyze the financial feasibility of red meranti (Shore spp.) cultivation onhouseholds scale. Research object selected is red meranti plants which have been developed by community in thevillage of Hinas Kiri, Batang Alai District, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, South Kalimantan. Based on costbenefit analysis, the results showed that the cultivation of red meranti mixed cropping with rubber (Hevea brasiliensis) at the interest rate of 12% value obtained of NPV is of Rp 14,359,207.00, BCR of 2.70 and IRR of 18%. Cultivation is very sensitive to decreases in both production quantities and prices of rubber latex sap. This shows that the financial aspects of the cultivation of red meranti mixed cropping with rubber feasible to be developed.ABSTRAKSampai saat ini pembangunan hutan tanaman penghasil kayu pertukangan belum optimal. Usaha hutan tanamanpenghasil kayu pertukangan memang membutuhkan waktu yang relatif lama. Penelitian ini dilakukan untukmenganalisis kelayakan finansial usaha budidaya hutan tanaman penghasil kayu pertukangan jenis pola campurandengan karet (Hevea brasiliensis ) pada skala rumah tangga. Objek penelitian yang dipilih adalah tanaman merantimerah yang dikembangkan masyarakat di Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu SungaiTengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis biaya manfaat usaha budidaya meranticampuran karet yang dilakukan pada tingkat suku bunga 12% diperoleh nilai NPV sebesar Rp14.359.207 dengannilai BCR 2,70 dan IRR 18%. Usaha budidaya ini sangat sensitif terhadap penurunan baik jumlah produksi getahkaret maupun harga getah. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari aspek finansial usaha budidaya meranti merahcampuran karet layak untuk dikembangkan.
KAJIAN TATA NIAGA KAYU RAKYAT DI PULAU JAWA BAGIAN BARAT Effendi, Rachman
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KONTRIBUSI KAWASAN HUTAN DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN: STUDI KASUS PROPINSI JAWA BARAT Dwiprabowo, Hariyatno; Effendi, Rachman; Hakim, Ismatul; Bangsawan, Indah
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari kecukupan persediaan, baik jumlah maupun mutunya, aman merata dan terjangkau. Mengingat esensialnya masalah ketahanan pangan, pemerintah telah menetapkan bahwa ketahanan pangan sebagai urusan wajib dalam penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomer 38 Tahun 2007. Kawasan hutan secara tradisionil diketahui sebagai penghasil hasil hutan bukan kayu termasuk bahan pangan bagi masyarakat sekitar hutan. Perum Perum Perhutani dalam pengelolaan hutan di Pulau Jawa telah menerapkan kebijakan strategis berupa Pola Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) sejak beberapa tahun yang lalu yang membolehkan masyarakat untuk menanam palawija maupun tanaman tahunan di antara pohon yang ditanam. Dalam pola tersebut masyarakat diperbolehkan menanam palawija di antara tanaman kayu dan mendapat seluruh bagian dari hasil tersebut. Kajian ini dilakukan untuk melihat sejauhmana kawasan hutan memberikan kontribusinya pada ketahanan pangan. Kontribusi tersebut dilihat dari pangsa (share) volume produksi komoditas pangan (padi, jagung, dan kacang- kacangan) terhadap total produksi wilayah. Lokasi penelitian adalah Provinsi Jawa Barat dengan sampel lapangan di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sukabumi. Pengumpulan data dan wawancara dilakukan pada Perum Perum Perhutani, Dinas Tanaman Pangan dan instansi lainnya untuk memperoleh data dan mengetahui kebijakan masing-masing instansi terkait dengan ketahanan pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi pangan dari kawasan hutan cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun, secara total kontribusi produksi komoditas pangan (padi, jagung, kacang-kacangan) dari kawasan hutan menyumbang kurang dari satu persen dari total produksi Provinsi Jawa Barat. Peluang meningkatnya kontribusi tersebut masih terbuka dengan berbagai kebijakan strategis dan teknis. Kebijkan teknis berupa meningkatkan jarak tanam dan introduksi varietas unggul. Kerjasama jangka panjang antara Dinas Kehutanan, Perum Perum Perhutani, Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan Daerah perlu ditingkatkan untuk mencapai tujuan tersebut.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL HUTAN TANAMAN JELUTUNG (Dyera polyphylla ) DI KALIMANTAN TENGAH Budiningsih, Kushartati; Effendi, Rachman
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.222 KB)

Abstract

ABSTRACTJelutung is a potential crop for forest plantations. Development of jelutung plantation forests is not established yet. One of the contributing factors is the lack of data and information regarding feasibility study of jelutung plantation. The purpose of this research is to analyze financial aspect of cultivation of jelutung (Dyera polyphylla), particularly at households level. The research conducted at jelutung plant that developed by community in the village of Jabiren, Sub-district of Jabiren Raya, District of Pulang Pisau, Province of Central Kalimantan. The results showed that jelutung plantation is feasible both for monoculture and mixed cropping pattern with rubber. The monoculture system of jelutung plantation showed some parameters of financial aspects NPV, BCR, and IRR are Rp. 10,248,888,4.28 and 14.7% respectively. Mix plantation of jelutung and timber showed NPV, BCR, and IRR respectively are Rp.59,247,417; 5.35; and 24.1%. The calculation was based on interest rate of 12%.ABSTRAKJelutung merupakan salah satu jenis tanaman potensial untuk hutan tanaman. Pembangunan hutan tanaman jelutung untuk kayu pertukangan hingga saat ini belum optimal. Salah satu faktor penyebabnya karena kelayakan usaha pembangunan hutan tanaman jenis jelutung masih perlu dipromosikan melalui penyediaan data hasil analisis kelayakan finansial. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial hutan tanaman jelutung (Dyera polyphylla). Objek penelitian yang dipilih adalah tanaman jelutung yang dikembangkan masyarakat di Desa Jabiren, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ta- naman jelutung baik pola campuran dengan karet maupun pola monokultur, secara finansial layak untuk dikembang- kan. Tanaman jelutung pola monokultur memiliki NPV sebesar Rp 10.248.888, BCR sebesar 4,28 dan IRR sebesar 14,7 %.Tanaman jelutung pola campuran mempunyai NPV sebesar Rp 59.247.417, BCR sebesar 5,35 dan IRR sebesar 24,1%, pada tingkat suku bunga 12%.