Tadjuddin Noer Effendi
Professor, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengembangan Kepariwisataan : Sebuah Pendekatan Geografis Effendi, Tadjuddin Noer; ., Sujali
Majalah Geografi Indonesia Vol 2, No 3 (1989)
Publisher : Majalah Geografi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.597 KB)

Abstract

Akhir-akhir ini pariwisata merupakan kegiatan industri yang mendapat perhatian di Indonesia. Untuk menunjang pengembangan kepariwisataan diperlukan informasi, pelayanan dan publikasi. Geografi dapat memberikan masukan dalam identifikasi persediaan pengembangan kepariwisataan. Dengan menggunakan pendekatan sistem informasi geografi, geografiwan dapat membantu dalam inventarisasi persediaan kepariwisataan. Hasil akhir pekeijaan geografi adalah sistem informasi geografi pariwisata. Sistem ini, dapat digunakan untuk menyusun model kepariwisataan dan evaluasi pengembangan kepariwisataan.
Kesempatan Kerja Sektor Informal Di Daerah Perkotaan, Indonesia (Analisis Pertumbuhan dan Peranannya) = Employment Opportunity in Informal Sector in the Urban Areas, Indonesia (The growth and role analysis) Effendi, Tadjuddin Noer
Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988)
Publisher : Majalah Geografi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.327 KB)

Abstract

This paper deals with employment opportunities in the urban areas of Indonesia. The informal sector is present in almost every city in this country. The existence of the informal sector is usually associated with the lack of labour absorption capacity of the formal (modern) sector. The informal sector serves as a buffer against the lack of formal employment opportunities and the consequent unemployment. Nearly one third of the working force in Indonesia cities work in the informal sector Those active in this sector usually are in the fully economically productive age brackets. The Informal sector can serve as a buffer power against the employment opportunity and unemployment. This can be seen from the fact that nearly one third of the working labour in cities work at the informal sector. Whereas, those who are engaged in the informal sector are at the fully productive age.
Perkembangan Ekonomi, Sektor Informal, dan Kemiskinan di Kota Effendi, Tadjuddin Noer
Forum Geografi Vol 9, No 1 (1995)
Publisher : Forum Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota-kota mengalami perkembangan yang sukup pesat. Perkembangan ini akan terus berlanjut di masa datang. Perwujudan perkembangan kota tercermin dari tingginya tingkat urbanisasi, peningkatan perkembangan ekonomi yang ditandai dengan konsentrasi berbagai macam kegiatan ekonomi, terutama industri, jasa-jasa modern, dan perdagangan skala besar. Namun, dalam proses perkembangan kota itu senantiasa dihadapkan dengan berbagai macam persoalan. Saha satunya adalah terbatasnya kemampuan kota untuk menyediakan peluang kerja bagi penghuni yang terus bertambah dengan pesat. Upaya peningkatan ekonomi kota dengan modernisasi infrastruktur kota (perbaikan jalan, sarana perkantoran, listrik, telpon, dan sebagainya) dalam rangka menarik investor terus dilakukan, tetapi upaya tersebut kurang menunjukkan hasil yang memuaskan, khususnya dalam penciptaan peluang kerja di sektor formal (modern). Sehingga angka pengangguran di kota cenderung naik. Bersamaan dengan itu, muncullah gejala sektor informal dan kemiskinan di kota.
DO REMITTANCES “MAKE IT” FOR THEIR MEMBERS LEFT BEHIND? URBAN TO RURAL REMITTANCES BY MIGRANTS IN FOUR INDONESIAN CITIES Effendi, Tadjuddin Noer
Jurnal Populasi Vol 23, No 1 (2015)
Publisher : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.193 KB)

Abstract

This paper examines the nature, extent, and effect of remittances sent by urban migrants to home villages. More specifi cally it examines: the magnitude of remittances, type and background of migrants sending remittance, the extent of remittances sent, and the use of remittances. This study is carried out in four major cities in Indonesia that have experienced signifi cant infl ows of rural–urban migrants over the past few decades: Tangerang in Banten, Samarinda in East Kalimantan, Medan in North Sumatra and Makassar in South Sulawesi. Using survey data collected in 2008-2009, this study found that, over time, rural-urban migrants have an opportunity to save portion of their income that subsequently send the remittances out to home village. Rural-urban migrants seem need time to be older and reach a certain level of income before they begin to send remittance. Statistically, age is among personal backgrounds that have signifi cant effect on propensity to send or not send remittances. One of important social dimensions of rural-urban migration in many developing countries is its effect on household members, particularly household members or children left behind. This does not seem to be the case in four cities under study, where many urban-rural migrants are accompanied by their members (wives and children).
Perkembangan Ekonomi, Sektor Informal, dan Kemiskinan di Kota Effendi, Tadjuddin Noer
Forum Geografi Vol 9, No 1 (1995)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v9i1.522

Abstract

Kota-kota mengalami perkembangan yang sukup pesat. Perkembangan ini akan terus berlanjut di masa datang. Perwujudan perkembangan kota tercermin dari tingginya tingkat urbanisasi, peningkatan perkembangan ekonomi yang ditandai dengan konsentrasi berbagai macam kegiatan ekonomi, terutama industri, jasa-jasa modern, dan perdagangan skala besar. Namun, dalam proses perkembangan kota itu senantiasa dihadapkan dengan berbagai macam persoalan. Saha satunya adalah terbatasnya kemampuan kota untuk menyediakan peluang kerja bagi penghuni yang terus bertambah dengan pesat. Upaya peningkatan ekonomi kota dengan modernisasi infrastruktur kota (perbaikan jalan, sarana perkantoran, listrik, telpon, dan sebagainya) dalam rangka menarik investor terus dilakukan, tetapi upaya tersebut kurang menunjukkan hasil yang memuaskan, khususnya dalam penciptaan peluang kerja di sektor formal (modern). Sehingga angka pengangguran di kota cenderung naik. Bersamaan dengan itu, muncullah gejala sektor informal dan kemiskinan di kota.
Teori-Teori Geografi: Pemikiran Kearah Pengembangan Effendi, Tadjuddin Noer
Forum Geografi Vol 5, No 2 (1991): December 1991
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v5i2.4677

Abstract

Sampai saat ini masyarakat gcografi masih terlibat dalam pembicaraan dan perbedaan mengenai metodologi geografi. Patut diakui usaha itu telah melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam metodologi. Namun, tanpa disadari perdebatan yang cukup melelahkan itu telah melemahkan, bahkan ada kecenderungan meragukan kedudukan geografi sebagai cabang ilmu. Akibatnya, pengembangan teori-teori yang amat dibutuhkan dalam ilmu pengetahuan mengalami kelambatan.