Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PRODUKSI BIODIESEL KAPUK RANDU DAN UJI UNJUK KERJA DI MESIN DIESEL Seno Darmanto; Sri Utami Handayani; Margaretha Tuti Susanti; Windu Sediono
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 7 No 1 (2009): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v7i1.218

Abstract

This research is carried out to analyze the production of ceiba petandra biodiesel and performance examination in diesel engine. Production of ceiba petandra biodiesel is carried out with transesterification method and alkali catalyst. Transesterification reaction uses methanol and NaOH catalyst. The performance examination is carried out with engine test bed. Engine test bed consists of diesel engine, generator, load and instrumentation. Production of ceiba petandra biodiesel by transesterification method shows the conversion of ceiba petandra biodiesel reaches 90% in condition 50oC – 55oC and material composition consist of 80% of ceiba petandra oil, 20% of methanol and 2 gram NaOH per 100 ml methanol. The performance examination in engine test bed with biodiesel of ceiba petandra shows efficiency reach about 20% to mixture of biodiesel B5 and B10.
ANALISA PEMBENTUKAN KERAK GIPSUM DENGAN KONSENTRASI Ca²⁺ :3000 ppm DAN ADITIF Fe²⁺ Windu Sediono
TRAKSI Vol 11, No 2 (2011): TRAKSI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6381.638 KB) | DOI: 10.26714/traksi.11.2.2011.%p

Abstract

Pengerakan (scaling) merupakan masalah yang kompleks dan selalu terjadi di dalam suatu industri. Terjadinya kerak karena proses alami adanya realrsi kimia antara kandungan-kandungan yang tidak dikehendaki yang terlarut di dalam air seperti; Ca²⁺, SO₄⁻², CO₃⁻² dan Mg²⁺. Gipsum (CaSO₄2H₂O) adalah salah satu komponen utama dari kerak yang banyak dijumpai. Akibat adanya pengerakan ini akan merugikan yaitu mempertebal dinding pipa yang dilewati cairan dan dapat mempengaruhi laju aliran ataupun perpindahan panas. Oleh karena itu harus dilakukan pencegahan untuk menghambat pertumbuhan kerak dalam pipa tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan eksperimen tentang pertumbuhan kerak gipsum dalam pipa uji, dengan mereaksikan CaCl₂ dan Na₂SO₄ pada laju alir 30 ml/menit dan konsentrasi larutan 3000 ppm, Ca²⁺. Fe²⁺ ditambahkan kedalam larutan sebagai impuritas. Adapun pipa uji berisi empat pasang kupon terbuat dari kuningan karena tahan terhadap korosi. Pembentukan kristal gipsum dapat dilihat dari menurunnya nilai konduktivitas larutan pada waktu percobaan sehingga waktu induksinyapun dapat diketahui. Bentuk kristal gipsum dilihat dari hasil kajian morfologi yang dilakukan dengan menggunakan SEM, Massa kerak ditimbang untuk mengetahui pengaruh penambahan aditif terhadap massa kerak yang terjadi. Hasl penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan aditif Fe²⁺ 5 ppm memperpanjang waktu induksi 15,3%, menurunkan massa kerak 28,1 % dan penambahan aditif Fe²⁺ 10 ppm memperpanjang waktu induksi 46,1% menurunkan massa kerak 69 %. Aditif juga mempengaruhi morfologi kristal gipsum yaitu kristal menjadi lebih pendek tapi tidak merubah bentuk kristal, yaitu tetap orthorhombik.Keywords :Fe²⁺, Gipsum, Impuritas, Pencegahan Kerak