p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Metahumaniora
Fadly Rahman
Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SEJARAH DI ANTARA KELAMPAUAN, KEKINIAN, DAN KEAKANAN Fadly Rahman
Metahumaniora Vol 10, No 2 (2020): METAHUMANIORA, SEPTEMBER 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v10i2.27019

Abstract

AbstrakPada masa sekarang, sejarah kerap diadaptasi untuk berbagai kepentingan. Tujuannya tidak lain, dengan merekonstruksi masa lalu melalui beragam media (seperti film, novel, dan komik) diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman, bahwa: masa lalu selalu aktual. Dalam proses mengadaptasikan sejarah, kepakaran seorang sejarawan sejatinya amat diperlukan. Namun demikian, berbagai pengakuan terhadap sejarawan sebagai sebuah profesi nyatanya telah mengalami pergeseran. Perkembangan pengetahuan yang berjalan-iring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi disadari atau tidak justru berpeluang mereduksi makna asasi dari peran sejarawan itu sendiri. Artikel ini mencoba merumuskan kembali strategi dan metode akademik melalui pewacanaan sejarah publik dan sejarah interdisipliner sebagai upaya menyiapkan para sejarawan bukan hanya profesionalitasnya, melainkan vokasionalitasnya agar mereka memiliki keahlian terapan yang dibutuhkan dalam berbagai kebutuhan praktis saat ini.Kata kunci: sejarawan; profesi; vokasi; sejarah publik; sejarah interdisipliner   AbstractAt present, history is often adapted for various purposes. The aim is none other than that by reconstructing the past through various media (such as films, novels and comics) which are expected to foster understanding, that: the past is always actual. In the process of adapting history, certainly the expertise of a true historian is necessary. However, various acknowledgment of historians as a profession has, in fact, experienced a shift. The development of knowledge that goes hand in hand with the rapid development of information technology is realized or not likely to reduce the fundamental meaning of the role of historians themselves. This article tries to reformulate academic strategies and methods through public history and interdisciplinary history discourse as an effort to prepare historians not only for their professionalism, but also for their vocationality so that they have the applied expertise needed in various practical needs today. Keywords: historian; profession; vocational; public history; interdisciplinary history
"Bertumbuh dan Mengakar": Sejarah Pembudidayaan Ketela Pohon di Indonesia Fadly Rahman
Metahumaniora Vol 11, No 2 (2021): METAHUMANIORA, SEPTEMBER 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v11i2.35449

Abstract

Sebagai salah satu komoditas pangan nasional, ketela pohon (Manihot esculenta) banyak dimanfaatkan sebagai kebutuhan konsumsi massa. Budidaya tanaman ini tumbuh dan mengakar di berbagai daerah di Indonesia. Permintaan yang tinggi sebagai bahan olahan populer di sektor domestik dan industri turut meningkatkan produksi ketela pohon. Tanaman yang berasal dari Benua Amerika ini mulai dibudidayakan di kepulauan Nusantara sejak abad ke-16. Dari abad ke abad pertumbuhan ketela pohon telah mengakar menjadi komoditas khas pertanian Indonesia. Artikel ini mengulas perkembangan budidaya ketela pohon dari masa pra-kolonial hingga kontemporer. Dengan menggunakan konsep “pusat asal” (center of origin) dan “pusat keanekaragaman” (center of diversity) tanaman budidaya dari N.I. Vavilov, melalui artikel ini dikaji bagaimana diseminasi tanaman pangan dari kawasan Amerika Selatan dapat berkembang secara ekstensif sebagai komoditas pertanian dan konsumsi massa di Indonesia. “GROWING AND ROOTING”HISTORY OF CASSAVA CULTIVATION IN INDONESIA AbstractAs one of the national food commodities, cassava (Manihot esculenta) is widely used for mass consumption needs. The cultivation of this plant grows and takes root in various regions in Indonesia. The high demand as a popular food ingredient in the domestic and industrial sectors has also increased the production of cassava. This plant originating from the Americas began to be cultivated in the archipelago since the 16th   century. From century to century the growth of cassava has taken root into a typical Indonesian agricultural commodity. This article reviews the development of cassava cultivation from pre-colonial to contemporary times. By using the concept of “center of origin” and “center of diversity” of food crops from N.I. Vavilov, through this article discusses how the dissemination of food crops from the South America can develop extensively as an agricultural commodity and mass consumption in Indonesia.
Meneroka Kajian Makanan sebagai Wacana Lintas Disiplin Fadly Rahman
Metahumaniora Vol 9, No 1 (2019): METAHUMANIORA, APRIL 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v9i1.22870

Abstract

Sebagai bagian dari identitas budaya manusia, makanan memiliki jejak masa lalu yang panjang dengan jalinan kompleks berbagai aspek. Dalam kajian makanan, jejak dan jejalin itu berupaya dirumuskan melalui pendekatan lintas disiplin yang mengaitkan hubungan antarunsur, di antaranya lingkungan, sejarah, sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Hasil dari kajian makanan relevan untuk dijadikan sebagai bahan pemikiran serta kebijakan strategis untuk meretas masalah-masalah dalam mata rantai makanan. Artikel ini membahas wacana pemikiran kajian makanan sebagai suatu perangkat analisis untuk memahami permasalahan makanan sebagai identitas serta prospeknya untuk diterapkan di Indonesia sebagai disiplin dalam mengkaji kuliner Indonesia. As a part of human’s cultural identity, food has a long historical trail and complex interweaving of various aspects. In food studies,  those then defined through interdiciplinary approachment that connecting the relation interelements,  covering environment, history, social, culture, politic and economy. The outcome of food studies relevant to apply as food for thought and also strategic policies to rip open the food chains’ problems. This article discusses the discourse of food studies as an analytical tools to comprehend the problems of food as identity and also it’s prospect to apply in Indonesia as a discipline to study of Indonesian culinary.