Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Peran unit penghubung sebagai penyelaras informasi Tri Margono
Al Maktabah Vol 3, No 1 (2001)
Publisher : Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.137 KB) | DOI: 10.15408/almaktabah.v3i1.1708

Abstract

Peran unit penghubung (liaison office} sebenamya tidak berbeda jauh dengan hubungan masyarakat (public relation) yang telah dlkenal selama lnl. Tugas dan fungslnya adalah menjelaskan, mengangkat, mempromosikan, dan sekaligus memasarkan produk jasa yang telah dihasilkan. Peran tersebut lebih terarah pada pembinaan dan peningkatan sumberdaya manusia, baik dalam pengembangan ketrampilan dalam hal pengetahuan (ekonomi) maupun teknologi. Unit penghubung tidak hanya nyata bergerak di bidang informasi, tetapi bentuknya sangat bervariasi tergantung dari tujuan pengelolaannya. Unit penghubung dibentuk untuk menjembatani antara para tenaga ahli yang Ielah memiliki pengetahuan dengan para industriawan sebagai penguasa aplikasi teknologi. Oleh sebab itu kehadiran unit penghubung dalam penyelarasan lnformasi sangatlah penting, khususnya antara pusat dokumentasi dan informasi, perguruan tinggi, dan industri. Saat ini unit penghubung paling banyak dilibatkan pada perguruan tinggi asing, khususnya dalam penyebaran informasi dan perolehan siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi yang bersangkutan. Petugas yang tergabung dalam unit ini pada umumnya adalah orang asal daerah dimana perguruan tinggi tersebut berada. Suksesnya peran unit penghubung disini ditentukan oleh keahlian mereka dalam melakukan promosi. Sedangkan jalinan kerjasama bilateral antara industri dengan perguruan tinggi yang melibatkan unit penghubung, berbeda dengan tujuan perguruan tinggi secara murni. Kerjasama yang dibina lebih mengarah pada penimbaan ilmu atas apa yang pernah diperoleh. Ketrampilan yang diperoleh selama berada di lingkungan industri sangat bermanfaat bagi perkembangan staf pengajar dan mahasiswa. Sementara di tingkat perguruan tinggi sendiri, peranan dosen lebih terarah sebagai tenaga konsultan. Kata Kunci: Unit penghubung; Penyebaran informasi; Penyelarasan informasi
MEMASYARAKATKAN WAJIB SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM Tri Margono
BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi Vol. 20 No. 6 (1996): BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi
Publisher : Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil karya baik bentuk cetak maupun rekam yang dipublikasikan untuk umum, menurut Undang-Undang (UU) No. 4 tahun 1990 serta Peraturan Pemerintah RI (PP) No. 70 tahun 1991 wajib dilakukan serah simpan kepada Perpustakaan Nasional RI. Pemasyarakatn UU ini perlu dilakukan oleh pihak Perpusnas sebagai penanggungjawab atas pelestarian bahan pustaka yang ada di Indonesia.
TANTANGAN BAGI PENGINDEKS PROFESIONAL DI MASA DEPAN Tri Margono
BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi Vol. 24 No. 3-4 (1999): BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi (September-Desember)
Publisher : Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengindeks, tidak hanya mampu membuat indeks sesuai dengan thesaurus yang dipakainya sebagai acuan (standard), tetapi pengindeks harus mampu menganalisis tingkat kemanfaatan hasil olahannya.Menjelang tahun 2000 ini peranan pengindeks tetap eksis, walaupun teknologi informasi semakin berkembang setiap bulannya. Hal ini disebabkan hasil indeks yang telah dibuat dapat mencakup seluruh permasalahan yang ada dalam suatu pangkalan data, dan user sebagai pemakai informasi tidak perlu harus mendeteksi ulang informasi lain yang berhubungan dengan satu topik tertentu (tidak seperti pada foil-text yang selalu ditandai dengan see, see related, atau see also). Upaya untuk menghasilkan indeks yang bermutu harus dilakukan bersamaandengan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia yang ada dan membekali pengindeks dengan pendidikan khusus, sehingga pengindeks Indonesia dapat benar-benar matang sesuai dengan standard pengindeks dunia, apakah sebagai pengindeks terakreditasi atau pengindeks terdaftar.
MAJALAH BACA DI MATA PERS UMUM: SUATU ANALISIS Tri Margono
BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi Vol. 24 No. 1-2 (1999): BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi (Maret-Juni)
Publisher : Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Majalah BACA mendapatkan penghargaan khusus !SAl 1998, karena majalah ini konsisten dalam mengkaji berbagai perma­ salahan dibidang perpustakaan, dimana masalah tersebut memang jarang diungkap oleh pers. Umum. Majalah ini sejak awa/ berdirinya lebih ditujukan sebagai sarana penunjang program penelitian, pendidikan, dan pengajaran guna meningkatkan kegiatan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi diIndonesia. 0/eh karena itu sasaran majalah ini jelas sangat berbeda dengan penerbitan pers umum. Melihat dari hasi/ penilaian tim juri penghargaan tersebut majalah BACA, jelas sekali ter/ihat perbedaan diatas. Majalah ini dinilai cukup konsisten dalam menempatkan kebijakan redaksionalnya, walaupun sebenarnya majalah diatas telah mengalami perubahan wajah lebih dari empat kali, dengan struktur isi yang berubah­ ubah. Namun demikian majalah tersebut tetap konsisten dalam mengulas berbagai berita di bidang perpustakaan dokumentasi,dan injormasi. Tetapi, majalah BACA masih dinilai kurang menempatkan porsi yang seimbang dalam setiap /iputannya, baik antara tema, artikel maupun opini.
STRUKTUR INDEKS Tri Margono
BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi Vol. 22 No. 3-4 (1997): BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi (September)
Publisher : Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembuatan indeks dapat dilakukan oleh indekser denganmudah apabila bahan yang akan di indeks telah terkumpul. Indekserkemudian menyeleksi bahan-bahan tersebut sesuai dengan rencanapengindeksan yang telah dibuat. Indeks yang dapat dibuat bisa berupa: indeks subyek, indeks pengarang, indeks kata kunci, indeks geografi, dan sejenisnya. Tujuan pembuatan indeks diatas adalah untuk memudahkan user dalam memperoleh informasi yang terkandung dalam bahan tersebut serinci mungkin melalui kata-kata atau nomor-nomor penunjukkan tertentu tanpa membutuhkan waktu yang lama.
ASPEK PSIKOSOSIAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN KECEPATAN MEMBACA Tri Margono
BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi Vol. 21 No. 3-4 (1996): BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi (September)
Publisher : Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Membaca merupakan suatu kegiatan seseorang untuk memperoleh informasi atau pesan dalam bentuk bahasa tulisan atau lambang-lambang.Dalam membaca, berbagai perkembangan informasi yang ada haruslah secepat mungkin bisa ditangkap dan dipahami agar tidak ketinggalan darilajunya arus informasi lainnya.