Teknologi budidaya bawang merah yang ditawarkan, secara teknis, harus dapat memecahkan masalah yang dihadapi petani, dapat meningkatkan efisiensi usahatani, produktivitas, dan mutu hasil panen. Salah satu teknologi budidaya bawang merah adalah memanipulasi kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, yaitu dengan pemberian pupuk kompos dan pupuk daun.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh interaksi antara tingkat kematangan kompos dan pupuk daun terhadap  serapan N dan pertumbuhan serta hasil bawang merah (2) tingkat kematangan kompos dan pupuk daun yang mana yang memberikan serapan N dan pertumbuhan serta hasil bawang merah (Allium ascalonicum L.) terbaik, dan (3) korelasi antara serapan N dan pertumbuhan tanaman dengan hasil bawang merah. Penelitian dilaksanakan Desa Parereja Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes, dari bulan Juni sampai September 2012.Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), pola faktorial. Penelitian terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu tingkat kematangan kompos dan pupuk daun yang diulang 3 kali. Faktor pertama yaitu tingkat kematangan kompos (T) terdiri dari tiga taraf yaitu : t0 (kompos mentah), t1 (kompos agak matang), dan t2 (kompos matang). Faktor kedua yaitu pupuk daun (D) terdiri dari empat taraf yaitu : d0 (0 g Rosasol-N/l air), d1 (2 g Rosasol-N/l air), d2 (4 g Rosasol-N/l air), dan d3 (6 g Rosasol-N/l air).Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terjadi interaksi antara tingkat kematangan kompos dan pupuk daun terhadap bobot umbi segar dan bobot umbi kering per petak. Perlakuan kematangan kompos dan pupuk daun secara mandiri berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, serapan N tanaman, jumlah umbi per rumpun, bobot umbi segar dan bobot umbi kering per rumpun, (2) perlakuan kompos matang yang dikombinasikan dengan pupuk daun 4 g Rasasol-N/l air, memberikan pengaruh baik terhadap bobot umbi segar dan bobot umbi kering per petak yaitu 7,48 kg per petak dan 6,63 kg per petak, atau setara dengan 11,97 ton/ha umbi segar dan 10,52 ton/ha umbi kering, dan (3) terdapat korelsi positif yang signifikan antara tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun dan serapan N dengan bobot umbi segar dan bobot umbi kering per petak.